9.3 Rythm Divergence

64 9 0
                                    

Malam itu, setelah Shani melakukan purge kepada Jinan yang masih menjadi boneka mendapatkan panggilan dari seseorang yang tak sempat ia jawab. Hanya sebuah pesan suara yang samar-samar terdengar disana dan ia sama sekali tak mengerti maksudnya. "Kok, kusut-kusut gini suaranya?" bisiknya.

Nampaknya, ia menggunakan recorder terenkripsi sehingga tak sembarang orang dapat memahami rekaman suara itu. Dari brankas miliknya yang berisi Beat, ia mengambil salah satu diantara itu yang bertuliskan 'Soramimi Rock' dan memasukannya ke dalam Rythm miliknya. Shani kembali mengatur Rythm-nya agar ia tak berubah saat menggunakan kekuatan dari Beat dengan tidak menarik gagang Rythm agar tidak menjadi bentuk pistolnya. Walau sudah menggunakan kekuatan dari Beat tersebut, ia masih tidak mengerti cara menggunakannya. Tak ada pilihan lain, ia turun menuju lemari kaca dan mengambil satu-satunya boneka yang ada di lemari kaca tersebut. Boneka tersebut ia bawa dan ia tembakan dengan plasma yang sudah dipasangkan Beat Kuma no Nuigurumi.

Jinan, dari yang telah dikurung dalam bentuk boneka selama lebih dari dua puluh empat jam akhirnya lega sejenak saat ia bisa merasakan tangannya.

Tanpa banyak bicara mengingat waktu sudah malam, Shani memintanya yang baru saja di bebaskan untuk menerjemahkan pesan itu.

Walau tanpa Idol Aura, Jinan mencoba menghubungkan Rythm yang telah terpasang Beat dengan laptop Shani dan segudang peralatan yang ada di kamarnya. Setelah beberapa Jam dipecahkan, Shani berterima kasih dan membiarkan Jinan berjalan keluar kamarnya seperti sudah tiada masalah.

Krak

Namun, Jinan yang lengah tak sadar Shani sudah bersiap dan langsung menembakan plasma dari Rythm miliknya. "Shit!" Jinan baru menyadari ada suara plasma ditembakkan dari belakang dirinya. Tak ada waktu menghindar, ia terkena tembakan itu di punggungnya dan kembali menjadi boneka seperti sebelumnya.

"Tanpa Idol Aura, lu lebih gampang dikendalikan Manon! Tapi setidaknya gua mencegah lu untuk pikiran diperas lagi!" ucap Shani seraya mengambil dan mengembalikannya ke lemari kaca.

****

Sementara, di Kamar Christy, Zee yang penasaran dengan sosok tersebut, diam-diam beranjak dari kamarnya menuju kamar Christy yang saat itu masih terlelap tidur. Telunjuknya, ia tempelkan pada kening Christy dan iapun ikut merasakan mimpi yang sedang dialaminya.

"Ibu, Ayah, kapan kita bisa bertemu lagi?" ucapnya pada dua sosok yang sudah lama ia terpisah dengan mereka.

Di dalam mimpinya, Zee melihat jelas gambaran kedua orang tuanya yang telah sebagian berubah menjadi Host mendekatinya dan mengelus ubun-ubun nya dan memberikannya semangat.

Tak sengaja, Christy tiba-tiba terbangun dan Zee yang sedang membaca pikirannya juga ikut terbangun dari mimpi itu.

Christy yang kaget melihat Zee segera menegurnya, "Kamu siapa, ngapain disini?" Ia nampak kesal melihat sosok orang yang masih asing berada di kamarnya. Wajar, Christy pada saat itu hanya mengenali Amanda, Fiony, dan Jinan. Tanpa ragu, ia mengambil gelas dan menyiramkannya di wajah Zee.

Zee mengelap air di wajahnya kemudian menempatkan telunjuknya di bibir Christy untuk menyuruhnya mengecilkan suara. "Aku, aku hanya penasaran saja denganmu," ucap Zee yang lalu ikut duduk di kasurnya. "Kak Jinan memberikanmu Beat dan Rythm juga?"

Christy menggelengkan kepalanya. "Tidak, Kak Ji tidak memberikan ku benda itu! Kak Ji menyelamatkanku dari sosok yang memaksaku menggunakan Beat itu sebagai sumber listrik untuk eksperimennya!"

"Eh?"

*****

Shani yang baru saja mengembalikan boneka Jinan, menyadari ada yang kurang dari lemarinya. "Boneka Marsha dimana ya?" ucapnya sambil bergegas kembali ke kamarnya untuk mengecek sesuatu.

KAMONEGIX [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang