Play List : 365 Days - Emo
KARYAKARSA : @youzha
INSTAGRAM : Ocha_nf
BANG ILHAM UPDATE LAGIIIII !!!!SELAMAT MEMBACA 🥰
🍁🍁🍁
"Don't be afraid. I'm here..." gumam Oscar kemudian.
Dan secara perlahan Poppy menganggukkan kepalanya. Menaikan kedua tangannya ke punggung pria itu, membalas pelukan Oscar. Pun Oscar melingkarkan satu tangannya lagi yang tengah memegang senjata, memeluk Poppy yang tengah menangis histeris di pelukannya.
*****
"Oscar?!"
"Yes, Jenderal!" tegas Oscar.
"Jadi kau berhasil menyekap Poppy?"
"Tidak, Uncle. Oscar datang untuk menyelamatkanku. Ia bukan bagian dari mereka, percayalah padaku. Jika tidak ada Oscar, mungkin aku sudah mati tertembak. Nash dan Smith sudah meninggal. Mereka telah menyelamatkanku dari serangan brutal para teroris itu. Aku minta maaf, kau mungkin sangat sedih karena sudah kehilangan anak buah terbaik seperti mereka. Aku juga merasa sangat sedih dan merasa sangat bersalah telah membuat mereka meninggal dengan sia-sia. Entah apa yang harus kukatakan nanti pada keluarganya,-"
"Pe, itu sudah menjadi tugas mereka untuk melindungimu. Jadi jangan merasa bersalah. Kupastikan keluarganya akan bangga, karena putranya mati sebagai seorang pahlawan." sergah Jenderal Osbert memotong cerocosan panik dari Poppy yang akan bereposode jika tidak dihentikan.
Sang Jenderal terdengar berusaha menenangkan Sang Putri bungsu Presiden itu. Oscar menghubungi Jenderal Osbert melalui ponsel miliknya yang bebas dari sadapan. Awalnya ia menghubungi Osbert melalui ponsel milik Jenderal itu, sebelum Oscar meminta dihubungkan langsung dengan Pentagon karena ia cukup yakin jika ponsel Osbert juga tak luput dari pantauan Mudork. Awalnya Osbert menolak karena pria tua itu masih menganggapnya sebagai musuh, tapi saat mendengar suara Poppy, Jenderal itu tidak memiliki pilihan.
"Apa menyelamatkan seorang Queen Muller bisa dikategorikan sebagai Pahlawan? Jadi menurutmu, aku adalah aset negara, Uncle?" Poppy melirik ke arah Oscar dengan rautnya berubah merah muda. Gadis itu tersipu oleh kekonyolan pikirannya sendiri.
"Di White House sedang terjadi pemberontakan dari Teroris, Pe. Dan siapapun yang gugur ketika menghadapi para pemberontak itu, akan selalu dianggap sebagai Pahlawan oleh Negara." Jawab Sang Jenderel terdengar hati-hati agar tidak menyinggung Poppy.
"Owh... Aku pikir... Maafkan aku, Uncle. Tadi aku tidak terlalu mencerna ucapanmu. Kau bicara kurang jelas." Poppy memejamkan matanya sejenak, sebelum membuka matanya, menatap ke arah Oscar yang bersikap tidak acuh. Padahal Oscar sendiri sedang menahan tawanya akan pikiran absurd si pirang itu yang terkadang tidak tau situasi. Benar-benar susah pintar.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Bella e Bestia - De Luca Series 4
Romance[Warning] +21 tahun ke atas 🔞 All about Oscar Vazcez : - Umur : 27 tahun - Hobby : Kolektor mobil klasik - Pekerjaan : serabutan - Sifat : pendiam + pekerja keras (nilai plus super ganteng) - Type wanita : Anti rambut pirang All about Poppy Ed...