LimaPuluhTiga

7 4 0
                                    

Sepuluh sekawan yang sebenarnya tidak semua sekawan berkumpul di alun-alun kota sambil menikmati udara malam. Mereka berkumpul dengan berkelompok, masing-masing kelompok terisi dua orang. Aulia-Agil, Mario-Amel, Danial-Laras, Bastian-Ega, dan Wildan-Seno di tempat yang berbeda dan berjarak.

Alasan memilih berpasangan karna Mario ingin mengungkapkan sesuatu pada Amel, semua tahu maksud dari ungkapan Mario, akhir yang mereka nanti dan tunggu segera tercapai. Dua tahun lebih mereka menjalin hubungan tanpa status atau memang mereka hanya menunggu waktu yang tepat. Aulia tidak tahu karena sahabat satunya itu ketika ditanya selalu menjawab seadanya saja. Dia bilang dia juga bingung karna Mario tidak memberi kepastian, ingin melanjutkan sekedar teman, atau berhenti bersikap seolah memiliki hubungan.

Kadang-kadang Mario bersikap posesif dan cemburuan saat ada yang mendekati Amel. Tapi, ketika ditanya jawabannya selalu bilang bukan siapa-siapa. Agil sering menasehati Mario agar jangan menggantung perasaan orang lain. Di pikir dan di pertimbangkan sekarang Mario ingin memperjelas hubungan mereka. Dua tahun menunggu tanpa kepastian sangat tidak enak, bingung harus berbuat apa dan melakukan apa. Iya kalo ujangnya seperti kisah Mario dan Amel, coba beda kisah dengan orang lain yang malah ditinggal nikah. Jika iya, Amel sudah ancang-ancang untuk menyantet Mario dengan ganas.

Acara yang katanya sebuah kejutan sudah mereka rencanakan tanpa sepengetahuan Amel, Mario dengan ala-ala romantis ingin berduaan terlebih dulu, setelah menyatakan dan diterima barulah mereka akan menghampiri pasangan lama yang sudah jamuran itu untuk memberi bunga dan hadiah yang disiapkan Mario.

Kesan yang menurutnya romantis malah di sangkal teman-temannya dengan mengatakan terlalu alay dan lebay, sangat berlebihan dan norak. Meskipun sudah mengatai dengan kasar mereka tetap mengikuti aturan yang sudah Mario buat. Dan itulah alasan Aulia ingin jalan-jalan, yang dimaksud jalan-jalan adalah pesta kejutan khusus untuk hari jadian mereka.

Tidak usah geli karna ketiga sahabat Mario, Agil, Bastian, dan Wildan sudah duluan muntah mendengar nya. Acara pura-pura saatnya dimulai, mereka masih asik mengobrol sambil menunggu kode yang diberikan Seno.

Agil melihat Aulia yang sibuk memeriksa kamera yang dibawanya. Gadis itu sangat bersemangat dan ingin membagikan momen indah sahabatnya. Agil hanya diam memperhatikan, teringat kembali kejadian-kejadian lucu yang pernah mereka berdua alami.

"Maaf ya, kayaknya gue gak bisa romantis." Aulia melirik sesaat, teringat ternyata ada satu manusia disebelahnya.

"Kenapa?"

"Ya, gitu." Aulia tertawa melihat tingkah Agil yang terlihat kaku dan malu.

Di ingat-ingat memang memalukan, mereka jadian sangat absurd tiba-tiba saja sudah jadian dan saling jatuh cinta. Aulia dapat merasakan salah tingkah yang dirasakan Agil.

"Kok lama banget, tinggal bilang aja susah banget!" Agil memalingkan wajah beralih melihat bangku yang cukup jauh jaraknya, belum ada kode apapun dari Mario, tanda-tanda mereka berbicara saja tidak ada malah fokus pada ponsel sendiri.

"Sabar, orang grogi gitu susahlah nyari kata." Aulia terlihat tertawa, momen-momen seperti ini sangat lucu dan akan menjadi momen memalukan saat mereka sudah jadian beberapa bulan atau bahkan tahun. Tidak bisa dibayangkan saat mereka menonton video yang direkam Aulia nanti.

"Menurut lo, kira-kira pelaku nya bisa jadi mereka gak sih?" Sekali lagi, Agil melihat beberapa bangku yang jaraknya agak jauh darinya. Lima kursi yang berjejer satu arah penuh hanya untuk mereka.

Dari kejauhan terlihat, Mario dan Amel masih fokus pada ponsel, Wildan dan Seno hanya bengong, Ega dan Bastian sibuk tertawa bercanda, sedangkan Danial dan Laras hanya mengobrol biasa. Salah sebenarnya mencurigai mereka yang juga ikut terlibat dalam membantu, tapi ada benarnya juga karena bisa jadi mereka yang membantu, mereka jugalah yang memasang perangkap.

Tapi dari tampangnya apa mungkin iya? Atau mungkin mereka salah satu dari mata-mata yang mengetahui rencana mereka? Dilihat dari bentuknya tidak percaya karena Agil yakin seratus persen mereka semua bodoh. Tidak ada yang bisa merencanakan niat gila kecuali memang mereka psikopat. Jangankan ada niat psikopat membunuh nyamuk saja mereka tidak berani, malah membiarkan nyamuk mengigit mereka dan meminum darah hingga perut nyamuk hampir meledak. Mereka bilang tidak ada artinya hanya setetes darah saja harus diperebutkan sampai membunuh, aneh kan? Apa iya otak seperti itu seorang psikopat gila?

"Parah lo, bisa-bisanya berpikir gitu." Aulia menyenggol lengan Agil, tidak habis pikir dengan yang dikatakannya.

"Hey, bro. dont judge by its cover. Jangan menilai buku dari sampulnya." kata Agil sok berdramatis.

"Lo pikir orang yang takut bunuh nyamuk bisa berpikiran sejahat itu?" Aulia kembali mengingatkan kejadian waktu dimana mereka berdebat soal nyamuk. Pembahasan itu berlangsung sampai dua jam hanya untuk berdebat tentang orang jahat yang membunuh nyamuk hanya itu setetes darah.

"Ya, menurut lo setetes darah gak berarti?" Agil makin sewot.

"Gak, sih. Kalo lo ikhlas buat sedekah."

Agil berada di tim membenci nyamuk, tidak ada salah tiba-tiba saja di gigit, mana gigitannya sakit dan gatal membuatnya mendengar suara nyamuk saja ingin memusnahkan semua nyamuk di muka bumi. Sedangkan Aulia berada di tim satu lagi, menurutnya tidak sebanding dengan apa yang nyamuk ambil, ujungnya nyamuk itu kekenyangan dan akan mati. Jadi, itu hal yang imbas tidak perlu bermain kotor.

Belum sempat membalas Aulia berlari saat mendapat kode berupa lambaian tangan dari Seno. Dan rupanya mereka dari tadi berbicara dari WhatsApp.

Cukup lama untuk Mario berbicara, awalnya mereka hanya berkata sepatah dua patah membahas topik mereka tentang rencana selanjutnya. Habis itu diam seribu bahasa, nyali baku hantam nya seketika menciut didekat Amel, entah kenapa dia susah untuk berbicara bahkan bergerak pun tidak bisa.

Akhirnya ide muncul, dia mengeluarkan ponsel dan mengirim pesan untuk Amel. Amel yang melihat isi pesan dari Mario juga tidak berkutik, malah ikut membalas lewat pesan. Akhirnya cara menyampaikan perasaan lewat pesan. Cukup lama mereka membalas lewat ponsel sampai akhirnya Mario memberanikan diri untuk menyatakan cintanya.

Aulia bertugas membawa kamera dan diberi nama tim 1, Laras dan Danial bertugas membawa kado yang cukup berat dan besar dengan nama tim 2, sedangkan Bastian dan Ega kebagian tim 3 membawa kue, dan tim 4 dapat tugas membawa balon dengan tidak niat. Malu dilihat banyak orang.

"Cie, akhirnya!" Ega menggoda sahabatnya.

"Nih, ambil. Udah kayak acara lamaran aja!" Wildan menyerahkan balon dengan tulisan love my heart. Will you my girlfriend?

Acara yang heboh itu benar-benar seperti acara lamaran, dua cowok yang ditugaskan untuk membawa balon sedari tadi berusaha menahan malu dengan balon berwarna warni di tambah lampu kelap-kelip.

Mereka foto-foto didahului untuk pasangan baru jadian lalu berfoto ramai-ramai. Mereka kompak memaksa Amel untuk membuka kado berat yang dibawa Danial, mereka semua tidak tahu isinya karena semua itu disiapkan Mario sendiri.

"Buka! Buka! Buka!"

Karna di desak akhirnya Amel menuruti permintaan mereka, setelah dibuka itu adalah hadiah buku novel yang selama ini Amel cari. Terdapat enam novel dengan judul yang berbeda. Makin heboh karena mereka tahu Amel penggemar berbagai novel dengan genre thriller-action.

Mereka masih lanjut hingga tengah malam merayakan begitu meriah. Siapa yang tidak senang akhirnya mereka memiliki hubungan yang resmi? Tentu dengan Agil yang masih jengkel soal perdebatan mereka tentang nyamuk. Nanti akan Agil bahas kembali, pokoknya siapapun orang yang membela nyamuk tidak Agil maafkan.

Perihal nyamuk masih berlanjut.

Agil SaputraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang