#26 Ancaman (2)

89 7 0
                                    

Thomas memarkir mobilnya di halaman rumahnya, lalu ia melempar kunci ke satpam untuk diparkiran. Sedangkan dirinya masuk ke rumah yang langsung disambut oleh para pelayannya.

“Bi, Kimmy di kamar?” tanyanya pada Bibi Ana.

Bibi Ana menganguk, “Benar, Tuan. Nyonya sedang mengerjakan skripsi di kamar, baru saja diantarkan camilan.”

Thomas menganguk dan kembali melanjutkan langkahnya ke lantai dua. Di anak tangga, pria itu berpapasan dengan pelayan wanita, ia sempat berhenti dan memperhatikan wanita itu dengan binging.

“Lah kok wajahnya asing ya? Apa saya lupa dengan wajah pelayan? Hah, mungkin efek lelah saja...” batinnya.

Thomas nelihat pinyu kamarnya yang terbuka sedikit, diiringi suara musik khas kesukaan istrinya. Bibirnya tersenyum, tak sabar ingin bertemu wanita itu.

“Sayang,” panggilnya di depan pintu.

Tak ada jawaban. Hanya ada suara musik yang terus berganti. Pria itu kembali masuk ke dalam, ia yakin istrinya itu belajar di meja belajar seperti biasanya.

“Sayang...” panggilnya lagi.

Thomas meras lega ketika melihat istrinya yang meletakan kepalanya di atas meja dengan buku yang berserakan disana.

“Pasti dia kecapekan karena belajar seharian...” pikirnya.

Pria itu kembali mendekat dan mengelus bahu istrinya pelan. Tak ada jawaban, bahkan ia merasakan tubuh istrinya terasa panas dingin dan menggigil. Langsung saja ia tarik tubuh istrinya hingga kini bersandar di dadanya.

Wajahnya berubah terkejut, ketika melihat bahwa istrinya pingsan.

Ditepuk-tepuknya wajah yang terasa dingin itu, memanggil namanya berulang kali, tapi tak kunjung menjapatkan jawaban. Matanya melirik sebuah kotak yang berada disana.

SAYA TAHU KEJADIAN PENCULIKAN KAMU DAN APA YANG TERJADI SEBENARNYA!

Tulisan itu tertulis di secarik kertas. Lalu matanya melirik kembali ke wajah istrinya dan tanpa mengatakan apapun, ia langsung menggendong istrinya ke tempat tidur. Meletakan tubuh itu dengan sangat pelan-pelan, lalu menyelimuti tubuhnya. Memberikan kecupan di dahi istrinya, lalu meninggalkan kamar.

Bibi Ana datang dengan tergesa-gesa, “Semua karyawan diminta untuk menuju aula pertemuan...” katanya dengan nada yang tegas.

Langkah tegas pria berbadan tegap itu terdengar sampai ke ruang aula. Bahkan, helaan napasnya pun membuat semua orang ketakutan. Apalagi ketika tangannya yang kekar itu membuka matanya gagang pintu membuat jantung milik siapapun berdetak lebih kencang.

Thomas menarik napas, lalu membuangnya. “Saya tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi. Bibi Ana, apa yang terjadi pada istri saya? Dia tiba-tiba pingsan di kamar...”

Bibi Ana mengangkat kepalanya, “Saya baru saja mengantar camilan ke kamar Nyonya, bahkan kami sempat mengobrol. Tapi Nyonya tampak baik-baik saja.”

Thomas menganguk paham, “Iya, saya mempercayainya. Tapi, siapa yang bertugas memeriksa barang masuk ke mansion ini?” tanyanya seraya meletakan sebuah kotak, lengkap dengan isinya.

“Saya tidak menerima apapun, Tuan. Biasanya saya yang memeriksa barang masuk...dan saya juga yang mengantarnya. Tapi saya sama sekali tidak mengantar barang itu.” Bibi Ana menjelaskan pada Thomas.

“Bagian keamanan, apa kalian melihat sesuatu yang mencurigakan?” tanya Thomas.

“Tidak ada, sejauh ini aman terkendali, Tuan.” Salah satu dari mereka mewakili menjawab.

“Oke, kali ini kita tunda dulu sampai istri saya bangun. Tapi saya minta, tolong perketat keamanan lagi, periksa semua barang yang masuk, kalau ada yang mencurigan bisa menghubungi saya. Dan keamanan istri saya itu yang utama, apapun itu...lindungi dia terlebih dahulu. Mengerti?” jelas Thomas.

^_^

Thomas mengelus pipi istrinya pelan. Diambilnya minyak kayu putih dan didekatkannya ke hidung Kimmy yang hingga saat ini masih terlelap. Gerakan mata menandakan wanita itu mulai sadar. Namun, ketika membuka matanya ia langsung memeluk lengan suaminya erat dan berterak.

“Mas Thomas...Mas Thomas, aku...” katanya terbata-bata.

Thomas menganguk, lantas ia memeluk tubuh istrinya erat. Menenangkannya dengan kalimat-kalimat penenang hingga akhirnya istrinya itu mulai tenang.

“Ada yang teror aku, Mas. Aku takut sekali, tadi tiba-tiba saja dadaku sesak dan tubuhku lemah. Aku gak tahu apa yang terjadi sama aku.”  Kimmy menjelaskan detail ceritanya dengan nada yang menggebu-gebu.

Thomas menganguk dan meminta dokter untuk memeriksanya. Selama pemeriksaan, Thomas terus berada di samping istrinya, bahkan ia senantiasa menggenggam tangan itu untuk memberikan kekuatan.

“Bagaimana dok? Apa istri saya baik-baik saja?” tanya Thomas dengan ekspresi khawatir.

Dokter memasukkan stetoskop ke jas putihnya, lalu menarik napasnya. “Nyonya baik-baik saja, dia hanya sedikit terkejut dan ketakutan. Rasa ketakutan dan keterkejutan itu lah yang membuat Nyonya lemas, lalu jatuh pingsan.”

Thomas menganguk lega sambil melirik istrinya yang sudah kembali terlelap. Dokter keluar dari kamar diantar oleh Bibi Ana.

Pria itu memberikan kecupan di pelipis istrinya, lalu melepas sepatunya, kemudian ikut merebahkan tubuhnya di samping istrinya.

“Mas...” panggul Kimmy.

Thomas menepuk-nepuk bahu istrinya, membuat pemiliknya lebih mendekat ke dalam pelukannya.

“Jangan pergi-pergi lagi ya...aku takut,” katanya yang langsung dibalas dengan anggukan kepala.

“Tidur ya, Sayang...saya tunggu kamu disini,” janjinya.

“Mas jangan cuman nunggu aja, tapi juga ikut tidur. Aku pengen dipeluk terus sama Mas, pokoknya gak boleh lepas ya...” Kimmt mengatakannya sambil memegangi dada suaminya.

Thomas tertawa, “Iya Sayang, saya gak akan kemana-mana. Peluk kamu terus sampai pagi, nah nanti kalau mau ke kamar mandi...saya gendong kamu ya, Hahah.”

Kimmy membuka sepasang matanya, lalu tangannya berpindah ke pipi suaminya. “Kira-kira siapa ya yang kasih ancaman ke aku? Kamu tahu sesuatu?” tanyanya.

“Tadi siapa yang antar paket itu ke kamu?” tanya Thomas mencari tahu.

“Aku juga gak kenal sama orangnya, tapi dia pakai baju pelayan kok. Karena wajahnya agak asing, jadi aku tanya...apa paket itu gak di cek dulu sama Bu Ana, tapi katanya enggak...” Kimmy menjelaskan kronologinya.

“Hhhhmm, baiklah saya akan mencari tahu...” katanya mengakhiri perbincangan sebelum istrinya memejamkan matanya kembali.

Ketika waktu menjelang malam, ia menatap kembali kotak yang diterima istrinya siang ini, dibaca isinya dengan seksama. Kalau orang itu tahu tentang penculikan, berarti orang itu kenal dengannya. Tapi siapa?

Thomas masuk ke aula rapat, dan mulai berdiskusi, “Istri saya sudah menceritakan semuanya dan dia bilang, paket itu diantarkan oleh seseorang yang mengenakan pakaian pelayan. Itu artinya ada orang yang menyusup ke rumah ini!”

“Mari kita cek CCTV, Tuan...” usul salah satu dari mereka.

“Saya setuju, mari kita ke ruangan CCTV!”  Thomas menyetujui ide itu.

Thomas dan yang lainnya naik ruang CCTV, sebagian lagi tetap menjaga posisi di lantai atas untuk melihat situasi. Pria itu langsung memutar rekaman hari ini dalam beberapa jam ke belakang. Dari rekaman itu terlihat ada seorang perempuan yang masuk ke kamar dan mengintip di depan pintu. Tak lama setelah itu, Thomas pulang ke rumah dan berjalan ke kamar. Ini sudah pasti dia!

To be continue....

Kira2 siapa ya yang kasih ancaman itu? Ada yang tahu?

MY POSESSIVE MAN (END) ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang