#2 Tawanan Hati

639 51 9
                                    

Thomas mengecup bibir Kimmy dengan lembut. Malam ini ia tidak ingin melepaskan gadis itu begitu saja. Enak saja, gadis kecil yang kini telah berubah menjadi gadis dewasa itu telah lama ia tunggu selama ini, ia diamkan begitu saja! Dia telah menunggu momen ini begitu lama untuk menjadikan gadis itu pengantinnya.

"Om," panggil Kimmy.

"Kenapa, Sayang? Apa kamu merasa gak nyaman?" tanyanya dengan tatapan nyalang.

Kimmy menggeleng seraya menggigit bibirnya. Melihat itu Thomas langsung menyerbu bibir mungil itu. Mengecupnya lebih ganas daripada sebelumnya. Kali ini ia tidak ingin melakukan kesalahan lagi, ia hanya ingin membuat tanda pada tubuh gadis itu agar semua orang tahu, Kimmy hanyalah miliknya.

"You are mine!" bisiknya tajam.

"Hmm, I am yours."

Thomas meletakan tubuh yang nyaris sempurna itu ke atas ranjang. Menatapnya sekilas, lalu mulai menyatukan diri. Namun, kali ini ia melakukan dengan cara yang begitu lembut agar Kimmy mengingatnya menjadi momen terbaik.

Thomas mendekat, merengkuh tubuh mungil gadis itu, dan mendekapnya di dada. Terdengar suara isak tangis dari dadanya. Ia sedikit menjauhkan wajahnya dan merasakan pipi gadis itu yang membasah.

"Hei..."

"I am not well," kata gadis itu membuat Thomas tertawa.

Thomas mengecup pelipis Kimmy, "Saya gak sabar punya anak dari kamu. Pasti mereka lucu-lucu banget, cantik kayak kamu, dan tampan seperti saya." Thomas mengatakan itu sambil mengelus perut Kimmy yang masih terlihat rata.

"Aku juga gak sabar," balas Kimmy.

"Makanya, kita harus usaha tiap hari,"

Kimmy bangun dari baringnya. Membungkus dirinya dengan selimut-membiarkan Thomas menunjukkan tubuh polosnya. Dan dengan langkah tertatih, ia masuk ke kamar mandi.

Thomas yang masih berada di ranjang sedikit menggeliat. Lalu, ia berinisiatif untuk menyusul Kimmy ke kamar mandi. Di bawah guyuran shower, Thomas kembali mencumbu Kimmy dengan gerakan yang sedikit menggebu. Untungnya hanyalah sebuah cumbuan manis tanpa tindakan selanjutnya.

"Om ke kantor hari ini?" tanya Kimmy seraya membungkus dirinya dengan bathrobe.

"Hhhhmm...enggak! Kemarin itu malam pertama kita, masa hari ini saya harus ke kantor. Lagi pula, kantor gak akan tutup kalau saya gak ada disana."

Kimmy mengangguk, "Yaps, you are right!"

Thomas meraih bathrobe, lalu menggendong tubuh istrinya menuju kamar. Dengan gerakan cepat, ia menarik keluar pakaian untuk dirinya dan Kimmy, lalu memakaikannya langsung.

"Biar aku pakai sendiri," kata Kimmy.

Thomas mendelik, "Dari dulu ini menjadi tugas saya," jawabnya.

Kimmy menarik paksa pakaian dari tangan Thomas. "Sekarang aku bukan anak SMA lagi yang semuanya harus diurus. Lagi pula, aku ini istrinya Om! Aku yang harus urus Om dong!"

Thomas tertawa, "Kamu tetap pengantin kecil saya, jadi saya punya tugas untuk menjaga kamu."

Thomas melayangkan kecupan kecil di pipi Kimmy. Lalu, memakai kaos oblong berwarna hitam dengan cepat. Dan ia kembali membantu istrinya mengenakan pakaian dengan tangannya sendiri.

^_^

"Halo, apa kamu sudah mendapat informasi yang saya minta?" tanya Thomas pada seseorang di telepon.

Jawaban tiap jawaban ia dengar dengan jelas. Ia hanya mengakukan kepalanya tanpa mengatakan apapun. Kimmy yang baru saja turun ke ruang televisi langsung duduk di sampingnya dan memeluknya dari samping. Tangan pria itu menepuk-nepuk paha istrinya seirama sambil mendengarkan informasi yang ia butuhkan.

"Oke, lakukan apa yang saya minta!" perintahnya dan langsung memutuskan panggilan.

"Om telepon siapa?" tanya Kimmy.

"Seseorang," balasnya singkat.

Kimmy merapatkan pelukannya, "Um, Kimmy boleh jalan-jalan keluar gak? Janji deh gak akan nakal!"

"Gak boleh! Nanti kalau sampai kamu diculik gimana?" tanya Thomas terlihat khawatir.

"Kimmy itu udah 22 tahun ya. Bosan main di rumah terus. Kuliah selama empat tahun cuman di daerah sini aja. Emangnya Kimmy gak boleh kemana gitu?" rengeknya.

Wajah Thomas mengeras, tangannya yang sebelumnya menepuk-nepuk paha Kimmy, kini berpindah di dagu gadis itu. "Saya bilang tidak ya tidak! Saya tidak suka mengulang ucapan saya!"

"Oke," balas Kimmy.

Selama hampir lima tahun, Thomas tak pernah berubah. Pria itu selalu tak mengizinkan Kimmy keluar dari rumah tanpa pengawasan darinya. Untuk kuliah pun, Kimmy harus membuang harapan untuk bisa sekolah di perguruan tinggi negeri, dan yang lebih gilanya Thomas membuka perguruan tinggi di dekat rumah hanya untuk Kimmy. Gila memang!

Bila Kimmy membantah ucapan pria itu, pria yang kini berstatus sebagai suaminya itu akan berubah menjadi pria posesif-bahkan bisa turut kasar juga. Makanya, Kimmy tidak ingin membantah pria itu agar tidak membuat suasana semakin runyam.

"Aku mau istirahat ke kamar, Om mau ikut?" tanya Kimmy.

Thomas menggeleng, "Masuklah ke kamar, saya akan menyusul nanti."

"Oke,"

Kimmy meninggalkan Thomas sendirian di sana. Ia masuk ke kamar dan mengurung diri. Untung, walaupun Thomas melarangnya berinteraksi dengan orang banyak, suaminya itu tidak menyita ponselnya. Ia masih bisa melihat dunia luar melalui social media yang ia miliki. Dan, ia juga ingin tahu kabar keluarganya.

Tangannya dengan cepat mengetikan username di kolom pencarian di instagram. Dan ia langsung membuka salah satu akun yang sangat ia kenal itu. Akun instagram kakaknya, dan ketika melihat postingan terbarunya pipinya membasah. Sebuah foto keluarga yang amat harmonis-tentu saja tanpa dirinya.

Jujur, Kimmy rindu keluarganya. Momy, Daddy, dan juga kakak perempuannya. Belum lagi saudara-saudaranya. Namun sepertinya mereka tidak merindukannya sama sekali, karena mereka terlihat baik-baik saja tanpa dirinya. Atau sebenarnya, mereka memang tidak butuh Kimmy?

Kimmy menutup laman instagram dan langsung merebahkan tubuhnya ke ranjang. Seharusnya memang ia mendengarkan perintah Thomas untuk tidak mencari tahu tentang keluarganya. Mungkin suaminya itu tahu jika itu akan membuatnya semakin sedih. Yah, hanya Thomas lah yang selama ini peduli padanya.

"Sayang, apa kata-kata saya membuatmu sedih? Kalau begitu, saya minta maaf. Saya sama sekali tidak bermaksud untuk membentak kamu, saya hanya takut kamu kembali diambil. Mereka pernah melakukan itu, makanya saya harus menjagamu dengan benar." Thomas merengkuh tubuh mungil Kimmy sambil sesenggukan.

Kimmy mengelus kepala Thomas, sesekali mengecupnya dengan sayang. "Aku cinta kamu, Om."

Thomas membuka matanya, kini mereka saling bertatapan. "I love you more," balasnya.

Mereka saling mengencangkan pelukan itu satu sama lain. Di dada suaminya, ia menumpahkan segala sakit hati yang menumpuk di dadanya. Harusnya ia tidak boleh rakus dengan meminta sesuatu yang lebih dari Thomas, karena selama ini pria itu telah memberikan apapun yang ia butuhkan. Tanpa kurang sedikit pun. Dan ia sama sekali tidak tahu apa yang akan ia lakukan bila Thomas tidak ada di sampingnya.

"Makasih karena sudah ada di samping Kimmy ya," kata gadis itu pelan.

Thomas mengurai pelukan, "Apa maksud kamu? Saya sangat mencintai kamu, jadi apa pun yang saya lakukan untuk kebaikan kamu."

Kimmy mengangguk, "Iya, Kimmy tahu kok. Makasih juga karena sudah mau menjadi suami Kimmy."

"Menjadi suamimu adalah impian saya sejak dulu, jadi jangan mengatakan terima kasih. Saya yang harus mengatakannya, karena kamu mau menikah dengan saya-pria yang telah menyulik kamu."

To be continue...

(Jangan lupa kasih ❤, masukin reading list, dan follow wattpad author ya supaya gak ketinggalan kelanjutannya 🤩)

MY POSESSIVE MAN (END) ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang