#58 Magang

56 6 0
                                    

Thomas memijat pangkal hidungnya yang terasa nyeri. Hari ini, kerjaannya begitu banyak dan menumpuk. Dan rasanya ia ingin merebahkan kepalanya yang terasa berat. Belum lagi permintaan istrinya untuk bisa bekerja di kantor.

“Permisi Pak,” panggil Brenda.

“Iya,” jawabnya.

“Saya sudah siapkan ruangan untuk Nyonya dan bisa digunakan mulai besok,” katanya.

Thomas menganguk, “ Bre, saya mau minta pendapat kamu. Istri saya kan sudah mau lulus, dia mau kerja di kantor, tapi saya takut dia kenapa-napa karena lagi hamil. Menurut kamu gimana?” tanyanya.

“Kalau begitu, Bapak bisa minta salah satu teman Nyonya untuk berada di sampingnya. Atau nanti saya minta salah satu karyawan yang berada di divisi yang sama untuk memperhatikan Nyonya,” usulnya.

Thomas menganguk, “Benar juga. Oh ya Bre, tolong siapkan satu kursi juga di divisi yang sama ya.”

Thomas menghubungi Ananda yang dia tahu sebagai teman dekat istrinya. Walaupun dulu ia pernah melakukan kesalahan, tapi ia sudah mengakui kesalahannya dan berteman baik lagi.

“Hallo, saya Thomas...” sapanya ketika panggilan terjawab.

“Ah Pak Thomas, ada apa ya?” tanyanya.

“Saya ingat Kimmy pernah cerita kalau kamu ingin melamar pekerjaan, apakah saat ini kamu masih belum bekerja?” tanya Thomas.

“Hhhmmm belum Pak,” jawabnya.

“Oke, saya ada lowongan magang, satu divisi juga dengan Kimmy. Apa kamu berkenan untuk melamar?” tanya Thomas.

“Sangat berkenan, Pak...” jawabnya.

“Kalau begitu kirim surat lamaran ke email kantor dan tulis bahwa kamu direkomendasikan langsung oleh saya ya. Biar nanti saya minta sekertaris saya yang mengurus.”

“Baik Pak, terima kasih banyak.”

Keesokan harinya, Ananda dipanggil untuk wawancara langsung dengan Thomas. Sengaja memang, karena sebenarnya tidak ada lowongan yang buka untuk karyawan.

“Kamu kuliah jurusan yang sama dengan Kimmy ya?” tanya Thomas.

“Iya Pak,”

“Udah ada pengalaman apa sebelumnya?” tanya Thomas.

“Belum ada pengalaman sih Pak, tapi saya aktif ikut sertifikasi sebelumnya,” jawabnya.

Thomas menganguk, “Saya jujur saja ya, istri saya itu ingin sekali magang di kantor, tapi dia kan sedang hamil. Jadi saya khawatir dengan kondisinya, maka dari itu saya ingin minta tolong sama kamu untuk memperhatikan dia. Begini, saya akan tempatkan kamu di divisi yang sama dengan istri saya, tapi kamu tenang saja...saya tetap akan melihat performa kamu ke depannya ya. Kalau kamu berbakat, akan saya promosikan kamu.”

Ananda menganguk, “Terima kasih banyak Pak Thomas,” katanya.

“Oke kalau kamu memang bersedia, besok kamu bisa langsung bekerja ya,” putusnya.

“Hhhmm, apa Kimmy juga langsung bekerja besok?” tanya Ananda.

Thomas menggeleng, “Saya harus berkonsultasi dengan dokter lebih dulu, apakah Kimmy boleh kerja berat atau tidak.”

^_^

Tiga hari kemudian, Kimmy akhirnya bisa kerja di kantor suaminya. Walaupun harus melewati serangkaian panjang, mulai dari pemeriksaan kehamilan sampai dengan segala ceramahnya yang cukup panjang.

Brenda menyambutnya sambil menunduk, Kimmy menggeleng memintanya tidak usah melakukan itu selama di kantor. Sesuai dengan jurusan yang ia ambil ketika kuliah, ia juga ditempatkan di divisi keuangan, tapi di posisi junior nya.

MY POSESSIVE MAN (END) ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang