20.2 Final Blow

63 10 0
                                    

Dari jendela sebuah gedung, Christy bersama Amanda dan kawan-kawannya melihat apa yang terjadi dengan teman-teman Idol-nya. Wajah Christy benar-benar pucat setelah sebelumnya ia tumbang oleh Febi.

"Ka Christy...," lirih Amanda perlahan sambil memeluknya, melihat kengerian Vendrax yang kini berada di depan matanya.

Christy memeluk balik dan tidak dapat berkata apa-apa, dari kejauhan, ia melihat Vendrax mengubah satu-persatu mereka menjadi sebuah patung obsidian. Terlihat wajah masing-masing dari mereka yang terkejut akibat peristiwa itu. Dari jam tangannya, ia mengambil gambar lalu mengirimkannya kepada Zee yang saat itu entah dimana. "Zee, dimana kamu!"

*****

Saat Zee sudah terbangun, ia melihat Freya berjalan mondar-mandir seperti bingung akan sesuatu. Ia perlahan berdiri lalu menepuk punggungnya, bermaksud untuk menyapanya. Namun, kekuatannya bangkit, tiba-tiba ia masuk ke dalam pikiran Freya dan melihat segalanya yang terjadi saat ia pingsan hingga saat Freya membawanya untuk kabur. Tangannya tiba-tiba bergetar hebat serta tubuhnya seakan-akan lemas. "Me.. me.. me.. mereka.., mati?" ucapnya mengingat kejadian terdahulu.

"What?" tanya Freya sambil menoleh ke arah nya.

Bibir Zee perlahan berbicara dan menjelaskan apa yang dia ketahui kepada Freya. "Mereka, Erebos memang menjadikan manusia sebagai hidangan mahal dan tidak sembarang dari mereka boleh melakukannya. Mereka tidak memiliki antibodi untuk melawan virus yang dimiliki oleh tubuh manusia saat itu sehingga beberapa dari mereka akan ada yang mati dalam hitungan hari.

"Akan tetapi kalangan atas mengakali hal tersebut dengan menyerap seluruh energi yang dimiliki manusia, terutama kita para Idol, manusia yang terlahir dengan kekuatan lebih menjadi incaran mereka!"

"Kak Jinan, aku melihatnya dengan membaca isi pikirannya. Dia mengetahui bahwa Vendrax dan bangsawan mereka telah menyusup ke Academy Idol dan memburu para siswi untuk diambil kekuatan dan Idol Aura yang membuat mereka semakin kuat!"

Freya kemudian merogoh sakunya dan mengeluarkan alat-alat untuk diberikan kepadanya. Sebuah pistol dan kartu kecil untuknya. "Ini, seharusnya sudah diberikan kepadamu, Kak Zee. Tapi sayangnya kamu pingsan tadi!"

"Untuk melawan Vendrax?"

Freya menggaruk kepalanya dan sedikit bingung menjawabnya. "Bisa sih, tapi sebaiknya untuk melindungi diri saja!" ucapnya.

*****

"Dimana dua yang lainnya! Si gadis petir dan gadis air itu!" bentak Vendrax. Di depannya, kini terlihat Marsha menjadi tawanan untuk memancing Zee dan Christy agar keluar dari persembunyian mereka. Jemari Vendrax terlihat memanjang dan seakan menancap di punggungnya dan memberikan kejutan listrik di tubuhnya.

Dari kejauhan, Zee mendengar teriakan tersebut dan menghentikan langkahnya. "Fre, itu Marsha!" ucapnya sambil menoleh ke sumber suara.

Tak jauh dari sana, terlihat Freya menahan tangan Zee yang melangkah menuju Vendrax setelah mendapat kekuatan barunya. "Lu menolong dia juga percuma, Zee. Vendrax akan tetap membunuh kalian berdua," seru Freya. Sekuat tenaga ia menahan tangan Zee.

Zee melepaskan tangannya dari Freya lalu berkata, "Mau gak mau! Entah gua berakhir disini atau bersama keluarga gua kalau Vendrax tidak dihentikan sekarang!" tegas Zee.

"Saat Vendrax ngebunuh lo dan make kekuatan baca pikiran lo. Lo sama aja nge bunuh gua!" ujar Freya sambil menunjukkan jarinya, tajam ke arah Zee. Wajahnya terlihat begitu marah dan seakan tidak terima.

Zee lalu membelakangi Freya dan berjalan begitu saja menuju Vendrax dengan isshou nya yang menggambarkan bahwa dirinya sudah siap dengan kekuatan yang dimilikinya untuk melawan Vendrax.

Freya mengepalkan tangan kanannya kemudian berlari menuju Zee. Tangan kirinya ia gunakan untuk menarik pundak Zee agar ia dapat melihat wajahnya. Kepalan tadi langsung saja dilancarkan untuk meninju wajah Zee lalu mendorongnya hingga terjatuh. "Saat dia baca pikiran lo, dia juga bakal tahu tentang gua!" ucap Freya sambil menembakkan cahaya dari telapaknya dan membuat Zee buta untuk sesaat.

Zee masih mencoba memfokuskan pandangannya namun Freya menyerang dari segala arah dan membutakannya berkali-kali dengan cahaya yang dimilikinya. "Freya, stop it!" ucapnya. Melihat celah-celah bayangan diantara silaunya cahaya-cahaya itu, Zee berhasil meraih tangan Freya dan membuatnya berhenti sementara. Zee langsung saja menggunakan kekuatannya dan perlahan membekukan Freya dari tangan hingga ujung kakinya.

"Lo gak bisa ninggalin gua disini!" bentak Freya sebelum wajahnya ikut membeku. Matanya masih bergerak dan melihat Zee yang bergegas untuk berlari menuju temannya yang berada disana.

Zee menatapnya sebentar sebelum Freya benar-benar ia bekukan lalu berkata, "Gua cuma mengikuti apa yang kak Jinan lakukan. Melindungi orang yang peduli dan ia pedulikan!"

KAMONEGIX [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang