~ Part 08. Kamu Di Mana, Kei?

109 24 0
                                    

- Selamat Membaca -

               Sebagai seorang laki-laki yang sudah berstatus menjadi seorang suami. Trimo Indra Gunawan merasakan hati dan pikirannya mendadak resah dan gelisah. Ia tidak pernah berhenti memikirkan sosok Keisya Jasmine, istri kecilnya itu. Baru saja ia keluar dari kelas setelah menyelesaikan mata kuliah terakhirnya, ketika akan berjalan untuk berbelok ke arah gedung di mana istrinya berada, tiba-tiba saja seseorang menghalangi langkahnya.

“Ndra!” 

             Suara panggilan yang berasal dari seorang perempuan cantik dengan mengenakan rok setengah paha ditambah atasan kaos berwarna hitam dilengkapi jaket jeans berwarna biru dongker itu melambai serata tersenyum lebar ke arah Indra. 

“Jesicca?” 

          Siapakah Jesicca sebenarnya? 

Belum apa-apa, tetapi Indra sudah membalikkan badannya dan bergegas meninggalkan perempuan cantik tadi. Langkahnya semakin dipercepat untuk segera sampai di tempat tujuan, meski sebenarnya masih cukup jauh. Tetapi, perempuan itu berhasil menghentikan langkah Indra dan berdiri di hadapan Indra sembari merentangkan kedua tangannya. 

           “Hai, Sayang. Kita ketemu lagi di sini, aku kangen kamu. Jalan-jalan yuk?” ajak perempuan bernama Jessica, tak lupa memperlihatkan puppy eyes dengan harapan Indra akan mengabulkan kemauannya seperti biasa. 

Akan tetapi, nahasnya tangan Jessica yang sebelumnya bergelayut di lengan kekar Indra dilepaskan begitu saja oleh laki-laki tampan satu ini. Indra memberikan tatapan tajamnya kepada perempuan itu agar segera menjauh dan memperingatkan dia agar tidak sampai berniat mendekatinya. 

    “Jauhkan diri lo dari pandangan gue, bangsat! Lo … bener-bener, setelah apa yang terjadi dulu masih bisa menampakkan diri di hadapan gue, iya? Jangan mimpi, bitch!” hina laki-laki tampan itu. 

Rasanya jijik sekali ketika kedatangan seorang perempuan di mana perempuan itu merupakan sosok yang pernah menjadi masa lalunya, tetapi mendadak menghilang dan Indra mendapatkan laporan tentang Jessica serta semua bukti bahwa perempuan itu bukanlah perempuan baik-baik. Rasa sesal dalam hatinya entah kenapa dulu mesti menerima cintanya dia. 

         “Indra, Indra! Sampai kapan pun kamu bakalan jadi milikku, istrimu yang manja itu baru dapat hinaan segitu aja udah kabur, dasar payah!” seru Jessica dengan nada suara nyaring sehingga sampai ke indra pendengaran laki-laki itu. 

     Deg … 

Apa benar kayak gitu? Nggak … siapa pun yang berani sentuh punya gue, awas aja. Gue akan bales, batin Indra.

      Indra mempercepat langkahnya. Ia mengambil ponselnya di dalam saku celana berniat menghubungi istri kecilnya. Baru semalam mereka menikah, tetapi sudah ada saja ujian yang datang menghampiri. Sekali hingga dua kali telepon itu tidak jua terhubung, Indra semakin mencemaskan keadaan Keisya. Indra jadi berpikir apakah yang dimaksud hina oleh Jessica itu gara-gara Keisya mengubah tampilannya? 

          Bukankah hal itu lebih baik, daripada berpakaian terbuka?

Aaargh, sial. Kenapa malah jadi begini? 

—-- Di sisi Jessica—-perempuan itu menghentak-hentakkan kakinya. Tidak terima diabaikan begitu saja—-dulu dirinya dan Indra merupakan sepasang kekasih yang lengket. Ke mana-mana selalu bersama bahkan Indra merupakan laki-laki yang sangat royal sekali sesaat sebelum Jessica mengkhianatinya. 

          Saat ini Jessica turut serta mengikuti ke mana Indra melangkah, tetapi tidak terlalu berdekatan jaraknya cukup jauhan, yang penting dia berpikir kalau bisa menyaksikan Indra. 

After Wedding [ Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang