9.2 Rythm Divergence

70 9 0
                                    

Shani dan lainnya kini telah kembali di rumahnya, di daerah Yogyakarta. Namun, di lemari kacanya ada sosok yang menarik, siapa lagi kalau bukan Jinan yang Shani segel menjadi sebuah boneka manusia kecil.

"Ih, lucu!" ucap Zee sambil mencubit-cubit pipi boneka tersebut yang ia ambil dari lemari. Tak sengaja ia menekuk kakinya yang terasa seperti boneka kapuk seutuhnya.

Marsha yang iseng, lalu merebut boneka tersebut dari Zee dan memasukkannya kedalam sebuah blender di dapur. Ia masih memegang boneka itu dan berharap dapat menakut-nakuti Jinan yang mungkin tahu mereka sedang melakukan apa. Sesekali Marsha mendekati kaki boneka itu ke ujung mata pisau yang berputar sangat cepat.

"Marsha anjing!" jerit Jinan walau mereka semua tak dapat mendengarkannya berbicara sekencang itu.

Shani yang melihat hal itu, segera mencabut kabel blender dapurnya lalu segera mengambil boneka itu dan mengembalikannya ke lemari kaca. Tak lupa ia mengunci kembali lemari itu agar tiada satupun yang dapat mengambilnya. "Marsha!" bentaknya saat mengetahui yang dilakukan oleh anak itu sudah lewat batas.

"Sorry, Ci!" balas Marsha dengan sedikit senyum tertawa.

*****

Malam itu, mereka berkumpul di meja makan membahas sesuatu yang sangat serius. Saat ini, disana sudah ada Shani, Zee, Oniel, dan Fiony sementara Marsha sepertinya menikmati duduk di samping Jinan di dalam lemari kaca tersebut.


"Ada yang mau gabung dengan mereka?" tanya Shani sambil menunjuk ke arah lemari merujuk kepada mereka berdua. Shani menjelaskan apa yang terjadi kepada mereka dan nampaknya mereka belum dapat meminta keterangan dari Christy yang sampai saat itu masih linglung.

Amanda kembali dari kamar sambil membawakan Beat dan Rythm yang digunakan oleh Christy kepada Shani.

Shani mengambilnya lalu menyimpannya di dalam sebuah tas koper bersama dengan dua Beat dan Rythm lainnya. Yakni 'Nagai Hikari' milik Jinan dan Beat 'Scrap and Build' milik Marsha. "Fiony!" panggil Shani yang hendak beranjak dari kursinya.

Fiony juga berdiri dan menghampiri Shani yang sedang memberikan sebuah kunci kepadanya.

"Kamu tolong 'purge' si Jinan bisa kan?" bisik Shani kepada Fiony dengan wajah serius.

Fiony kaget mendengar perintah itu, begitu juga dengan Oniel yang dapat mendengar bisikan itu. Fiony gemetar mendengar perintah dari Shani. Tangan kirinya membeku saat memegang kunci lemari kaca tersebut.

Setelah Shani pergi, Zee menyikut Oniel dan bertanya kepadanya mengenai hal itu, "Niel, Ci Shani itu ngomong apa tadi?"

Oniel lalu berbisik kepada Zee, "Purge itu langkah untuk mencabut paksa atau membersihkan Idol Aura seseorang!"

Fiony terlihat masih gemetar saat mengambil boneka Jinan lalu membawanya menuju kamar Shani yang telah menunggunya di kamar tersebut. Ia berjalan secara perlahan menuju lantai atas melalui tangga dan memastikan tak membangunkan sosok di dalam boneka tersebut.

***

Knock knock

Fiony perlahan membuka pintu kamar Shani. Saat masuk, ia melihat sebuah altar kecil sudah di siapkan diatas sebuah karpet di tengah-tengah kamarnya. "Ci?" sapanya perlahan sambil memberikan boneka tersebut kepadanya.

Shani hanya mengangguk dan menyuruhnya untuk menutup kembali pintunya sementara ia menyiapkan semuanya. Dua buah beat kosong ia letakkan di kanan dan kiri boneka yang sudah ia letakkan di altar. Di sekeliling tempat duduk itu, terpasang beberapa lilin yang disusun melingkar seperti sebuah ritual.

KAMONEGIX [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang