Balas dendam ll⚠️

1.6K 201 28
                                    


Sudah dua hari metari di rumah sakit dan mengalami koma.

Viikros dengan telaten menemani istrinya dua puluh empat jam di samping metari tanpa meninggalkannya sedikitpun.

"Good morning papi, papi ayo cepat bangun sachi miss papi" ucap sachi memeluk tubuh papinya yang sedang terbaring.

"Sachi berangkat sekolah dulu papi pokonya harus cepat bangun" sambungnya lagi mencium kedua pipi papinya.

Viikros tersenyum namun sekaligus merasa sedih "sudah nanti kau telat" ucap viikros.

Sachi memanyunkan bibirnya "sachi berangkat dulu dad" pamitnya.

Viikros mengangguk "hati hati" viikros.

Setelah sang putri pergi vii mendekati metari ia duduk disamping istrinya sembari memegang tangan itu erat.

"Kau dengar tidak putri mu merindukanmu aku pun begitu cepatlah bangun papi unny" gumam viikros memandangi wajah cantik yang tengah terlelap itu.

Vii menghembuskan nafasnya "tentang dendam itu aku masih ragu, hati ku belum bisa sepenuhnya mengikhlaskan" gumam viikros.

"Mereka begitu jahat dulu, merebut harta, menjebloskan keluarga ku kedalam lubang hitam permasalahan, dan yang paling membuatku membenci mereka adalah mereka merebut dua nyawa paling berharga" ucap vii mulai terdengar serak mengingat masa lalunya dulu terutama perjuangan keluarganya yang merintis semuanya lagi dari awal.

Tangan yang viikros genggam erat itu sedikit mengalami pergerakan.

Vii menyekat air matanya dan langsung menatap kearah metari.

"Sayang? Kau dengar aku?" Ucap viikros memajukan tubuhnya.

Jeri telunjuk itu kembali bergerak "aku mohon ayo sadarlah aku mohon" sambung vii tulus.

Sudah lima menit berlalu namun metari tidak terbangun dari komanya.

Vii membuang nafasnya putus asa padahal tadi saat jari metari bergerak ia sudah sangat berharap jika meta akan bangun.

"Permisi selamat pagi tuan viikros" sapa dokter yang hendak mengecek perkembangan keadaan meta.

"Dok apa metari masih belum selesai juga dari komanya?" Tanya viikros.

Dokter itu sontak menoleh kearah metari sebelum menjawab pertanyaan viikros "seharusnya sudah mengingat luka ditangannya juga berangsur membaik pasca operasi" tutur dokter.

"Tapi tuan vii tenang saja kita hanya perlu menunggu sampai metari sadar" sambung dokter

"Apa tidak ada cara yang bisa dilakukan selain menunggu saja?" Viikros.

Dokter itu tersenyum lalu menggelengkan kepalanya "semuanya sudah kami lakukan tuan, tuan vii yang sabar ya saya tahu ini berat untuk tuan, tapi saya yakin metari pasti lekas selesai dengan komanya" jawab dokter.

Vii menghembuskan nafas "kalau begitu saya izin keluar dulu tuan vii" pamit dokter sembari menepuk pundak viikros.

"Hai vii" sapa Jane yang datang menjenguk.

Vii tersenyum tipis membalas Jane "aku turut sedih vii kau yang sabar ya" ucap Jane.

"Aku membawakan makanan untuk kau makan selama menjaga metari aku juga membawa kue kesukaan metari" sambung Jane.

"Terimakasih Jane" sahut viikros.

"Sama sama" tutur Jane ramah.

"Bisakah kau jaga metari sebentar aku ingin ke toilet membersihkan diri" viikros.

VIIMET Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang