Teman baru

1.5K 182 18
                                    


Kini metari dan viikros tengah berada di perjalanan menuju rumah sakit karena vii ingin metari memeriksakan kesehatan mentalnya.

Terlebih atas kejadian kemarin hampir seharian metari menangis karena ketakutan, vii takut metari kenapa kenapa.

"Tuan vii tenang saja mental dan psikologis metari stabil tuan" ucap dokter.

"jadi meta tidak apa apa kan dok?" Tanya metari. Dokter itu tersenyum ramah "meta baik baik saja meta hebat bisa mengontrol semuanya"

"Asal tetap di jaga ya jangan terlalu memikirkan sesuatu terlalu serius atau hal yang sekiranya bisa membuat meta drop" tambah dokter.

Viikros mengangguk paham "baik kalo begitu terimakasih dok" ucap vii mengulurkan tangan untuk saling berjabat tangan dengan sang dokter.

"Sama sama tuan vii"

Vii langsung membawa metari keluar dari ruangan dokter "sudah dokter sudah bilang kau tidak apa apa jangan takut" ucap viikros mengusap tangan istrinya.

"Ceritakan semuanya jika perlu diceritakan jangan kau simpan sendiri" sambung viikros mulai mengemudikan mobilnya.

"Meta hanya tidak mau merepotkan semuanya" lirihnya.

"Kau tidak merepotkan siapa siapa disini ingat semuanya sayang padamu hentikan pikiran burukmu ya?" Balas viikros.

"Viikros angry?" Tanya meta lucu.

"No, why im angry with you?" Tanya balik viikros.

Metari mengembungkan pipi gummy nya "viikros meta mau itu!!!" Pekiknya saat melihat pedagang kaki lima di pinggir jalan.

"Tidak boleh" tolak viikros.

"Kenapa? Meta ingin!"

"Jangan sembarang membeli makan metari" datar viikros.

"Ish viikros mahh, meta ingin ituuuuuu" rengeknya lagi mulai menarik tangan kiri sang tuan muda.

"Baiklah iya" final viikros karena jengah terus diganggu oleh kelincinya.

Metari terkekeh senang ia dengan cepat keluar dari mobil dan berlari kearah pedagang kaki lima tadi.

"Es cendol" ucap meta membaca tulisan yang terpampang di depan grobak.

"Ibuu meta mau satu es cendolnya" ucap metari antusias pada ibu ibu yang menjual es cendol itu.

"Siap mas" jawabnya.

"Ibu itu hijau hijaunya apa?" Tanya metari penasaran.

"Oh itu tepung beras yang dikasih pewarna terus dicetak pake penyaring mas" jawab ibu penjual.

"Ini mas es cendolnya" sambungnya menyerahkan cap es cendol yang sudah siap diminum.

"Viikros mana uang nya!!" Teriak metari saat vii tak menyusulnya dan memberikan uang justru tetap berdiri di pintu mobil.

"Bayar sendiri kau yang kekeh membeli" balas viikros.

Metari memanyunkan bibirnya "ish meta tidak pegang uang" gerutunya.

"Mas nya tidak perlu bayar" ucap ibu itu.

"Sungguh meta tidak perlu bayar?" Metari.

Ibu itu terkekeh "iya tapi izinkan saya cubit Pipinya ya saya gemassss" ucap ibu pedagang es cendol itu dengan gemas.

"Emmm baiklah bolehh" balas metari polos.

VIIMET Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang