13.2 Perfect Storm

70 10 0
                                    

Announcements!

Hello guys. Kamonegix udah rilis versi komiknya di Twitter ya! Kalian bisa cek akun @FizzleSoda48 abis itu cek pinned Thread.

Untuk uploadnya 2 minggu sekali. Sama cerita agak divert dari Wattpad, jadi kalian cek keduanya ya!

*****

Hari-hari biasa telah berjalan dimana para Idol menjalani dua kehidupannya yakni manusia normal dan juga Idol. Namun hanya dengan berlima saja, nampaknya kekuatan mereka belum sempurna. Feni yang menghilang serta Gracia yang belum bertemu dengan mereka membuat misteri yang ada belum terpecahkan.

"Navi bagaimana?" tanya Jinan kepada Dhika. Dari jurnal yang dibaca olehnya, disitu dijelaskan bahwa Dhike telah bertemu dengan seseorang yang bernama Chika dan cocok dengan Rythm dan Beat yang ia berikan, namun sayangnya gadis itu mudah terbawa oleh perasaan iba dan kasihan yang cenderung memantik rasa emosi dalam dirinya.

Dhike hanya menggelengkan kepala sambil menunjuk ke arah jam memberi tanda hanya waktu yang dapat menjawabnya. Ia juga memberi saran kepadanya untuk sama sekali tidak menggunakan kekuatannya jika tidak terdesak, karena Jinan menjadi saksi atas yang terjadi di Rumah Sakit, dan jika mereka tahu apa yang sebenarnya terjadi, ia benar-benar dalam bahaya.

***

Sementara di luar sana, para Idol sedang melawan monster baru yang menganggu Kota di hari itu. Namun hanya ada Shani sendiri karena ke-empat lainnya sedang berada di sekolah. Shani menggunakan beat favoritnya sehingga ia berubah dengan ishou yang paling ia sukai. Dengan kapaknya yang telah dibetulkan, kali ini ia dapat melawan musuhnya dengan sedikit lebih mudah dibandingkan menggunakan kekuatan berliannya yang menguras tenaga.

 Dengan kapaknya yang telah dibetulkan, kali ini ia dapat melawan musuhnya dengan sedikit lebih mudah dibandingkan menggunakan kekuatan berliannya yang menguras tenaga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Shani a.k.a. Xhante in Super Form)

Setelah membuat monster yang kali ini di lawannya lumpuh, ia menahan serangannya agar monster tersebut tetap hidup dan dapat menjawab pertanyaannya. Dengan mata tombak yang berada di pangkal kapak berliannya, ia menusuknya perut monster tersebut sambil menginterogasinya untuk mendapatkan secercah informasi. Setelah informasi yang dirasa cukup, Shani menebasnya dan membuat monster itu berubah menjadi abu. "Kalian seharusnya tak datang kemari," ucapnya setelah menghancurkan monster itu sendiri.

"Wah, wah, wah. Shani si paling hebat ternyata ada disini ya!" ujar seseorang yang nampak familiar dengannya.

Shani yang melihat wajah tersebut segera berdiri dengan kuda-kuda berlindung. Salah satu anggota dari nama kelompok yang disebut Melody saat ia melawannya di Sungai Serayu. "Kak Ve, Mau apa kau disini?" ucapnya sambil mengangkat kapaknya.

Tapi seketika, kedua tangan dan kakinya seperti terkunci ke tanah. Saat menunduk, ia melihat lingkaran bewarna oranye tergambar di tanah yang menandakan ada medan gravitasi yang kuat pada titik tersebut. "Kak Kinal!" ucapnya yang mengetahui kekuatan yang sedang di lawannya.

Di belakangnya lalu muncul lagi orang-orang lainnya yang kini mengepungnya seakan-akan ingin membuatnya lemah disana.

Veranda, sosok yang namanya pertama kali disebut di tempat itu mendekatinya sambil memegang dagunya memaksa Shani untuk menatapnya. "Kami hanya akan mengambil Idol Aura mu lalu membunuhmu di tempat ini!"

Shani berusaha keras melepaskan diri dari medan gravitasi buatan milik Kinal yang memaksanya untuk terkunci di tanah. Wajahnya pucat melihat artefak yang sama dengan yang dimiliki Matron dulu setelah menyelamatkan beberapa temannya.

Ve dan yang lainnya tanpa basa-basi mengeluarkan artefak yang sama dari jas nya. Sambil membaca sebuah mantra, artefak itu mereka arahkan ke Shani untuk melakukan purge seperti yang dilakukannya dulu kepada Jinan.

Dari sekujur tubuhnya, seperti ada kepulan asap hitam yang keluar darinya. Semakin lama membuatnya meringkuk diatas tanah seiring semakin banyaknya asap yang keluar dari tubuhnya. "Kalian tetap tak akan bisa menangkapnya!" ujar Shani yang berusaha berdiri dengan satu tangannya. Tangan kirinya memegang jantung menahan sakit dari proses itu.

Setelah mereka selesai mem purge Shani, Veranda membuat sebuah pedang dari kekuatan es yang di milikinya dan mengangkatnya tinggi di depan Shani. "Aku bukan Matron yang suka bermain dengan kalian, lebih cepat kalian mati, lebih cepat kerjaan kami!" balasnya.

Shani hanya tersenyum saat Isshou-nya menghilang dan Rythm miliknya tidak berfungsi lagi.

*****

"Ci Shani!" jerit Fiony saat mendorong tubuhnya bersama suster lainnya di ruangan IGD rumah sakit terdekat. Di belakangnya Marsha dan Zee ikut bersamanya dan menunggu hal-hal baik terjadi dari dalam ruang IGD.

Fiony gelisah menunggu kakak kelasnya itu untuk keluar dari ruang penanganan. Setelah dokter keluar, Fiony menundukkan kepalanya dan duduk pasrah dia antara Zee dan Marsha yang menunggunya.

Jinan juga hadir namun mengenakan topeng hologram yang diambilnya saat bersama Christy untuk kembali masuk ke area perumahan miliknya. Dhike juga menyamar mengingat mereka berdua dianggap telah tewas oleh anak-anak Vendrax.

Beberapa saat kemudian, Sang dokter yang melakukan operasi keluar dan menggeleng-gelengkan kepalanya kepada mereka memberi kabar yang tak ingin mereka dengar. "Maaf, jantungnya mengkristal dan tidak memompa, kami juga bingung kenapa jantungnya berubah seperti itu. Mohon maaf ini diluar kemampuan kami!" ucapnya kemudian menunduk.

Zee, Fiony, Marsha, Christy, dan Amanda lalu berlari menuju ke dalam ruangan dengan wajah memerah dan mata yang mulai basah. "Ci!" teriak mereka.

KAMONEGIX [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang