#62 Detik Semakin Dekat

75 5 0
                                    

Ergy menatap putranya yang sedang tertawa. Di lantai berserakan foto Kimmy. Sungguh, ia merasa gagal menjadi seorang papi untuk anaknya sendiri. Apakah selama ini ia salah mendidik? Tapi, bukannya selama ini Ranju selalu menajadi anak yang penurut?

“Apa sebenarnya yang kamu inginkan?” tanya Ergy.

Ranju menatap papi nya itu sambil tersenyum, “Aku cuman mau Kimmy jadi milikku! Dia gak bahagia, jadi aku harus bawa dia pergi.”

Ergy menggeleng, “Kimmy hidup bahagia bersama suaminya, bahkan sekarang ia sedang hamil. Mereka sangat bahagia, Nak. Jadi, kamu berhenti ya melakukan ini semua.”

Ranju membuang semua yang ada di atas meja hingga semuanya berjatuhan. Ia lantas menggeleng, “Enggak! Kimmy gak boleh hidup dengan pria itu! Hanya aku yang boleh!” teriaknya.

“Cukup, Ranju! Kalau kamu seperti ini terus, Papi akan bawa kamu terapi!” tegasnya.

Setelah Papi nya pergi, Ranju membereskan barang-barangnya. Menurutnya, sudah tidak ada lagi waktu yang tepat untuk membawa kabur Kimmy.

Lelaki itu memandang ke kamarnya sekali lagi, lalu ia benar-benar pergi. Di sepanjang jalan, ia berpikir mengapa tak ada orang yang percaya padanya kalau Kimmy tidak hidup bahagia bersama pria itu? Sial!

“Permisi,” kata Ranju.

“Iya,”

“Saya dengar disini ada rumah ya? Saya ingin menenangkan diri di suatu tempat yang jauh dari keramaian...” katanya.

Orang itu menganguk dan mengantar Ranju ke salah satu rumah yang letaknya sangat jauh dari sana. Disana memang tampak asri, masih begitu banyak pepohonan disana. Melihat itu Ranju tersenyum dan segera meletakan barangnya disana.

“Disini sangat bagus, sangat cocok untuk waktu sendirian...”

Ranju menganguk, “Ya, saya pilih ini,” katanya.

Setelah menata semua pakaian di dalam almari, lelaki itu duduk di kursi dan mulai menyusun rencana selanjutnya.

^_^

Kimmy memandangi perutnya yang sudah mulai membesar di depan cermin. Bisa dibilang ia rutin melakukannya setiap hari.

“Kenapa Sayang?” tanya Thomas sambil memeluk tubuh istrinya dari belakang.

“Aku gendutan,” katanya.

Thomas mengecup bahu istrinya, “Kamu itu gemes sih,” katanya.

“Ya udah deh kalau Mas bilang begitu. Uhm, kalau begitu aku mau siap-siap ke kantor deh.”

Kimmy masuk ke kamar mandi, lalu tak lama keluar dari sana dengan penampilan yang jauh lebih segar. Kemudian ia melanjutkannya dengan memulas wajahnya natural.

“Tumben kamu dandan,” kata Thomas.

“Iya, biar gak dibilang jelek. Nanti dikatain lagi sama yang lain, masa istri bos jelek sih!” jawabnya sambil menggerakan bibirnya.

Thomas tertawa, “Kamu itu lucu banget sih, jadi pengen gigit pipi kamu deh,”

Kimmy menyingkirkan tangan suaminya, lalu melanjutkan kegiatannya memoleskan lipstik di bibirnya. Thomas langsung saja memeluk istrinya ketika Kimmy berdiri.

“Sayang,” rengek Kimmy.

“Aku pengen kamu tetap di rumah! Soalnya aku gak mau kamu kemana-mana, kamu milikku! Aku cuman takut kamu diambil sama orang lain!”

Kimmy menggeleng, “Kamu kayak mau aku ke mana aja sih? Siapa juga yang mau ambil aku, kan semuanya takut sama kamu.”

“Aku juga gak tahu, tapi aku punya firasat yang gak enak.”

MY POSESSIVE MAN (END) ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang