11.2 Aftermath

62 9 12
                                    

Di tengah malam, monster yang dilihat Fiony saat di Rumah Sakit sedang berdiri di menara salah satu Radio di Jakarta. Dengan gitar yang berada di tubuhnya, ia mulai memetik setiap senar terpasang di tubuhnya. Pemancar radio itu membantuku untuk menyebarkan nadanya ke seluruh penjuru kota. "Bekerjalah anak-anak ku!"

Fiony, yang tadi siang terkena musik itu, tiba-tiba matanya terbuka dengan tatapan yang kosong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fiony, yang tadi siang terkena musik itu, tiba-tiba matanya terbuka dengan tatapan yang kosong. Ia lalu bangun dan bangkit dari kasurnya. Tanpa menyentuh Beat-nya, ia berjalan membuka pintu kamarnya dan menuju ruang tamu apartemen miliknya.

Christy yang satu apartemen dengannya, melihat perilakunya yang sedikit aneh. Ia mencolek lengannya namun Fiony tak bereaksi apa-apa. "Pio, lu kenapa?" tanyanya sambil menguap. Waktu masih menunjukkan pukul satu pagi dan suara gaduh itu membuatnya terbangun.

Fiony tak menjawab dan terus berjalan menuju lift apartemen.

Christy di lorong berteriak memanggil dan mengetuk-ngetuk apartemen Shani, Jinan, dan Zee sekaligus berusaha menahan Fiony agar tidak kemana-mana.

Satu tamparan keras dari Fiony, mampu membuat Christy menghantam tembok dan memar di bagian sampingnya. Bekas tamparannya terlihat sangat merah dan sedari tadi ia memegangi pipi tersebut. "Pio, sadar!"

Fiony dengan singkat membalas, pikirannya tampak telah kosong dan terisi sementara dengan hal-hal yang entah membuatnya seperti itu, "Ikut, atau aku akan membunuhmu!" Sebilah pisau lalu dikeluarkan dari tangannya. Segera ia menarik Christy dan menodongkan tepat di lehernya agar dia tidak melawan.

Mendengar suara hantaman yang cukup besar di temboknya, Shani bergegas keluar walau matanya masih kunang-kunang. Ia mendengar suara lift dan juga teriakan Christy dari sana. Sebelum mengejarnya, ia menggedor-gedor apartemen Zee yang ada Marsha juga disana.

****

"Fiony, stop!" panggil Shani bersama Zee dan Marsha. Para satpam di apartemen itu enggan mendekatinya karena Christy yang masih di todong oleh pisau.

Zee teringat qpa yang dahulu dilakukan olehnya untuk menghilangkan efek kendali pikiran Manon kepada Jinan. "Ci, dulu aku pernah tempelin kening Kak Ji pakai Beat untuk lepasin efek kendali pikiran, apakah...."

Shani memutus kemudian berbisik kepada Zee, "Jangan, biarkan dia membawa Christy. Kita akan tahu mereka semua akan dibawa kemana!" balasnya.

Fiony pun lanjut berjalan dengan menyeret Christy dengan tangannya. Tatapannya masih kosong dan seperti tiada orang di dalamnya.

****

"Gracia, i need your power to see the past and all predictable future. Can you show us?" ucap seseorang yang menahannya di sebuah markas yang cukup besar. Gracia diletakkan didalam sebuah bola raksasa dengan berbagai macam laser diarahkan kepadanya untuk mengunci dirinya sehingga tidak dapat menggunakan kekuatannya.

KAMONEGIX [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang