DuaPuluhDelapan

15 3 0
                                    

Agil segera berhenti, melepas helm, tas, dan sepatu dengan cepat lalu terjun ke sungai begitu saja menyelamatkan anak kecil yang hampir mati karna tenggelam. Untungnya Agil bertindak cepat membuat nyawa anak seseorang masih bisa selamat.

Anak tadi terbatuk dan mengeluarkan air dalam mulutnya. Ia menangis dengan kencang membuat Agil panik sendiri. Dimana orang tuanya?

Agil memeluk anak tadi dengan kencang. Menenangkan anak tadi dalam ketakutan, tubuhnya bergetar hebat karna takut nafasnya memburu dengan cepat.

"Adek kenapa bisa tercebur kesitu?" tanya Agil anak tadi menangis lagi.

"Udah udah," Agil menenangkan. "Mau pulang?" anggukan kecil ia tunjukkan.

"Mau beli minuman dulu?" tawar Agil agar anak itu segera berhenti menangis.

"Mau," jawabnya pelan. "Beli es krim," lanjutnya.

Agil mengangkat tubuh anak kecil yang imut itu. Mengendong nya lalu membawanya naik ke atas motor. Agil melihat seragam sekolahnya yang terlihat basah. Seragam itu sudah kotor membuatnya mendengus pelan.

Mengambil sepatu dan tasnya yang tertinggal lalu memasukkan sepatunya kedalam tas yang berisi dua buah buku saja lalu pergi.

"Enak nggak?" tanya Agil berjongkok menjajarkan tubuhnya dengan tubuh si kecil.

Si kecil mengangguk. "nama kamu siapa?" tanya Agil tersenyum, anak itu tersenyum sepertinya sudah mau diajak bicara.

"Thania Dievenny Teesen." anak tadi menjulurkan tangan.

"Thania, salam kenal Agil." Agil menjabat tangan Thania.

"Tadi kenapa bisa jatoh?" Agil bertanya lagi duduk disebalah Thania.

"Thania, main ke tepi sungai. Terus, Thania kepeleset," Thania mulai bercerita. "Untung ada Agil,"

Agil tertawa. "Untung ada Agil!" ulangnya. Entah mengapa saat Thania berucap begitu ada sesuatu di dadanya terasa mencelos. Satu ucapan yang membuatnya terasa aneh.

"Thania habis pulang sekolah ya?"

"Iya, Agil juga habis pulang sekolah ya?" Thania balik bertanya.

"Iya," jawab Agil tersenyum. Agil membuka tas yang menggantung di kedua lengan gadis itu. "Maaf ya, Thania." ucap Agil sambil membersihkan sisa sisa sampah yang melekat di pundak gadis itu.

"Kenapa Agil minta maaf?" tanya Thania bingung.

"Maaf bikin baju Thania basah, buku Thania juga pasti basah."

"Ini bukan salah Agil kok, Thania yang salah." jawab Thania lansung memeluk tubuh Agil.

"Thania gemes deh, mau Agil antar pulang nggak?" Agil menyentil pelan ujung hidung Thania. Gadis itu mengangguk dengan kuat.

"Antar Thania ke jalan Antariksa ya!" jawab gadis itu antusias.

"Siap nona manis!" Agil mengambil tas dan sepatu Thania lalu mengajak gadis itu pergi dari sana.

***

"Ini rumahnya?" tanya Agil saat berhenti disebuah rumah yang cukup besar.

"Iya," jawab Thania senang. "Ayo Agil, mampir dulu."

"Nggak usah Thania, Agil pamit dulu ya," Agil mencubit pipi Thania pelan.

"Hati-hati Agil." Thania melambai saat motor Agil perlahan menjauh.

"Nia?" panggil seseorang dibelakangnya.

Thania sontak menoleh, detik kemudian gadis itu menangis kembali.

"Kamu kenapa? Kamu jatuh?" tanya Wildan khawatir.

Agil SaputraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang