#13 Kebohongan • 21+

594 15 1
                                    

Thomas mulai menyuapi istrinya dengan sangat telaten. Kimmy mau tak mau membuka mulutnya dengan pandangan mata yang sama sekali tidak fokus.

“Udah kenyang,” rengeknya manja.

Thomas menggeleng, “Belum habis makannya. Ayo dikit lagi...”

Thomas menyuapi beberapa suapan terakhir, lalu menberikan segelas air putih kepadanya. Selesai mengembalikan gelas, Kimmy langsung menutup dirinya dengan selimut.

“Kamu masih gak enak badannya? Tapi, duduk dulu sebentar sampai sedawa, jangan langsung tiduran.”

Kimmy menggeleng, “Udah, aku udah gak kuat lagi...” katanya kembali menutup dirinya dengan selimut.

Thomas tampak bingung, “Gak kuat apa, Sayang? Kamu masih pusing?” tanyanya tampak cemas.

Wanita itu menarik napas, kemudian menyandarkan tubuhnya ke headbord. Ia menarik ujung bathrobe suaminya dan langsung menciumnya. Di sela-sela ciumannya, Thomas tersenyun, dan melanjutkan ciuman itu ke lumatan-lumatan kecil yang memabukkan.

Tangan halus Kimmt meraba dada bidang suaminya dari luar bathrobe membuat pria itu bereaksi dengan sentuhan itu dengan sedikit desahan kecil. Pria itu menggeram ketika tangan istrinya itu masuk meraba dadanya yang polos, sedangkan lehernya sengaja ditahan untuk tetap saling berciuman.

“Sayang...” lirihnya sedikit menggeram.

Thomas mengelus leher istrinya dengan gaya yang memabukkan, lalu mengecupinya lama dan berulang kali. Ia sengaja menghembuskan napas disana agar istrinya itu merasakan apa yang ia rasakan sebelumnya.

“Kenapa gak bilang langsung sih kalau mau ini? Saya akan senang hati menerimanya loh...” bisiknya membuat Kimmy mengeluarkan desahan.

Thomas menyentuh sisi lain tubuh istrinya, lalu mengecupi sisi lainnya yang ia sentuh sebelumnya. Desahan terdengar di kamar itu dengan sangat merdu, membuat Thomas semakin menggila.

Suaminya itu melepaskan gaun tidur satin yang dikenakannya dengan sangat hati-hati. Lalu ia menarik kedua tangan istrinya untuk segera memeluk tubuhnya. Kimmy menarik lepas ikatan bathrobe di pinggang pria itu, lalu melemparkan bathrobe itu ke lantai.

“Kamu mulai nakal ya!” ucapnya sambil menyentil hidung Kimmy.

“Mas duluan yang mancing...” balasnya tak mau kalah.

^_^

Panggilan telepon Kimmy berdering beberapa kali, diikuti dengan bunyi chat beruntun. Wanita itu mengambil ponselnya segera, tapi panggilan itu sudah mati, dan ia langsung membaca isi chat itu.

Ananda

Aku kirim sesuatu buat kamu, please jangan kaget ya!

Kimmy mengedikkan bahu bingung. Tak lama setelah itu, Bibi Ana menemuinya sambil membawa sebuah amplop cokelat di tangannya, katanya baru saja dikirim lewat objek online.

Penasaran dengan isinya, ia langsung merobek ujungnya. Sebuah foto laki-laki dengan wajah blasteran menyambutnya. Selain itu disana juga ada informasi lengkap tentang laki-laki itu yang ternyata bernama Buck Chan.

Nama : Buck Chan

TTL : Sisilia, 11 September 1980

Selanjutnya berisi tentang keluarganya, tempat tinggalnya saat ini, dan yang terakhir adalah pekerjaannya. Laki-laki itu adalah mafia dari Sisilia yang sangat terkenal. Ia mengurus bisnis-bisnis illegal di Sisilia sampai ke Indonesia.

Kimmy hampir saja terjatuh ketika samar-samar sebelum jatuh pingsan ia melihat laki-laki itu menodong pistol ke arahnya dengan tatapan licik. Kalau begitu, ia adalah musuh dari pada suaminya. Tapi, bukan itu artinya...Thomas juga terlihat dalam bisnis illegal?

Ananda kembali menghubunginya, ia menceritakan semua informasi yang ia dapatkan dari Ranju. Katanya, pria itu belum bisa menghubunginya, karena masih mengurus hal lainnya. Cerita keduanya mengalir, beberapa asumsi keduanya pun ikut terutarakan.

Selepas berbincang dengan Ananda, Kimmy mulai berpikir keras keputusan apa yang harus ia ambil setelahnya. Bukti sudah jelas, suaminya memang memiliki keterlibatan dengan orang-orang Sisilia itu yang jelas memiliki bisnis illegal seperti itu. Dan baginya, bisnis yang illegal itu adalah tindakan kejahatan. Jadi, haruskah ia meninggalkan suaminya atau menyadarkannya? Tapi, bagaimana kalau Thomas tidak mau jujur dan keras kepala? Hah, apa yang harus ia lakukan?

^_^

Thomas memutar gelasnya dengan ekspresi liciknya, menciumnya sebentar, lalu menikmatinya perlahan. Suara ketukan pintu terdengar dari balik pintu, ia hanya berdehem, lalu pintunya pun terbuka. Tiga orang suruhannya menyeret empat orang yang wajahnya sudah babak belur.

Sejujurnya ia sangat benci melihat wajah mereka satu per satu, karena itu kembali mengingatkannya pada kejahatan yang ia lakukan kepada istrinya. Namun, ia harus menyelesaikan semuanya, sebelum mereka menjadi semakin kuat.

Thomas meninggalkan tempat duduknya, masih dengan memegang segelas anggur merah di tangannya. Langkahnya sangat gagah disertai dengan senyuman liciknya, tak lama setelah itu ia membanting gelasnya tepat di hadapan keempat orang itu.

Ia mendekat, mencekik salah satunya. “Apa yang sudah kalian lakukan pada istri saya? Hah?” teriaknya menakutkan.

Orang yang dicekiknya itu tampak kehabisan napas. Ia lantas menggeleng dengan bibir yang sudah membiru. Thomas tak puas, kini ia mencekik semuanya secara bergantian.

“Katakan pada saya siapa yang menyuruh kalian!” ancamnya. Tapi tetap saja tak ada yang mau membuka mulutnya.

Thomas menganguk, “Baiklah, kalian mungkin tidak akan mengatakan siapa yang menyuruh kalian karena tidak diijinkan untuk buka mulut. Kalau begitu, akan saya ganti pertanyaannya...”

Keempat orang itu semakin ketakutan, karena Thomas telah mengeluarkan pistol dari dalam saku celananya. Ia tertawa, lalu secara mengarahkan pistol tersebut ke salah satu dari mereka.

“Apakah Buck Chan yang mengirim kalian?” tanyanya dengan mata melotot.

Diam, tak ada yang berani menjawab.

Thomas siap menarik pelatuk, dan kembali bertanya. “Jawab! Apakah Buck Chan yang mengurim kalian?!” bentaknya.

Sebuah anggukan kepala dari salah satu dari mereka membuat Thomas puas, tiga orang lainnya menatap temannya tak percaya.

“Temukan Buck Chan sekarang juga!” perintah Thomas pada orangnya.

Kini ia menatap keempat orang itu, lalu tersenyum licik. “Siapa nama anda?” tanyanya pada orang yang memberikan jawaban padanya.

Pria itu tampak enggan membuka mulutnya, tapi ia akhinya bicara juga. “Shrek...”

Thomas memanggil orangnya yang lain, lalu membisikkan sesuatu. Dan ia pergi begitu saja setelah menerima pesan di ponselnya.

^_^

Kimmy menunggu kedatangan suaminya di ruang tamu. Sengaja ia menelepon suaminya setelah berpikir cukup lama. Ia sudah memutuskan sebagai langkah awal untuk bertanya tentang kebenarannya kepada suaminya.

Sebuah pelukan yang lumayan lama, serta kecupan di wajahnya membuatnya sedikit mengangkat bibirnya.

“Kamu udah sembuh? Udah gak ada yang sakit lagi?” tanya Thomas.

Kimmy memperhatikan raut wajah suaminya sebentar. Tatapannya dan perhatiannya tampak sangat tulus, ia begitu peduli padanya. Sibuk dengan pemikirannya, suaminya itu menjentikkan jari di depan wajahnya.

“Kamu ngelamun?” tanyanya.

“Enggak, cuman lagi lihat wajah suamiku yang ganteng banget.” Kimmy mengatakan itu sambil mengelus pipi suaminya seraya tersenyum.

Thomas mencuri ciuman di bibir istrinya. “Kenapa minta saya pulang, Sayang?” tanyanya tersenyum.

Kimmy menggeleng, “Enggak, lagi kangen aja. Tapi, kayaknya wajah Mas lagi badmood banget, ada masalah di kantor?” tanyanya.

Thomas menggeleng, “Bukan masalah besar, orang saya masih bisa urus di kantor. Kalau saya tugasnya jaga kamu...” balasnya, terdengar sangat manis.

Kimmy ikut tersenyum, “Bukan karena Buck Chan?” tanyanya dengan tatapan serius.

To be continue....

MY POSESSIVE MAN (END) ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang