S.Ars and S.H

1.1K 93 15
                                    


kini ratusan mahasiswa tengah berkumpul menjadi satu dalam satu bangunan monumen bernuansa kuno.

sachi duduk tepat di samping evelyn, "kau tahu aku sedih sekaligus senang" ujar evelyn tiba tiba.

sachi mengangkat satu alisnya ia menoleh ke arah temannya itu, "di hari penting ini, orang tua ku tidak bisa mendampingiku" ucap evelyn.

sachi tersenyum ia paham perasaan temanya itu, ibu evelyn masih dirawat di rumah sakit jiwa di luar kota, ayah evelyn juga masih mendekam di penjara.

sachi meraih tangan evelyn "masih ada aku, wilo dan dewa. Anggap saja orang tua kita orang tua mu juga" tutur sachi.

Evelyn mengangguk dibalik semua kemalangan yang terjadi, tuhan masih memberikan satu keberuntungan.

"apa kau sungguh akan ke Belanda setelah ini?" tanya Evelyn.

sachi mengangguk "tepat dua hari setelah pernikahan" jawab sachi.

Evelyn tersenyum mengangguk paham "kabari aku nanti" titah Evelyn dan sachi mengangguk "tentu" jawabnya.

disisi lain metari sedang mengomel, sudah setengah jam pria bergigi kelinci itu membangunkan serigalanya  yang tak kunjung mau bangun.

"VIIKROS WAKE UP!" seru metari, ia sudah emosi.

namun yang namanya emetari saka, bagaimanapun keadaannya tetap terlihat lucu dan menggemaskan.

seperti sekarang saja ia sedang marah, tapi dengan pipi mengembung dan mulut yang sibuk mengoceh, bukankah itu lucu? tidak ini lucu sekali. lucu kuadrat.

"wake up wake up now vii!!" seru meta lagi dengan masih berusaha menggoyangkan tubuh sang tuan muda.

viikros membalikkan tubuhnya, perlahan ia mulai membuka matanya dan menyesuaikan dengan sinar matahari yang terpancar dari jendela besar kamar.

"padahal niatnya mau meta sirah air kalau belum bangun juga" ucap metari sarkas.

"jahat sekali dengan suami sendiri" balas viikros memelas.

"habisnya, sudah hampir setengah jam meta bangunkan viikros!" omel metari lagi.

"baiklah nyonya, maafkan aku" goda viikros mencuri ciuman di pipi kanan si kelinci.

"cepetan sana mandi" perintah meta sembari menatakan pakaian yang akan suaminya itu kenakan di hari wisuda sang putri.

"iya sayang" balas viikros lalu pergi ke kamar mandi.

metari keluar dari kamar untuk memastikan putranya "varoe" panggil metari.

"valo in hil pupi (varoe in here papi)" sahut varoe.

metari tersenyum menghampiri putranya yang tengah bermain bersama dengan maid "bi, tolong mulai siapkan susu dan cemilan varoe ya, masukkan dan dijadikan satu di tas jinjing seperti biasanya" perintah meta.

"baik nyonya meta" sahut maid langsung menjalankan perintah dari sang nyonya.

"pupi" panggil varoe.

"hem? kenapa sayang?" sahut meta.

"tenapa tida pelgi pelgi? (kenapa tidak pergi pergi?)" tanya sang putra yang sudah siap sedari tadi namun tak kunjung diajak pergi juga.

meta terkekeh "auu sabar sebentar ya, daddy baru bangun dan baru siap siap" jawab meta lembut.

varoe menggembungkan pipinya lucu "ayo kita ke kamar, kita susul daddy sudah selesai atau belum siap siapnya" ajak meta menggandeng tangan putranya.

VIIMET Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang