21.1 Now or Never

59 12 2
                                    

Di depan mata Zee, ia melihat Christy yang saat itu tubuhnya perlahan berubah menjadi seperti patung. Kedua tangannya mengelus kedua pipinya seraya berkata, "Jangan sedih, jangan sedih, aku dan Marsha akan menolongmu!"

Terlihat tetesan air mata dari Christy, ia bergumam pelan lalu tersenyum memberikan semangatnya kepada Zee yang ia lindungi. "Zee, ini gak sakit kok! Gua gak papa, cuma bakal begini sebentar aja!" ucap Christy. Sebelum ia benar-benar menjadi patung obsidian, ia memberikan dadah hingga seluruh pandangannya menjadi gelap gulita.

Vendrax mendorong tubuh Christy yang telah membatu dengan begitu mudahnya. Kini ia terfokus pada Marsha dan mulai menumbuhkan akar-akar merambat di tubuhnya. Posisinya yang terlentang disebelah Zee membuat akar-akar itu lebih mudah cepat merambat untuk sampai ke titik jantungnya.

"Zee!" lirih Marsha, wajahnya menunjukkan rasa takut saat akar-akar itu menjalar di atas tubuhnya. Ia menangis lalu memeluk Zee sambil memberikan iBeat dan iRythm yang telah ia perbaiki dengan kekuatan uang tersisa. Ia memanfaatkan jeda-jeda waktu yang ada untuk berusaha memperbaiki alat itu.

Zee memeluk erat Marsha hingga detik-detik terakhirnya. Ia dapat merasakan detak jantungnya yang semakin berdegup kencang, kemudian berhenti seketika saat ia merasakan sensasi dingin di kulitnya. Saat ia membuka matanya, ia melihat Marsha kini telah menjadi sebuah patung seutuhnya bewarna hitam pekat seperti bebatuan obsidian dan juga corak ungu di wajahnya.

Vendrax semakin menghampiri Zee dengan perlahan, namun Zee dengan sigap berhasil melakukan tolakan dengan kedua kakinya untuk membuat posisi kuda-kuda pada saat itu. "Kau tahu, Kerensa. Bangsa kami, Erebos semata-mata melahap kalian hanya untuk isi kepala kalian?"

Vendrax lalu membuat sebuah petir bewarna merah, hasil perpaduan antara kekuatan yang dimiliki oleh Christy serta Marsha. Setelah bola itu jadi, ia menembakkannya ke arah Zee. "Namun kami dari kasta yang lebih tinggi bisa lebih dari itu, kami tidak menyangka beberapa manusia memiliki kekuatan seperti kalian, para Idol!" sambungnya.

Zee terlihat geram dari raut yang diberikan oleh wajahnya. Kedua tangannya mengepal, sebuah sarung tangan tinju ia buat dari kekuatan es yang dimiliki olehnya. Dari sela-sela antara sarung tangan dengan pergelangan tangannya, Zee menggunakan kekuatan anginnya untuk mendapatkan dorongan momentum tambahan. Zee berteriak sekuatnya untuk melepas energi saat menghajar Vendrax.

Vendrax berhasil terdorong beberapa langkah akibat pukulan tersebut, namun ia tak semudah itu dikalahkan. Dari kekuatan Shani yang telah dimiliki olehnya, ia membuat sebuah lapisan berlian di kedua sayap lengannya dan menjadikannya sebagai perisai untuk berlindung dari pukulan Zee. Namun Zee melakukan pukulan itu berkali-kali hingga berhasil memecahkan perisai berlian tersebut. "Nampaknya aku akan mengajakmu bermain dahulu dengan kekuatan teman-temanmu!"

Sebelum Zee memukul, ia menembakkan sorot cahaya yang membutakan sementara. Saat Zee memejamkan mata dan menghalangi sinar itu dengan lengannya, Vendrax lalu menyambarnya sambil mendorongnya ke tembok sebuah gedung. "Kamu adalah penghalang!"

Vendrax lalu terbang sambil mencengkram kedua punggung Zee dengan kedua kakinya kemudian terjun dengan cepat dan melepaskan Zee dengan kecepatan yang tinggi.

Zee dapat membuat semacam bola yang terbuat dari air dan berukuran raksasa untuk meredam kecepatan saat ia terjatuh. "Sial, sial, sial!" gerutunya saat terjun bebas ke bola air raksasa yang ia buat.

Tak sampai disana, Vendrax lalu membuat sebuah tangan berlian dari tanah dan segera mencengkram badannya seperti sedang menggenggam sesuatu.

Zee seketika tidak dapat bergerak, namun cengkraman itu mulai meremukkan badannya. Semangatnya kini padam saat ia meringkih. "Kraaaa!" Kedua matanya memejam dan ia mencoba mendorong tubuhnya untuk keluar dari sana.

Namun Vendrax juga mengunci kedua pundaknya dan kini ia kembali ke wujud sebagai manusia dan berdiri di depan Zee. "Aku ingin membunuhmu perlahan atas beban yang kalian buat. Namamu selalu dia sebut dan kau berarti sangat berarti untuknya!"

Zee berteriak sekuat tenaga untuk sedikit menenangkan pikirannya. Tiba-tiba, api biru menyambar dari lengan keseluruhan tangannya kanannya. Di tangan kirinya terlihat sambaran petir yang juga bewarna biru juga muncul, seperti kekuatan milik Chika dan Christy. "Gua habisin lo disini!"

***

KAMONEGIX [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang