#19 Bungkam

141 7 0
                                    

Niat mau nulis part yang tegang, malah jatuhnya ngakak 😜

Udahlah...daripada penasaran, mending langsung baca aja ya...

❤CEKIDOT ❤

Thomas memandang istrinya dengan emosi. Daniel, laki-laki itu baru saja menculiknya, tapi mengapa menghentikannya untuk membunuhnya. Belum lagi dengan tampang memelasnya yang membuat pria itu mau tak mau melepaskan Daniel begitu saja.

“Aku gak mau membunuh orang lain lagi,” katanya.

Thomas mencengkeram kedua bahu istrinya, “Dia mencelakai kamu, Sayang. Bagaimana saya bisa diam saja melihatnya? Hah? Dia mau merebut kamu dari saya, salah kalau saya marah?” tanyanya.

Kimmy menggeleng, “Dia gak sepenuhnya jahat, Mas. Dia hanya merasa tidak rela karena adiknya terbunuh. Dia hanya ingin balas dendam, tapi kamu lihat...aku baik-baik saja. Hanya ada luka-luka kecil kok.”

Thomas memandang istrinya bingung. Entah apa yang dipikirkan Kimmy hingga membuatnya membiarkan lalat begitu saja, bukannya ia harusnya sadar nyawanya hampir saja terancam kalau ia tidak datang.

“Tidak, saya tetap harus membunuhnya!” tegasnya.

Kimmy memeluk tubuh kekar suaminya. “Jangan bunuh siapapun untuk ke depannya ya! Carilah jalan keluar yang lebih baik daripada membunuh!” cegahnya.

“Tapi dia_” Thomas terus saja ingin membunuh musuh bebuyutan nya itu karena emosi.

Kimmy menggeleng, “Aku gak mau ya hidup sendirian kalau Mas Thomas masuk penjara. Ayolah, dengerin apa kata aku. Sekarang kamu lapor polisi aja, biar mereka yang urus. Dan kita harus pulang, karena masalah kita belum selesai.”

^_^

Thomas dan Kimmy sampai di rumah. Bibi Ana menyambutnya dengan gembira, bersyukur karena nyonya nya baik-baik saja, walau ada beberapa luka di tangan dan kakinya.

Kimmy berjalan sedikit tertatih menuju kamar. Melihat itu, Thomas merasa nyeri sendiri, makanya ia langsung menggendong istrinya ke dalam kamar.

“Duduk sini ya,” katanya lembut seraya meletakan tubuh istrinya di pinggir tempat tidur.

Thomas membuka almari, mengeluarkan kotak obat, lalu kembali duduk di samping istrinya. Diraihnya tangan wanita itu yang terluka, diperhatikan nya sebentar, lalu ia mulai mengobati luka itu dengan sangat telaten.

“Ini alasan kenapa saya tidak ingin kamu terlibat...” kata Thomas sambil terus mengobati.

Kimmy meringis menahan sakit, “Tapi aku kan juga mau ikut sama Mas...”

“Terus kalau udah kayak gini gimana? Ini hanya luka, bagaimana kalau kamu kenapa-napa? Hah?” Tanya Thomas.

“Jangan doakan hal yang tidak-tidak, Mas!” jawab istrinya.

“Sebenarnya, kenapa sih kamu sampai terjebak begitu? Saya kan sudah meminta kamu untuk bertindak berhati-hati!” tanyanya.

“Aku udah bahas masalah ini sama Mas, tapi Mas gak jawab dan pergi. Jadi gak salah kan kalau aku tahu dari orang lain?” ujar Kimmy seraya menatap suaminya.

Thomas menghentikan kegiatan mengobati luka di tangan istrinya. “Saya sudah katakan, tunggu hingga saya mengatakan semuanya.”

“Aku gak bisa nunggu lama, Mas. Lagian apa susahnya sih jawab pertanyaan itu? Padahal waktu ada Daniel, Mas bisa jawab dengan cepat. Terus kenapa sama aku gak bisa? Hah?” tanyanya tanpa henti.

Thomas memandang wajah istrinya lekat, “Kamu suka ya sama Daniel? Dia ganteng menurut kamu?” selidiknya dengan ekspresi posesifnya.

“Kalau iya kenapa? Mas mau ngapain?” tanya Kimmy sengaja menantangnya.

Thomas menatapnya tak suka, hingga ia menekan luka milik Kimmy dengan sangat keras, membuat wanita itu menjerit kesakitan.

“Kamu berani suka sama laki-laki lain? Gak cukup saya saja?” tanyanya.

“Daniel itu ganteng loh, lumayan lah. Dia juga kayaknya baik deh orangnya, nyatanya aku gak disiksa sama dia, yah cuman diiket aja sih.” Kimmy mengomentari Daniel.

Ekspresi Thomas semakin buruk saja. Pria itu sangat kelihatan cemburu pada laki-laki bernama Daniel itu. Dan tatapannya seolah siap membunuh laki-laki itu. Tangan kirinya bahkan sampai mengepal saking kesalnya.

Sedangkan Kimmy yang dicemburui justru anteng saja. Ia memperhatikan luka-luka di tangannya yang tampak memerah, karena terasa sakit ia meniupinya perlahan.

“Sayang...” panggil Thomas.

“Hhhmmm,” balas Kimmy.

“Kamu ingat kalau saya pernah bilang ke kamu, siapapun laki-laki yang menyukaimu, saya akan membunuhnya. Haruskah saya membunuh Daniel juga?” tanyanya dengan ekspresi yang menakutkan.

Kimmy menanggapinya dengan tawa, “Mas jangan bercanda ah! Aku gak mau ah punya suami yang masuk penjara karena posesif.”

“Dari awal kan saya sudah bilang kalau saya tidak suka ada laki-laki lain di dekat kamu,” peringatnya.

Kimmy terligar ngambek, “Ah udahlah gak usah bahas itu, walaupun ada banyak laki-laki tampan, aku itu cuman cinta sama Mas. Jadi gimana, Mas udah mau jawab belum?” tanya wanita itu.

Thomas akhirnya tersenyum. Lalu ekspresinya berubah menjadi serius, “Saya kan sudah bilang, belum waktunya kamu tahu semua hal tentang diri saya...” jawabnya.

Kimmy menghentakan kakinya kesal, “Ya udah kalau gak mau kasih tahu, aku gak mau ngomong sama Mas. Bodo amat, pokoknya aku ngambek....” katanya sambil memutar tubuhnya meninggalkan Thomas.

^_^

Kimmy memanggil Bibi Ana dari tangga, meminta Bibi untuk membawa makanan ke kamarnya. Thomas melihatnya, tapi pria itu diam saja tanpa bertindak apapun.

Tak lama setelah itu, Bibi Ana datang ke kamar sambil membawa nampan berisi menu makan siang, lengkap dengan makanan, minuman, dan juga buah.

“Makasih ya, Bi...” ucapnya.

Bibi Ana hanya menganguk dan meninggalkan kamar begitu saja. Kimmy mulai menyuap nasi, lalu menikmati makan siang nya dengan bahagia. Sebuah elusan di rambut membuatnya menghentikan sesi makannya.

“Makan yang banyak ya,” ujar Thomas.

Kimmy menyingkirkan tangan suaminya, lalu kembali melanjutkan makannya tanpa mengatakan apapun. Thomas diam saja, ia malah duduk di dekat istrinya yang masih sibuk makan. Memerhatikan istrinya adalah hal yang paling menarik untuknya, sejak dulu.

Selesai makan, Kimmy berjalan ke kamar mandi dengan langkahya yang tertatih. Gerah melihat itu, Thomas langsung menggendong tubuh istrinya sampai ke kamar mandi.

“Mas keluar dulu, aku mau buang air kecil...” ujar Kimmy.

Thomas meliriknya tak suka, “Kamu kok gitu? Biasanya juga gapapa kok,”

Kimmy berdecak, “Biasanya kan aku gak lagi ngambek sama Mas...sekarang kan lagi ngambek, jadi gak mau!” jawab Kimmy.

Thomas menganguk, ia akhirnya menunggu di depan pintu kamar mandi. Sekitar lima menit, Kimmy keluar dari kamar mandi dengan langkah tertatih, dan dengan sigap Thomas menggendong nya kemhali.

“Dua hari lagi aku seminar proposal,” ucap Kimmy memberitahu.

“Oke,” jawab Thomas.

“Iya...”

“Saya akan ada di kampus selama kamu ada disana,”

Kimmy menggeleng, “Enggak mau! Aku lagi ngambek sama Mas, jadi gak mau dekat-dekat sama Mas...”

Thomas menggeleng, “Enggak bisa, saya takut kamu kenapa-napa. Kemarin aja kamu hilang dari pengawasan saya, jadi saya gak mau hal itu terulang lagi!”

Kimmy berdecak, “Gak mau pokoknya! Aku masih ngambek sama Mas, jadi gak mau dekat-dekat sama Mas, titik!”

“Sayang, jangan gitu lah...”

“Pokoknya, kalau Mas gak mau jawab pertanyaan aku...kita marahan...”

To be continue....

MY POSESSIVE MAN (END) ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang