TigaPuluh

26 3 0
                                    

Astri ikut bergabung dengan ibu-ibu lain yang sedang bergibah dan merumpi di gerobak pedagang sayur yang sering lewat depan rumah. Sudah jadi kebiasaan ibu-ibu disini jika sudah teriakan pedagang sayur terdengar.

Astri sudah dua hari libur, ia sendiri yang meminta cuti untuk libur. Astri hanya ingin sekali-kali masak untuk dua anaknya dan satu cucunya. Astri selalu pulang sore dan pasti dirumah sudah tersedia nasi dan lauk berserta pauknya.

"Anak siapa Bu?" tanya Astri sambil memilih sayuran. Sebelum sampai Astri sudah mendengar percakapan ibu yang lain.

"Itu anaknya Bu Arin blok C, kemarin ikut tawuran lagi di SMA negeri Jakarta." jawab Bu dengan dandanan paling heboh. "Namanya Agil kalo nggak salah,"

Astri berhenti memilih sayuran. Nama itu terdengar tidak asing ditelinga nya. Itu adalah pria yang kemarin pagi datang kerumahnya bertamu sekaligus pacar Aulia.

Kemarin pria dengan gigi ginsul itu bertamu dengan sangat ramah dan sangat asik di ajak mengobrol. Perasaan Astri jadi tidak enak.

"Masa sih Bu?" tanya Astri lagi memastikan.

"Agil itu anaknya nakal banget, orang tuanya itu pisah makanya pindah ke rumah kosong di blok C itu."

"Udah nakal, kurang ajar juga orangnya. Tawuran aja bikin anak orang sakit," sahut ibu lain.

"Coba aja bu Arin tau ya, anaknya minta ampun banget."

Setelah selesai membicarakan keburukan orang lain ibu-ibu yang hampir satu jam berbelanja sayur itu akhirnya bubur dengan si pedagang sayur pamit untuk kembali berkeliling.

Tepat juga, orang yang baru di bicarakan itu kini sedang turun dari motor besarnya dengan senyum khas milik si Agil. Pria itu datang lansung menyalami tangan Astri.

"Pulang." kata itu keluar begitu saja dari mulut Astri.

"Putusin juga anak saya, saya nggak mau anak saya deket sama si tukang tawuran." Astri menatap Agil datar, nada bicaranya juga berbeda dengan kemarin saat menyambut Agil.

"Tapi, ma?" Agil terlihat bingung dengan sikap Astri.

"Tante." Astri menekan nada bicaranya. "Panggil saya Tante,"

Agil makin bingung dengan sikapnya. Baru kemarin Astri menyuruh laki-laki itu menyebutkannya mama, baru kemarin wanita itu memanggilnya dengan sebutan menantu. Lalu kenapa dengan hari ini?

"Pulang." titah Astri sambil menunjuk arah pintu keluar.

"Pulang!" ulangnya tajam, Agil mengangguk dan pergi. Tidak lupa laki-laki mengucapkan salam terlebih dulu.

"Agil kok pulang ma?" Aulia terheran melihat motor Agil yang terlihat menjauh.

"Mama nggak setuju hubungan kalian,"

"Tapi kenapa ma?"

"Agil itu anaknya nakal Aulia, mama nggak mau kamu terluka gara-gara dia."

"Mama denger dari orang Agil itu orangnya nggak bener, bisa aja saat kalian jalan terus musuhnya dateng, kamu ikut dipukul."

"Tapi ma---"

"Masuk, Aulia." Astri menunjuk pintu masuk.

Menyuruh anak gadisnya untuk masuk, takut tetangga yang lain terdengar. Namun, Aulia tidak mengikuti perintahnya malah melangkah maju mendekatinya.

"Mama ingat cerita Wildan tentang Nia jatoh?" tanya Aulia, Astri menoleh.

"Yang jatoh karna anak SMA? Ooh, jadi itu Agil?" Astri tersadar.

Agil SaputraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang