DuaPuluhEmpat

14 3 0
                                    

Mario berjalan santai menuju kelas Agil. Hari ini mereka akan bolos lagi bersama anak kelas tiga lainnya. Urusan bolos memang Mario jagonya meskipun sudah kelas dua belas tetap saja kelakuannya tidak berubah.

Agil terlihat sedang bersantai bersama Bastian dan Wildan duduk di atas meja dengan baju dikeluarkan. Suasana kelas sepuluh C selalu bising dengan suara cempreng dari anak perempuan membuat Mario malas untuk kesini.

"Gil, biasa." ajak Mario.

Agil melambai, berbicara dengan kedua temannya lalu keluar kelas menyusul Mario dan lainnya.

"Gue ikut bolos aja deh, males gue ngerokok." kata Agil berjalan disebelah Mario.

"Tumben, Aulia larang lo ya?" tanya Mario heran.

"Gil, Gil. Baru juga jadian udah larang ini itu," decak Mario.

"Jaga omongan lo. Aulia nggak larang gue, gue aja yang males," jawab Agil kesal.

"Seriusan nih?" Mario menatap Agil tidak percaya.

"Maksud lo apa nih, Yo? Ngajak berantem apa gimana?" kesal Agil.

"Sensi amat bang, santai kali." Justin ikut bicara dibelakang.

"Sekali lagi lo pada bawa-bawa Aulia kena lo!" ancam Agil.

Seseorang berlari dengan cepat mengejar mereka yang tengah berjalan di koridor, orang itu lansung menghadap Agil dengan nafas memburu. Itu Benu salah satu anak kelas dua belas yang sering ikut mereka membolos.

"Ada tawuran di SMA sebelah!" katanya panik.

"Gawat nih. Cabut nggak?" tanya Mario ikut panik.

Agil mengangguk. Mereka bergegas berlari menuju area untuk melihat kejadian. Agil bukan seorang ketua geng atau apalah. Tapi, ketahuilah dimana ada masalah disitu ada Agil.

Mereka lansung tancap gas meninggalkan sekolah menuju SMA sebelah, jaraknya berkisar lima belas menit dari sekolah. Mereka sampai dan memarkirkan motornya dengan asalan. Tak jauh dari perkelahian yang terjadi.

"Woi preman preman sekolah!" teriak Agil membuat yang lain terhenti dan menoleh kearahnya.

"Setan lo, anak SMA Perdana 1 nggak diajak ya!" teriak salah satu.

"Lo anak mami diem!" balas Agil. Agil melangkah satu langkah disusul keempat temannya setiap langkah kakinya terasa seperti ada dekat jantung yang berdebar.

"Mending pulang, nggak ada yang ngajak lo!"

"Sttt." Mario menempelkan jarinya ke bibir menyuruh anak yang baru saja berujar diam. Enak sekali main potong saja ucapan orang.

"Enak aja pulang, orang udah mau adu nyali." Agil mengeluarkan rokok dan korek api.

Buk

Wajah Agil tertoleh kesamping. Satu pukulan itu berhasil membuat rokoknya terjatuh kebawah.

"Woi!" Agil berteriak.

"Main pukul aja lo, gue bales nyadu!"

"Gue baru potong rambut sialan, untung masih cakep!" Agil melirik wajahnya di kaca yang sempat ia bawa.

Buk

Pukulan itu kembali melayang. Dan lagi-lagi kaca miliknya jatuh dan pecah.

"Resek!" makinya.

Agil memukul lawannya dua kali berturut-turut. Disusul Mario dan yang lain menghajar lawan. Mereka lansung adu nyali tanpa aba-aba karna Agil sudah memulainya.

Agil SaputraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang