~ Part 28. Kasih Suami untuk istri~

39 6 0
                                    

~ Suami yang baik itu, ia akan menjaga istrinya.~

~ Happy Reading ~

|
|
|

🍎


Demi menjaga seorang istri terlebih saat ini ia tengah berbadan dua. Namun, masih saja tetap melaksanakan aktivitasnya sebagai seorang mahasiswi. Ketulusan hati Indra lah yang dapat membuat hati seorang Keisya luluh hingga pada akhirnya di depan para mahasiswi lainnya Keisya tidak malu-malu lagi untuk mengakui Indra sebagai suaminya.

"Hei! Kenapa kamu jadi aneh begini, sih?" tanya Indra keheranan.

Pasalnya bagi Indra sendiri belum pernah melihat seorang Keisya sudi bermanja-manjaan dengannya. Terlebih di depan umum. Apa lagi jika dilihat masih ada beberapa menit lagi jam mata kuliah Keisya dan mengapa malah sudah keluar, ya?

"Biarkan Keisya memeluk Kak Indra seperti ini dulu, ya. Kak Indra jangan menolak, plis!" ucapnya lirih.

Pelukan yang diberikan Keisya ternyata disertai dengan bulir-bulir air bening membasahi pipinya. Ia sendiri kebingungan mengapa sampai harus meneteskan air mata saat memeluknya. Toh, sang suami terlihat baik-baik saja dan hanya terpapar sinar mentari saja tatkala sedang menunggu dirinya. Kali kedua Indra melakukan ini untuk Keisya.

Tentu ia senang bukan main sekaligus bersyukur atas segala kebaikannya selama ini. Yang tak pernah berhenti menjaganya, merawat bahkan selalu sabar di kala mood-nya tengah buruk.

"Sweet banget, sih, lihat kamu, Kei. Kapan, ya, aku kayak kamu," ujar Madina yang berdiri tak jauh dari mereka.

"Kalian pacaran atau sudah menikah? Kok sweet banget gitu, tapi kek nya nggak mungkin kalau pacaran. Secara Keisya yang kita kenal jarang banget dekat-dekat atau didekati sama seorang pemuda. Iya, gak, sih?" Teman-teman yang lainnya pun turut serta menyahut.

"Pacaranlah mereka. Bukannya tempo hari teman-teman dia sama yang lainnya juga pada-pada ke rumahnya. Katanya Keisya udah hamil, ya itu artinya udah dong nikah. Nggak mungkin pacaran," tambah seorang perempuan, tak lain merupakan kakak tingkat Keisya dan Madina.

Cukup banyak dari mereka yang memuji-memuja keromantisan antara Keisya dan Indra. Setelah pelukan itu terjadi, Kei baru saja melepaskannya. Akan tetapi, ia tetap menggandeng tangan sang suami yang sedang memegangi sebuah map berwarna biru cerah. Seulas senyum terpancar di wajah gadis cantik itu. Ia membalas satu persatu segala apa saja mengenai dirinya dan Indra.

"Kenalin semuanya, dia namanya Trimo Indra Gunawan. Pemuda tertampan se-Jagat Raya yang dikirim Allah SWT untuk Kei. Dia merupakan seorang pengusaha muda loh. Iya, kan, Sayang?"

Indra mengangguk, membenarkan setiap ungkapan yang keluar dari bibir istrinya. Namun, setelahnya ia berbisik pada istrinya. "Kei! Ada apa denganmu, tumben banget mau ngakui dan mesra-mesraan depan mereka, sih? Terus bukannya kamu ini harusnya masih di kelas, ya? Kok udah keluar?"

"Ssstttt! Keisya nggak akan cerita ah, takut nanti Kak Indra marah sama Kei. Kalau Kei sebenarnya bolos sebentar, heheheh. Tapi intinya makasih banyak buat Kakak, ya. Demi Kei rela berdiri di sini nungguin. Mungkin orang lain belum tentu seberani Kakak. Contohnya tuh, Kak Arken," tunjuk Keisya.

Keisya menemukan Arken--seseorang yang tengah dekat dengan sahabatnya-Madina juga merupakan salah satu karyawan dari suaminya sedang terlelap menikmati mimpi indahnya di dalam mobil. Lain dengan Indra. Pemuda itu bahkan masih sempat-sempatnya menerima laporan-laporan dari perusahaannya juga memeriksa data keuangan cafe shop yang dikirim manager-nya.

Tatapan serta senyum indah yang khusus diberikan sang istri teruntuk suami tercinta berakhir dengan mahasiswa-mahasiswi lain yang berlarian ke sana kemari. Sedangkan, Madina menunduk sembari tangan memegangi telinganya menahan rasa sakit.

"Kei, balik ke kelas yuk?" ajak Madina lirih.

"Seben ... Pa-Pak Jo-Johan. Ba-Bapak a-ada di sini?" Keisya benar-benar terkejut mendapati dosennya sudah berada di samping sang sahabat. Kedua bola matanya menatap tajam ke arah mereka. "Sayang! Mati aku, aku bisa-bisa dihukum sama Pak Johan lagi ini. Aduh, Sayang! Gimana, ya?" bisik Keisya pada Indra.

"Lagian suruh siapa pake bolos segala, sih, Kei?" tanya Indra.

"Ya itu karena Madina. Madina bikin alasan Kei sakit perut ...," Keisya menjeda ucapannya dan ia tidak sanggup lagi melanjutkan kalimat setelah mendengarkan perintah dari Pak Johan.

Seorang dosen dengan sifat dan sikap yang kurang disukai mahasiswa di kelas, tetapi meski memiliki perilaku kurang baik. Mereka termasuk Keisya mengagumi cara Pak Johan ketika menyampaikan mata kuliahnya. Selalu detail hingga membuat anak didiknya cepat memahami materinya.

"Kak!" panggil Keisya seraya hendak menitikkan air matanya lagi.

"Apa?"

"Kei pamit ke kelas lagi, ya. Doakan semoga Kei nggak kena hukuman lagi," jawabnya.

"Pak tunggu!" cegah Indra.

Pak Johan menghentikan langkahnya juga Keisya dan Madina menoleh ke belakang. Tampak Indra menyimpan barang yang sedari tadi dipegangnya ke dalam mobil. Lalu, suami Keisya itu pun berlari kecil mengikuti ke mana dosen membawa istri dan sahabatnya.

"Ada apa?" Pak Johan selalu sinis ketika bertatap muka di luar kelas. Kepada siapa pun dan tidak memandang apakah itu orang sepantaran, anak kecil atau orang yang lebih tua darinya. "Kamu ini siapa?"

"Saya Indra. Suaminya Keisya, Pak! Oh iya, saya meminta maaf atas sikap istri saya yang tiba-tiba bolos di jam mata kuliah bapak, padahal masih ada beberapa menit lagi sebelum waktu belajar selesai. Tapi, Kei menemui saya semata-mata bukan karena untuk sekedar mesra-mesraan saja kok, cuma dia karena sedang hamil muda dan Madina bilang Kei perlu minum vitamin lagi. Ini saya bawakan," papar Indra.

Seketika Keisya sendiri jadi bingung. Dari mana alasan suaminya itu? Mulanya memang Madina mengajaknya keluar dengan alasan sakit, harus ke UKS. Namun, terkait alasan minum vitamin bahkan sampai Madina menyuruhnya minum vitamin seingat Keisya tidak pernah sahabatnya menyuruh minum vitamin.

"Kalian pasangan suami istri?" Pak Johan bertanya, kemudian diikuti anggukan oleh Indra. "Kok saya nggak yakin, ya? Sepengetahuan saya nggak ada tuh kabar berita kalau Keisya sudah menikah, terus Keisya bukannya susah sekali dekat dengan seorang pemuda. Apalagi seperti kamu. Jangan-jangan kamu hanya mengaku-ngaku saja, ya?"

'Hahahaha. Pak Johan ada-ada aja, deh. Kan nggak selamanya juga Kei susah didekati sama cowok. Kasihan Kak Indra jadinya kalau kayak gini,' batin Keisya.

"Pak Johan! Sebenernya kami memang su--"

"Sssstt, Kei! Bapak nggak sedang bicara sama kamu, mengerti?! Mending kembali ke kelas sekarang atau kalau nggak Bapak akan bilang ke Rektor supaya kamu di DO karena sudah berani bolos di jam saya. Mau?" potong Pria tua berjenggot dengan kacamata tebalnya.

Indra masih tetap membela Keisya di depan dosennya. "Jangan-jangan, Pak! Jangan laporkan istri saya dong, kasihan!"

"Kamu juga! Pemuda macam apa kamu berani-beraninya mendatangi gadis seperti Keisya kemari?" Pak Johan kali ini semakin menyudutkan Indra sampai tega menuduhnya. "Oh apa kamu yang menyebabkan Keisya dan Madina bolos, ya, kamu?"



Bersambung

After Wedding [ Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang