~ Heyooo!! Welkambek, aku datang lagi ges. Maaf kemarin nggak sempat update. Karena nggak enak badan. But, ke depannya insya allah bakal rutin update sampai tamat, ya! So, mari kita lanjut baca lagi, bagaimana perjalanan Keisya dan Indra ~
|
|
|Happy Reading
~ ♡ ~
“Mami!!! Papi!!!”
Teriakan suara Keisya menggema menyadarkan sepasang suami istri yang sedang menonton televisi berdua bagai pasangan muda menoleh ke belakang. Bola mata mereka membelalak melihat siapa yang datang. Baik Geisya, maupun William langsung berdiri menghampiri perempuan cantik dengan balutan dress panjang berwarna biru langit ditambah kepala yang tertutup hijab pasmina nerwarna putih bersih itu.
Di belakangnya ada seorang pemuda tampan berpakaian santai melangkah mengikuti sambil kedua tangannya dimasukkan ke dalam celana kain hitam berbahan.
“Mami! Papi!” Lagi-lagi perempuan cantik itu berteriak kencang.
Grep …
“Mami! Papi! Kei kangen sama kalian, huhu,” lirihnya, memeluk kedua orang tua sangat erat.
Geisya dan William masih belum bergerak. Seingatnya mereka, putrinya ini sebelumnya ini tidak seperti ini. Belum seminggu Geisya dan William ditinggalkan putrinya, baru dua hari sudah melihat perbedaan putrinya. Mereka melihat ke arah menantunya sambil menaikkan sebelah alisnya guna memberikan kode, ‘Apa yang terjadi? Apakah ini Kei kami?’ seperti itu.
Indra menarik napasnya panjang, kemudian ia mengembuskan napasnya perlahan sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia menjelaskan kepada mertuanya mengenai tingkah bocil istri kesayangannya.
“Maaf, Mi, Pi. Sebenernya Indra yang memberikan wejangan agar Kei mau mengubah penampilannya. Indra nggak maksa, saat kemarin Indra berpikir kalau … kalau … Indra nggak mau apa yang jadi milik Indra ini dilihat orang lain,” cicitnya.
Geisya dan William terenyuh mendengar penjelasan dari menantunya. Teringat akan beberapa waktu lalu mengenai permintaan menantunya ini yang akan mempersunting putri mereka melalui drama bangkrut dan harus menikah kalau tidak segala fasilitas mereka hilang. Sekarang? Apa yang diminta pemuda di depan mereka telah didapatkan.
Kedua orang tua Keisya yang sebelumnya belum pernah mengenal Indra dan secara dadakan datang membawa papanya. Mereka jujur saja tidak menyesali melihat putrinya seperti ini ketika sudah menjadi bagian dari keluarga Gunawan. Bahkan Geisya sangat bangga, karena dia tahu bagaimana keras putrinya itu. Tidak akan mudah meminta Kei begini bahkan begitu, terbukti sejak dulu mereka bahkan Geisya mengingatkan Kei agar menjauh dari mereka yang akan membuatmu sakit, Kei tidak mendengarkannya.
Lamunan Geisya—-sosok mami yang Keisya sayangi itu terhenti—-sebab Keisya mengajaknya ke sofa bersamaan dengan suaminya, William turut serta ikut ditarik anak itu.
“Mi! Pi! Kei mau minta penjelasan sama kalian, apa benar kalau waktu kemarin itu pas acara pura-pura bangkrut hanya dramaan belaka saran dari Kak Indra, hem? Mami kok tega, sih, Mami nggak tahu apa? Kei mikirinnya ampe susah tidur loh.” Keisya mengatakan seperti itu setengah berbohong, bilangnya sampai susah tidur, tapi pas setelah acara akad nikah selesai dia tidur lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Wedding [ Revisi ]
RomansaPernikahan adalah hal yang menakutkan menurut Keisya. Dengan alasan itulah, ia selalu menolak untuk berpacaran. Namun, saat memasuki dunia perkuliahan, bisnis keluarganya mengalami kebangkrutan. Tidak ada pilihan, kedua orang tua Keisya berniat menj...