#9 LDR (3)

146 13 2
                                    

Thomas melirik Brenda yang masih sibuk dengan telepon ketika sampai di bandara. Pria itu menarik koper nya keluar dari bandara menuju mobil yang telah menunggunya.

Brenda menatap tak enak pada bosnya yang memasukkan koper nya sendiri ke bagasi. Karena ketika Brenda hendak memanggil supir, ia mengacungkan kelima jarinya ke udara, dan sebagai gantinya ia memasukkan kopernya sendiri.

Thomas masuk ke dalam mobil dan langsung mengeluarkan ponselnya dengan terburu-buru.

"Hallo Sayang, aku baru masuk mobil. Kamu baik-baik saja kan? Karena sebelumnya saya dengar nada suaramu yang aneh...apakah ada masalah?" tanya Thomas.

"Gak ada apa-apa, Mas. Aku cuman sedih aja karena gak bisa ikut, padahal kan Mas perginya lama."

Thomas tersenyum, "Saya juga mau nya kamu ikut, Sayang. Tapi untuk kali ini, saya gak kasih ijin kamu ikut. Nah sebagai gantinya, kamu boleh bersenang-senang dengan teman-temanmu. Ingat, jangan kemana-mana ya, di rumah saja."

"Iya Mas Sayang..."

"Oke, kita berbicara lagi nanti. I love you..."

"I love you..."

Brenda tersenyum. Sejak menikah, bosnya itu memang agak sedikit berubah, tentunya ke arah yang jauh lebih positif. Kimmy, perempuan itu yang telah mengubahnya dengan sangat baik. Bahkan, ia juga tahu dalang dari kasus penculikan itu dengan sangat baik, tapi ya ia lebih memilih untuk tutup mulut saja.

^_^

Kimmy tertidur dengan tangan yang masih menggenggam ponsel. Ia memiringkan tubuhnya dengan mata yang sudah sembab. Ananda masuk ke kamar dan mengambil duduk di damping tempat tidur.

"Kim, maaf, tapi aku tidak bisa diam saja. Aku minta tolong Kak Ranju untuk menyelesaikan masalah ini." Ananda berkata dengan sorot mata menyesal.

Kimmy diam saja, masih tetap menangis. "Kenapa harus Kak Ranju? Kamu kan tahu kalau Mas Thomas sangat benci dengan Kak Ranju...bagaimana kalau Mas Thomas tahu?" tanyanya.

Ananda menghela napas, "Kamu masih memikirkan perasaan Pak Thomas setelah tahu dia punya niat buruk? Buka matamu, Kim, dia jahat!" bentaknya.

"Da..." lirihnya.

"Kim, suamimu tidak ada disini dan dia pergi cukup lama. Kita punya waktu untuk mencari tahu kebenarannya. Ini momen yang tepat untuk kamu tahu segalanya..."

Kimmy menganguk, "Kamu benar, aku memang harus mencari tahu sendiri. Walaupun rasanya begitu berat, aku harus tahu apa sebenarnya yang terjadi."

Kimmy kembali menangis dan terdiam cukup lama. Ananda melirik ponselnya ketika terdengar dering telepon. Ia dengan segera menerima panggilan itu, juga memasang loud speaker agar Kimmy juga bisa mendengarnya.

"Hallo Ananda, apakah sekarang kamu bersama Kimmy?" Itu suara Ranju.

Ananda melirik Kimmy, lalu menganguk tanpa sadar. "Iya Kak, aku di rumah nya Kimmy."

Ranju tak berkata lagi, setelah lima menit kemudian ia baru melanjutkan ucapannya. "Aku sudah meminta kenalanku untuk mencari tahu tentang informasi itu, tapi membutuhkan waktu yang cukup lama. Jadi, mohon bersabar ya."

"Oke Kak, masih ada sedikit waktu," jawab Ananda.

Kimmy melirik Ananda sekilas, sedikit kebingungan. Dia tampak tidak yakin dengan keputusan yang diambil secara sepihak. Dia memang berniat mencari tahu tentang kebenaran nya, tapi tidak ingin melibatkan Ranju di dalamnya. Dia ingin tahu faktanya, tapi ia tidak ingin menyakiti perasaan suaminya.

"Apa ini keputusan yang tepat?" lirihnya.

"Ini yang paling benar, Kim. Kamu sudah harus tahu kebenaran nya."

MY POSESSIVE MAN (END) ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang