Copyright viikros

1.7K 178 48
                                    


Mobil dilajukan secepat mungkin, metari sudah kehilangan kesadarannya akibat menahan sakit pada perutnya.

Ketika sampai di rumah sakit metari langsung di tangani oleh dokter yang sudah biasa menangani metari, vii  bergegas mengurus semua administrasi dan seluruh keperluan istrinya.

Sekarang vii hanya bisa berdiam diri duduk diluar ruangan tepat di mana istrinya itu sedang berjuang melahirkan anak keduanya.

Vii tidak ingin mengabari siapa siapa dulu ia berniat mengabari orang tuanya putri dan pertamanya besok pagi, karena ini masih larut malam.

Meskipun kini dirinya tengah duduk menunggu tapi hati viikros tidak bisa tenang, ia ingin sekali melihat metari menemaninya di masa seperti ini, namun prosedur rumah sakit melarang vii masuk saat proses melahirkan seperti ini terlebih lagi metari.

Hingga mungkin hampir dua jam proses melahirkan itu berlangsung.

"Tuan viikros" panggil dokter.

Viikros yang tengah duduk dengan mengepalkan tangannya menunduk dan berdoa pun sontak terkejut "iya dokter, bagaimana? Metari selamat kan? Anak ku berhasil lahir kan?" Panik viikros dengan nafas tersengal-sengal.

Dokter itu tersenyum simpul ia tangannya menepuk pundak sang tuan muda.

"Selamat tuan viikros bayi tuan lahir dengan sehat meskipun tadi detak jantung metari sempat melemah namun kini meta dan bayinya tidak apa apa" tutur dokter.

Vii tak kuasa menahan tangis, tangis bahagianya.

"Bayi tuan lahir prematur karena dia masih berusia belum genap delapan bulan tapi sudah lahir oh iya, bayi anda laki laki tuan" sambung viikros.

Viikros tersenyum sumringah kini marga keluarganya menambah satu personil, laki laki pula.

"Lalu dok apa saya sudah boleh masuk?" Tanya viikros yang sudah tak sabar ingin menemui istri dan putra kecilnya.

"Untuk sekarang belum bisa tuan, metari dan bayinya masih di sterilkan, tuan vii bisa menemui metari nanti" jawab dokter.

Viikros menghembuskan nafasnya kasar, padahal dia sudah tidak sabar menemui metari dan bayinya.

Viikros pun mengangguk pasrah, dokter itu kembali tersenyum "saya tinggal dulu ya tuan vii" ucap dokter lalu pergi.

Vii pun mau tak mau menunggu lagi, barulah saat jam menunjukkan pukul enam pagi viikros baru di perbolehkan masuk untuk menemui istri dan putranya.

Saat memasuki ruangan vii tersenyum simpul melihat wajah damai metari yang tertidur dengan bayi mungil yang sedang di gendong oleh sang suster.

"Biar saya yang menggendongnya" ucap viikros mengambil alih putrinya dari sang suster.

"Kalau begitu saya izin tuan, jika butuh sesuatu tolong tekan tombol bantuan saja ya" tutur suster dan vii hanya mengangguk.

Suster itu pun tersenyum "beruntung sekali keluarga itu" batin sang dokter.

Viikros lagi lagi tersenyum akhirnya ia bisa menggendong putranya.

"Hello baby, welcome in world jagoan, ini daddy" ucap viikros menimang nimang putranya, untung saja vii sudah bisa menenangkan bayi dalam gendongan tidak seperti awal sachi lahir, vii sama sekali tidak bisa membuat putrinya nyaman dalam gendongannya karena viikros yng belum terbiasa. Kini jauh lebih baik.

"Ueghmmm" metari terbangun matanya perlahan terbuka dan menyesuaikan dengan cahaya ruangan.

"Good morning papi unny" ucap vii lembut.

VIIMET Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang