#22 Masalah Belum Selesai

108 7 0
                                    

Thomas terdiam cukup lama, matanya menatap istrinya lekat. Sejujurnya, tanpa ditanya pun sudah jelas akan memilih yang mana. Namun, untuk saat ini ia belum bisa menceritakan semuanya. Karena membuka hati itu berarti mengatakan semuanya kepaa istrinya siapa dia sebenarnya.

Lalu, bagaimana kalau Kimmy pergi setelah mendengar semua ceritanya? Itu artinya, ia akan kehilangan wanita yang ia cintai untuk kedua kalinya setelah ia memperjuangkan cintanya hingga berada di titik ini.

Pria itu menelan ludahnya, “Sayang, saya...”

Kimmy menatapnya kecewa. Seperti dugaan pria itu, wanita itu jelas tahu jawaban apa yang akan diberikan. Wanita itu memejamkan matanya kecewa, ia lantas bangkit dari tempat tidur.

Thomas memperhatikan gerakan istrinya yang masuk ke kamar mandi. Pria itu jelas tahu bila istrinya itu menangis, kali ini bukanlah dugaan, karena suara tangis istrinya terdengar dari balik pintu kamar mandi. Mendengar itu, ia mengusap wajahnya dengan kasar. Ia gagal menjadi suami yang baik.

^_^

Hampir satu jam, Kimmy berada di kamar mandi. Ia keluar dari sana dengan wajah sembabnya. Kamarnya terlihat kosong, tempat tidur yang semula berantakan kini telah rapi.

Kimmy medekat ke tempat tidur, disisinya ada fotonya bersama Thomas. Foto itu diambil sudah lama sekali, waktu itu ia baru saja lulus SMA.

Diusapnya bingkai itu dengan sayang, “Dulu kamu sangat cinta aku, Mas. Kamu selalu mengutamakan aku dari segalanya, apapun akan kamu lakukan demi aku...kecuali menemui mereka. Tapi kenapa sekarang kamu berbeda?” tanyanya sedih.

Kimmy terdiam cukup lama, lalu ia teringat isi chat yang dikirimkan Ranju padanya semalam. Apakah kali ini harus menyerah pada cintanya? Namun, perasaan cinta di hatinya masihlah sangat dalam untuk Thomas. Salahkah ia pergi untuk menenangkan diri?

“Hallo Kak...” sapanya ketika sambungan tersambung.

“Ah Kim, kenapa? Kamu gapapa kan?” terdengar suaranya berbasa cemas.

“Aku gapapa kok, Kak. Aku...bisa minta tolong?” tanyanya.

Setelah menutup panggilan, ia berjalan menuju jendela kamar. Ia melihat situasi di luar sebentar, para pengawal berada di posisinya masing-masing, tapi sebentar lagi masuk jam istirahat, biasanya mereka akan bergantian masuk untuk makan siang.

Kimmy tersenyum, lalu mengangkat tas ranselnya ke atas dan menjatuhkannya ke bawah. Suara benda jatuh membuat semua pengawal siaga, tapi untungnya mereka tidak curiga sama sekali, hanya bersikap waspada saja.

Setelah itu, ia menuju dapur dan berpapasan dengan Bibi Ana. Bibi tersenyum padanya, Kimmy pura-pura memakan buah dari lemari pendingin dan duduk di stole bar.

“Bi, Mas Thomas kemana?” tanya Kimmy sambil menguyah buah.

“Ah Tuan ada urusan di kantor, Nyonya...” jawabnya sambil menyibukkan diri dengan penggorengan yang sebentar lagi akan berasap.

Kimmy menganguk, “Oh begitu, soalnya tadi saya lagi tidur, pas bangun Mas Thomas udah gak ada...”

Bibi Ana tersenyum, “Maklumi saja, Nyonya...”

“Oh ya Bi, Bibi yang beberes kamar?” tanya Kimmy.

Bibi Ana menggeleng, “Itu pasti Tuan yang bereskan,” katanya seraya tersenyum.

Kimmy menganguk seraya tersenyum, “Iya kayaknya, pasti Mas Thomas yang beberes.”

Kimmy beranjak, Bibi Ana yang melihat langsung bertanya, “Nyonya mau kemana?” tanyanya.

“Kedepan sebentar, Bi, mau lihat pemandangan luar sebentar...”

Kimmy melangkah keluar rumah. Ia tersenyum ke arah pengawal yang berpapasan di pintu. Mereka membalas senyum itu dan kemhali bertugas. Kimmy berjalan ke samping rumah, tepat di bawah kamarnya. Matanya berbinar kala melihat tak hitamnya yang tergeletak di tanah.

Kimmy melirik para pengawal yang sedang mengobrol. Ia menyelinap lewat samping yang berseberangan dengan hutan. Wanita itu masuk ke semak-semak dan bersembunyi hingga terdengar suara teriakan dari para pengawal yang mengumandangkan bahwa Nyonya nya menghilang.

Kimmy tertawa terbahak-bahak melihat para pengawalnya kalang kabut. Ia lalu berjalan masuk ke dalan hutan dan mulai mencari jalan keluar. Setelah menyusuri jalan yang cukup jauh, ia berhenti. Dikeluarkannya minuman dan camilan dari dalam tas hitamnya.

“Capek banget!” katanya.

Wanita itu kembali tersenyum, direntangkan kedua tangannya sejajar dengan dada. Tubuhnya ia putar dengan senyum yang mengembang. Ini lah yang dinamakan kebebasan murni.

“Ah, aku gak tahu kalau bebas itu indah. Terlalu lama di rumah, buat aku bisa bernapas lega.” Kimmy mengataka pada dirinya sendiri.

Kimmy berjalan kembali, sesekali memetik bunga yang mulai bermekaran, dan tak lupa ia mengambil foto dirinya yang berada di hutan. Setidaknya, ia ingin menyimpan memori kebebasannya.

^_^

Suara klakson motor terdengar ketika ia keluar dari hutan sekitar dua jam berada di dalam hutan. Sebelum naik ke motor, Kimmy lebih dulu melihat ke rumahnya yang tampak megah di depan matanya.

“Kamu kok bisa keluar dari rumah? Bukannya banyak pengawal ya?” tanya Ranju di atas motor.

Kimmy menganguk, lalu menjawab, “Aku kabur tadi. Sembunyi di hutan, dan baru keluar belum lama.”

Ranju menggeleng kepalanya tampak kebingungan. Tapi ia tetap membawa Kimmy keluar dari sana, sesuai dengan keinginan wanita itu.

“Kak, aku mau jalan-jalan kayak waktu itu, sebelum insiden itu terjadi...Kakak bisa kan?” tanyanya.

Ranju menganguk dan segera mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Bibirnya tersenyum ketika melihat bayangan Kimmy melalui kaca spion nya. Bisa dibilang, baru kali ini satu langkah di depan Thomas, karena itu artinya Kimmy telah memilihnya.

Keduanya sampai di parkiran Mall. Kimmy turun dari motor lebih dulu, lalu melepaskan helm yang ada di kepalanya. Ranju yang peka langsung mengambil alih helm yang sejak tadi hanya dipegang oleh wanita itu.

Kimmy tersenyum memasuki pintu samping Mall, dan langsung memasuki gerai khusus pakaian wanita. Ranju yang berada di belakangnya hanya tersenyum melihat keantusiasan wanita itu. Karena sebelumnya, ia tidak sebebas itu.

“Kak, bagus yang ini atau itu?” tanya Kimmy bersemangat.

“Kamu pakai apapun juga cantik, Kim.”

Kimmy memanyunkan bibirnya, lalu masuk ke ruang ganti dengan membawa dua baju yang ia pegang. Ia menatap dirinya di depan cermin merasa aneh, karena untuk pertama kalinya ia mengenakan pakaian yang sedikit terbuka. Biasanya Thomas melarangnya, karena katanya terlalu sexy.

Kimmy keluar dari ruangn ganti, lalu bertanya pada Ranju, “Gimana? Aneh gak?” tanyanya.

Ranju menoleh dan tersenyum, “Kamu cantik banget, Kim.”

Ranju mengalihkan pandangannya secepat mungkin, karena ia tidak ingin kecantikan Kimmy mengambil kewarasannya. Walaupun Kimmy memilihnya, tapi ia tidak boleh gegabah. Ia tidak mungkin langsung memeluk tubuh itu saat ini juga kan? Dia tidak gila!

“Kak gimana? Aku aneh ya pakai baju ini?” tanya Kimmy lagi.

Ranju menggeleng, “Enggak aneh kok, cantik...” jawabnya.

“Tapi kok Kak Ranju sampai malingin muka segala? Aneh ya Kak?” tanyanya lagi.

“Kamu cantik kok, makanya aku suka sama kamu...” kata Ranju.

Gimana, ada yang geregetan sama Thomas?

Atau ada yang mau pindah kapal? Yuk komen... ❤

MY POSESSIVE MAN (END) ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang