14.1 Fire In the Sky

75 9 2
                                    

Kematian Jinan dan Shani masih belum dapat mereka terima. Belum lama ini kedua teman mereka yakni Muthe dan Oniel juga sudah lebih dahulu pergi. Masih di pusara Shani, hanya tersisa Fiony yang masih agak lama disana mengingat dirinya sangat dlindungi oleh kakaknya kelasnya itu.

Christy masih terpukul dengan kepergian orang yang menyelamatkan dirinya waktu itu dan masih termenung di kursi, di depan pusaranya walau jasadnya tiada disana. "Kak Ji!" teriaknya penuh emosi sambil mendongak ke langit. Tak sengaja, Beat-nya mengalirkan energinya walaupun ia tak menggunakan Rythm-nya. Matanya menguning dan aliran listrik bewarna kuning keemasan mengalir di seluruh tubuhnya. Sebuah kilat menyambar dari matanya ke langit dan membuat sekitar daerah tersebut terdengar gemuruh yang amat kuat setelahnya.

Semua langsung menatap Christy, Fiony selaku yang 'paling tua' dengan urusan Rythm Idol segera bertanya mengenai prosedur keamanannya. "Beat mu masih terpasang dengan Rythm?"

Christy menggelengkan kepalanya dan memperlihatkan Beat miliknya yang masih dalam keadaan mati. Christy melihat tangannya kini teraliri listrik seperti saat ia sedang menggunakan kekuatannya.

Setelah itu, aliran listrik di tangannya mengalir ke dalam Beat yang berada di saku Zee, seperti sedang mengisi daya. Zee panik dan segera melempar Beat itu berharap dirinya tidak tersetrum.

"Is it, the Final Hour?" tanya Fiony yang nampaknya mengenali gejala-gejala dari kejadian yang baru saja dilihatnya.

"Final Hour?" tanya Zee, Marsha, dan Christy yang tidak mengetahui istilah tersebut.

"Aku tahu tentang itu!" ucapnya sambil menunjuk ke arah Beat yang dilemparkan oleh Zee ke tanah. "Dia sedang mengumpulkan kekuatan untuk melahirkan Beat baru yang lebih kuat!" balas Fiony.

Marsha lalu menyela saat Fiony sedang menjelaskan. "Tapi, bukannya isi beat ini ...,"

Fiony pun kembali menyela. "Iya, kristal!"

*****

Di markas beberapa monster dari Erebos yang menggunakan tubuh beberapa Idol generasi lama sebagai penyamaran mereka, nampak mereka sedang hura-hura menikmati dua kemenangan yang sudah terjadi. Kematian Shani menjadi penanda sang pelindung telah gugur dan juga sosok yang berada di tubuh Ve juga terlihat masih mencoba merasakan aliran energi yang mengalir di dalam dirinya. "Sudah lama aku tidak menyantap manusia, sekalinya dapat Idol yang selama ini menjadi batu sandungan!"

"Kalian menggunakan kekuatan para Idol untuk membunuh para idol, memangnya kekuatan asli kalian selemah itu?" celetuk salah satu dari mereka yang berada disana.

Ira, salah satu bangsa Erebos yang berada di ruangan itu terpancing oleh apa yang diucapkan oleh Superbia. "Lihat saja, setelah ku menghabisi salah satu dari mereka, tinggal giliran kau untuk selanjutnya!"

Vanagloria, salah satu dari mereka yang menyamar di tubuh Ve tiba-tiba menyeletuk, "Daripada menganggu mereka lagi, katanya ada sosok yang disebut dewi api ya di Semarang?"

*****

Semarang, kini hampir tiada lagi distrik-distrik berbahaya atau tempat berkumpulnya para penjahat mulai itu dari copet, rampok, dan sebagainya di kota tersebut. Dukungan untuknya kini melebihi siapapun bahkan banyak politikus yang ingin menggunakannya sebagai tangga namun harus terjatuh akibat tolakannya.

Selain itu, ia memiliki musuh yang cukup banyak selain dari kalangan penjahat, politikus, dan juga keluarga Pak Hartawan yang waktu itu anaknya ia hanguskan menjadi abu.

Uang yang banyak tentu membuat apa yang diinginkan Pak Hartawan menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Berbulan-bulan berlalu setelah kematian anaknya dan kini ia mampu membentuk sebuah organisasi untuk memenuhi dendamnya kepada Chika.  "Jika anak saya mati dihanguskan menjadi abu, maka saya ingin dia mati diuapkan seperti air!"

"Lantas bagaimana kita mengalahkan dia. Kita tak dapat menghanguskan api bukan?" tanya salah seorang tokoh politik yang mempunyai urusan dengannya.

Lalu, tiga wanita dengan topeng masquerade datang. Salah satu dari mereka lalu berkata membuka pertanyaan, "Api butuh udara, tanpa udara api akan mati!"

"Beritahu kami identitasnya, dan kami akan urus dengan segera!" tambah salah satu yang lain.

Tanpa pikir panjang, Pak Hartawan langsung menyebutkan identitasnya, "Nama aslinya Yessica Tamara...,"

Ketua dari trio itu kemudian menyela dan meletakkan telunjuknya di bibir pak Hartawan, "itu saja yang perlu kami tahu!" Setelah memetik jari, mereka bertiga pergi dan meninggalkan ruangan itu.

"Akan aku bekukan anak itu sampai ke tulangnya, lalu ku hancurkan berkeping-keping, bawa dia hidup-hidup ke hadapanku!"

Ketua trio itu kemudian melempar sebuah kartu nama dengan tulisan tangan di salah satu sudutnya yang bewarna putih. "Nama Dewi Api itu adalah Navi!"

*****

Di kediaman Chika, saat itu hanya ada tantenya seorang sementara keponakannya sedang pergi bersama teman-temannya di acara prom night.

Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam namun Chika belum kembali sesuai perjanjian. Tantenya panik takut terjadi apa-apa dengannya, dari tadi terus menelponnya namun sama sekali tak diangkat. Suara ketukan pintu dan salam dari Chika membuatnya lega dan bergegas untuk membuka pintunya. Namun saat dibuka, ia hanya melihat tiga orang bertopeng di depan pintunya.

Saat hendak menutup pintu, salah satu dari mereka menahannya. Kini ia hanya bisa berlari ke dalam rumah berharap menemukan jalan keluar dari masalah itu.

Dalam sekejap, ia terperangkap di dalam bongkahan berlian yang cukup besar dan membuatnya kesulitan bernapas di dalam kristal itu.

"Dia akan jadi umpan!"

KAMONEGIX [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang