Balas dendam l⚠️

4K 283 22
                                    


⚠️WARNING ⚠️

Part ini mengandung kekerasan.
Dimohon untuk bijak dalam membaca.

Happy reading ....


Jam menunjukkan pukul 12 malam vii melirik ke samping dimana istri kecilnya sudah tertidur pulas lalu ia mengendap endap keluar.

"Aku akan kemarkas" ucap vii memberitahu pengawalnya menggunakan earphone.

"Tuan, tuan mau kemana?" tanya maid saat melihat sang tuan muda akan pergi tengah malam.

"Aku akan kemarkas, jika meta terbangun dan mencariku telpon saja aku" tutur viikros melangkah pergi dan maid itupun hanya mengangguk.

Sampainya di markas viikros langsung menuju ruang bawah tanah ia ingin menyelesaikan masalahnya dengan anak buahnya tadi.

"Hei bangun!" Ucap vii saat anak buahnya itu tertidur.

"T-tuan vii" jawabnya kaget karena viikros sudah berdiri tegak didepannya. "Bawa dia keruang merah" perintah viikros pada pengawal atau anak buahnya yang lain.

Ruang merah adalah ruang dimana vii biasanya akan memberi hukuman bagi siapa saja yang ia kehendaki.

"Kau sudah berani membongkar keberadaan markasku"

"Bahkan kau mencelakai istri dan sahabatku" ucap vii dengan perlahan menggores pipi anak buahnya itu menggunakan pisau kecil, seperti biasa ketika vii akan mengeksekusi lawannya.

"Ammpuni saya tuan" ucapnya memohon dengan tangan yang terikat ke belakang.

"Ampun hm?"

"Tolong hukum saja saya tapi jangan bunuh saya tuan"

"Bunuh? Ide bagus" Viikros.

Setetes demi setetes darah mulai berceceran, darah itu keluar dari lengan anak buah viikros.

Hingga tiba tiba....

"ARGHHHHH tuannnn"

Viikros dengan cepat memotong jari tangan dari anak buahnya itu, bisa kalian bayangkan tangan kalian diikat kebelakang dan kemudian dipotong beberapa begitu saja, bagaimana rasanya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Viikros dengan cepat memotong jari tangan dari anak buahnya itu, bisa kalian bayangkan tangan kalian diikat kebelakang dan kemudian dipotong beberapa begitu saja, bagaimana rasanya?

"Ada yang ingin ikut serta?" Tanya viikros dengan suara keras. Sontak semua anak buahnya menggelengkan kepalanya.

Nafas anak buah vii tersengal-sengal ia sudah pasrah jika akan dibunuh sekalipun oleh sang tuan.

Vii menakup wajah anak buahnya itu dengan keras "Aku memotong jarimu saja dulu, karena aku masih butuh kau sebagai perantara mengenai keluarga kristor" ucap viikros menyeringai.

VIIMET Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang