DuaPuluhLima

16 3 0
                                    

Arin membuka pintu sambil tersenyum hangat pada tamu yang datang pada sore hari. Itu Aulia tersenyum saat Arin membukakannya pintu.

Aulia datang untuk menjenguk Agil, setelah mendapat kiriman foto dari laki-laki itu bahwa wajahnya sedang tidak baik-baik saja. Aulia khawatir dan segera datang.

"Assalamualaikum Bunda," Aulia menyalami tangan Arin.

"Waalaikumsalam, Aulia. Ayo masuk," ajak Arin.

Mereka lalu masuk dan duduk di kursi sofa bewarna abu-abu itu. Di atas meja terdapat bunga segar.

"Oh iya bunda, Aulia bawa kulit ayam goreng kesukaan bunda." Aulia menyerahkan kantong berwarna putih.

"Wah, makasih ya. Ayo makan bareng." ajak Arin sambil membuka makanan yang dibeli Aulia.

"Aulia alergi kulit ayam Bun." Agil turun dari atas lalu duduk disebelah Aulia. "Jadi, kulit ayamnya buat Agil aja." Agil melahap kulit ayam didepannya.

"Impas." Agil mengedipkan matanya menatap Aulia.

Aulia menatap Agil datar, tidak senang. Perasaan Aulia saat di chat tadi tidak menyebut hutang budi saat dirinya bersedia untuk kesini. Agil memang begitu, selalu saja menyebalkan.

"Oh gitu, bunda nggak tau. Kok Aulia nggak bilang sih,"

"Enggak enakan orangnya, Bun." jawab Agil lagi masih mengunyah.

"Aduh, Aulia. Sama bunda jangan gitu." Bunda memegang tangan Aulia.

"Keadaan kamu gimana?"

Aulia tersenyum. "Baik kok, Bun." jawabnya.

"Lo gimana?" tanya Aulia menatap Agil sedikit ngilu melihat pipi yang membiru.

"Agil suka banget main sama temannya. Gini deh, jatuh terus luka!" omel Arin. "Bunda ke dapur bentar, tadi lagi masak." Arin pergi ke dapur menengok masakannya.

"Sama bunda aja lo bohong!" kesal Aulia menggeser tempat duduknya untuk melihat luka Agil sambil duduk miring.

"Bacot lo!" Agil memalingkan wajah Aulia dengan tangannya lalu mengambil bantal sofa mulai menutup mata.

"Au," panggil Agil.

"Aulia." panggil Agil sekali lagi sambil membuka matanya sebelah.

"Aulia Putri Sadewi!"

"Lia!" Agi menyenggol tubuh Aulia.

"Apaan?" kesal Aulia.

"Gue panggil Lia aja deh. Dipanggil Aulia nggak nyaut!" kesal Agil menutup wajahnya dengan bantal.

"Bentar gue baca komik dulu," Aulia masih terfokus.

"Gue bosen." kata Agil. "Lo bosen nggak sih?"

"Lumayan," jawab Aulia.

"Putus yuk." Aulia sontak menoleh.

"Ha?"

"Lo mau putus nggak?"

"Nggak," jawab Aulia sedikit kencang.

"Oh, yaudah gue juga nggak,"

"Gimana sih?"

"Lo aja nggak bosen masa gue bosen. Ntar yang aja hutang budi gue sama lo. Kalo lo udah bosen baru." Agil mengambil kulit ayam untuk ia makan.

Aulia menatap Agil dengan aneh. Malas meladeni Agil ia kemudian melanjutkan membacanya.

"Au, lo suka komik?"

"Suka," jawab Aulia.

"Terus apalagi?"

Agil SaputraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang