LimaPuluhDua

7 4 0
                                    

Sesuai rencana mereka, hal pertama yang akan dilakukan adalah memancing orang tersebut untuk bertindak, mereka harus melakukan sesuatu agar orang itu menjalankan aksinya. Dan mereka sudah membuat rencana, meskipun tidak yakin apakah orang yang mereka cari akan membuat kegaduhan lagi. Mereka akan menjalankan misi mencari musuh dalam selimut sesuai judul yang mereka buat.

Aulia sudah bersiap untuk masuk ke dalam perpustakaan. Kamera dan cctv sudah hidup untuk memantau orang-orang yang masuk ke dalam perpustakaan juga. Mereka sudah dalam posisi masing-masing. Ada yang memantau cctv, ada yang juga ikut masuk untuk mewanti-wanti, dan ada juga tukang nonton tidak punya tugas. Tentu nya itu tiga cowok yang sibuk bermain game, siapa lagi kalo bukan Mario, Wildan, dan Bastian. Yang ikut Aulia masuk hanya ada Laras, Agil, dan Danial, selebihnya seperti Seno, Ega, dan Amel memantau cctv dengan tiga sudut yang berbeda. Mereka mulai menjalankan aksi. Rencana mereka hanya ingin si pelaku muncul tanpa menyadari perangkap yang mereka pasang.

Untungnya mereka semua mendapatkan izin untuk menggunakan ruang cctv, cukup susah untuk bisa masuk dan meyakinkan kepsek. Setelah mereka bilang ada tugas tentang mengamati barulah mereka mendapatkan izin dan hanya boleh menggunakan satu ruang, yaitu hanya ruang perpustakaan. Itulah mengapa mereka memilih perpustakaan sebagai perangkap untuk si pelaku. Mereka yakin betul pelaku tengah menyiapkan rencana setelah kemarin mereka memancing dengan berbicara secara nyaring ingin pergi membaca buku. Si pelaku mungkin akan tertarik, dimana tempat Aulia berada disitu dia berada.

Aulia mulai memasuki area, dia sedikit menunduk saat bangku yang ingin ia duduki kosong karna mereka memilih pergi saat tahu Aulia ingin duduk di sana. Namun tekadnya jauh lebih besar ingin mengetahui dalang dalam permainan ini. Sepertinya dia adalah orang yang suka bermain.

Tidak ada tanda-tanda aneh atau mencurigakan, semua terlihat biasa saja dengan aktivitasnya. Aulia lanjut membaca buku sambil mengawasi sekitar takut-takut si pelaku memulai dari hal kecil. Bisa saja dari sekian banyaknya orang dalam perpustakaan ini ada dia yang sedang mengintai.

"Masih aman." gumam Laras memperhatikan sekitar dan semua terlihat normal dan biasa-biasa saja, jelas biasa saja mana ada yang bisa lansung mengerti dan tahu secara kejadian beberapa hari lalu saja sangat rapi dilakukan, apa lagi hal ini.

Mereka terlihat hampir menyerah, bisa saja pelaku memang tidak masuk hari ini atau sedang mempersiapkan rencana lain. Was-was kalau ternyata pelaku sama sekali tidak terpancing untuk datang ke sini.

Suara berisik mengusik ketenangan dalam sana, banyak orang merasa terganggu dan penasaran dengan suara berisik yang di timbulkan. Aulia menyadari suara dua orang yang tengah berdebat, dia lansung berlari menghampiri suara. Lain hal dari kamera cctv mereka lansung berlari ketika tahu siapa yang membuat kegaduhan, tanpa pikir panjang mereka semua dalam satu ruangan berlari keluar menuju perpustakaan.

"Ini ada apa ribut-ribut?!" Ibu penjaga muncul, tidak terima ketenangannya di ganggu.

Dua orang yang tengah berdebat itu tidak lain dan tidak bukan Agil dan Danial, Laras berada di tengah-tengah keduanya tidak mampu mengatasi kucing dan tikus ini. Sejak awal juga sudah Aulia katakan spesies dua hewan ini jangan digabungkan menjadi satu, keduanya tetap bersikeras untuk ikut masuk, Agil bilang ingin menjaga Aulia dari dekat sedangkan Danial juga begitu. Berkedok sahabat dan pacar mereka tetap ingin ikut masuk jadinya begini hal kecil saja mereka ributkan.

Laras merasa tidak enak dengan penghuni perpustakaan terutama pada ibu penjaga, terlihat betul beliau kesal hanya karna masalah sepele bisa seberisik ini, tahu sendiri perpustakaan itu tempat sunyi dan dilarang untuk mengeluarkan suara apalagi berisik. Apalagi semua orang sampai berkumpul menonton mereka.

"Maaf, Bu. Kami janji gak berisik lagi." kata Laras sekali lagi setelah menjelaskan kronologi terjadi.

"Ya, udah. Jangan di ulang, yang lain boleh kembali ke tempat nya." usir beliau menyuruh mereka untuk kembali ke posisi semula.

Pertengkaran itu dimulai saat seekor tikus yang lewat dibawah kaki Agil, niatnya ingin menghindar tapi malah menyenggol buku dan mengenai kepala Laras lalu Laras tidak sengaja menghindar dan mengenai Danial, perdebatan pun dimulai dengan Danial yang tidak terima dan mengatakan Agil ceroboh.

Namanya juga tikus dan kucing, Agil juga tidak senang dikatakan ceroboh karna itu diluar dugaan, tidak terima mereka akhirnya beradu kekuatan dengan melempar barang di dekatnya, tentu saja buku. Belum puas mereka akhirnya beradu kekuatan dengan berteriak dan saling mengejek. Laras sudah tidak mampu menghadapi dua orang ini dan hanya bisa meringkuk di pojokan menghindari lemparan buku takut-takut lemparan mereka malah salah sasaran dan mengenai dirinya.

Untungnya perkelahian antara tikus dan kucing tidak sampai menyebabkan terluka atau mengenai orang lain, hanya saja mereka harus membereskan dan merapikan kembali buku yang sudah berantakan. Mau tidak mau mereka semua ikut terlibat, bukan hanya satu dua buku yang mereka lempar ada banyak bisa sampai satu rak buku, untung saja bagian belakang bagian rak novel jadi mereka tidak dapat banyak Omelan dari ibu penjaga.

Tidak heran sih, kerjaan beliau hanya memantau dan membaca buku. Paling-paling cuma disuruh diam saja jika berisik, perpustakaan juga di awas olehnya dari jam sepuluh hingga jam dua belas siang. Tidak ribet, kalau kata anak-anak lain beliau hanya datang, duduk, diam alias tiga d.

Dalam kondisi seperti ini pun mereka masih sempat-sempatnya untuk berkelahi, yang lain sampai bingung, Agil dan Seno ibarat anjing dan kucing sedangkan Danial dan Agil ibarat tikus dan kucing, Danial itu terlihat berani sebenarnya takut, tapi juga tidak terima diperlakukan seenaknya.

"Udah, dong. Kita kan lagi bantu Aulia." lerai Ega karna dua hewan masih terus mengejek setelah selesai merapikan semua yang berserakan.

"Balik lagi ketempat masing-masing!" perintah Amel sudah kesal dengan kelakuan mereka.

Mereka kembali ke tempat dan tugas awal, kali ini diubah Agil dan Amel bertukar tempat, takut-takut keduanya malah mengulang dan semakin parah. Semua bertatap saling pandang, ketakutan melihat sebuah kertas tergeletak di atas meja. Dengan kompak mereka berlari masuk ke ruang cctv, setelah di cek makin membuat mereka tercengang. Cctv belum dinyalakan dan dalam keadaan kamera yang berubah posisi.

Mereka menjadi ngeri, harusnya sebuah misi penangkapan malah sekarang terasa horor menyeramkan dengan kejanggalan yang terjadi. Apa sebenarnya pelaku tahu tentang rencana yang akan mereka buat memasang perangkap untuk menangkapnya.

Aulia berpikir keras, sepertinya pelaku memang sudah mengetahui rencana mereka. Mereka melihat ke sekitar, mencari alat penyadap suara yang mungkin saja digunakan pelaku. Tidak ada sesuatu yang terlihat seperti alat perekam dan semacamnya. Atau jangan-jangan sebenarnya pelaku memiliki mata-mata dan menguntit serta mengikuti kemana pun Aulia pergi?

"Apa jangan-jangan pelakunya hantu?" Laras merinding memperhatikan sekitar.

"Atau dia sebenarnya itu orang-orang di dekat kita?" Seno ikut ketakutan, aura dalam sini terasa panas dan menakutkan.

Pertanyaan-pertanyaan muncul di benak Aulia, satu hal yang dia ketahui si pelaku sangat berniat untuk melukai dan menjatuhkannya. Buktinya hal-hal kecil seperti ini dia bisa sangat teliti dan rapi. Permainan mengelabui seperti ini seharusnya bisa Aulia sadari sejak tadi. Dia sengaja menjebak dengan membuat kegaduhan dan mengacaukan suasana, setelah itu dia bisa menjalankan rencananya. Sangat mengerikan tapi pelaku cukup cerdik dan teliti.

Kau mencari ku?

Agil SaputraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang