21.3 Now or Never

110 8 11
                                    

Freya dengan sekuat tenaga berlari mengumpulkan tenaga dikedua tangannya. "Ini buat kakakku!" teriaknya. Freya melompat dan menggunakan berat tubuhnya untuk melemparkan kedua bola cahaya yang berada di tangannya kepada Vendrax.

Namun, Vendrax kini memiliki sebagai kekuatan Zee dan menggunakannya untuk melawan Freya. Ia mengarahkan telapak tangannya dan mulai menyiramkan air serta menghembuskan udara dingin sekaligus kearahnya.

Dalam hitungan detik, sebagian tubuh Freya membeku dan menjadi kaku. Vendrax dengan mudah menghindar dan membuat Freya terjatuh ke tanah.

Brukk

Vendrax segera menangkap Freya dengan mengikatkannya dengan sulur tanaman yang juga ia gunakan untuk menangkap Zee. Vendrax kemudian mendekati Zee dan menarik rambutnya, memaksanya untuk mendongak keatas. "Kekuatan dan dirimu akan menjadi milikku! Tapi aku ingin melihat lebih lama penderitaan dari dirimu, sosok yang digadang-gadang oleh Gwydion akan menjadi penyelamat!" ucapnya yang perlahan mulai menarik jiwa dari tubuh Zee.

"Tolong, hentikan!" ucap Zee yang saat itu benar-benar ketakutan.

"Selamat tinggal, kalian berdua!" ucap Vendrax. Freya dan Zee kini perlahan berubah menjadi batu, sama seperti rekan-rekan yang lain seiring Idol Aura mereka diambil olehnya.

*****

Freya dan Zee terperangkap dalam belenggu gelap yang memilukan, sementara Vendrax mencekik mereka dengan kejam. Napas mereka tersengal-sengal, dan rasa sakit merambat perlahan melalui tubuh mereka. Dalam keputusasaan, Zee menatap mata Freya dengan tekad yang tak tergoyahkan. "Freya, kita harus bertahan. Kita punya kekuatan yang bisa kita gunakan."

Freya menanggapi dengan pandangan yang sama penuh tekad. Dengan usaha terakhir, dia mengangkat tangannya yang gemetar, memancarkan cahaya terang yang memenuhi ruangan. Di saat yang sama, Zee menggenggam tangannya erat, mengumpulkan energi air dan es dengan mata yang memancarkan tekad.

Vendrax mengejek mereka dengan tawa penuh keangkuhan. "Kekuatanku akan menghancurkan kalian. Kalian tidak bisa melawan takdir ini."

Namun, Freya dan Zee tidak mengendurkan tekad mereka. Mereka menggabungkan kekuatan mereka, cahaya dan air bersatu dalam harmoni yang kuat. Energi cahaya memantul di permukaan air, menciptakan pertunjukan visual yang spektakuler.

Vendrax mengerutkan kening, merasakan getaran aneh di sekitarnya. Tanpa peringatan, Freya dan Zee melepaskan energi mereka dengan erupsi yang kuat. Cahaya terang membanjiri ruangan, melepaskan ledakan energi yang merobek belenggu mereka.

Vendrax terlempar mundur oleh kekuatan ledakan itu, terpisah dari cengkeramannya yang mematikan. Dia merintih kesakitan, mencoba meredam efek ledakan yang memukulnya.

Namun, dia tidak akan menyerah begitu saja. Dengan gerakan tiba-tiba, dia mengayunkan tangan ke arah Freya, menciptakan es tajam yang meluncur dengan cepat. Freya terkejut, dan sebelum dia bisa bereaksi, es tajam itu berhasil menembus lengannya dengan kejam.

Freya meringis kesakitan, tubuhnya terguncang oleh luka yang tiba-tiba. Namun, dia tidak membiarkan rasa sakit itu memadamkan tekadnya. Dengan penuh keberanian, dia mengatasi rasa sakitnya dan terus memusatkan energi cahaya di tangannya.

Zee melihat keadaan Freya dengan khawatir, tetapi dia tidak bisa memberi waktu untuk berhenti. Dia menggerakkan tangannya dengan lincah, mengendalikan air dan es di sekitarnya. Air membentuk pusaran ganas, es membentuk proyektil tajam yang meluncur ke arah Vendrax.

Freya merasa nyeri di lengannya semakin dalam, tetapi dia merasakan kekuatan cahaya yang memancar di tangannya semakin kuat. Dengan tekad terakhir, dia mengayunkan tangannya ke arah Vendrax, melepaskan sinar cahaya yang membara.

Energi gelap, air, dan cahaya berpadu dalam benturan dahsyat yang menciptakan percikan dan gemuruh yang memenuhi ruangan. Freya merasa energinya semakin lemah, tetapi dia berusaha bertahan dengan tekad terakhirnya.

Vendrax merintih kesakitan saat serangan-serangan itu semakin mendekat dan sulit untuk dihindari. Energi gelapnya mulai melemah, dan dia terhuyung mundur oleh ledakan energi yang semakin kuat.

Ledakan besar terjadi, menyelimuti ruangan dengan cahaya terang dan kegelapan yang menakutkan. Sesaat kemudian, ketika asap mereda, Freya dan Zee berdiri dengan napas tersengal-sengal, mata penuh tekad.

Vendrax terkulai lemah di tanah, tubuhnya terluka dan melemahkan. Namun, dia masih menunjukkan ketekunan terakhirnya. Dengan usaha terakhir, dia mencoba menghentakkan tangan ke lantai, menciptakan gelombang energi terakhir yang mengancam untuk menghancurkan semuanya.

Tapi Freya dan Zee tidak akan membiarkannya. Dengan nafas terakhir, mereka mengumpulkan sisa-sisa kekuatan mereka. Cahaya terang dan air membentuk pusaran energi terakhir yang melawan gelombang energi Vendrax.

Dalam benturan yang menggetarkan, pusaran energi Freya dan Zee akhirnya berhasil mengalahkan gelombang energi Vendrax. Ledakan akhir terjadi, mengguncang seluruh ruangan dan mengirimkan cahaya memancar ke segala penjuru.

Ketika cahaya mereda, Freya dan Zee ditemukan berdiri di tengah pemandangan yang penuh keheningan. Vendrax tergeletak tak berdaya di tanah, energinya yang jahat akhirnya dikalahkan oleh persatuan dan tekad yang kuat.

Freya masih tergolek lemah, lengan kirinya yang tertusuk es tajam masih memancarkan rasa sakit. Zee berlutut di sampingnya, cemas melihat kondisi temannya. "Freya, apa kamu baik-baik saja?"

Freya tersenyum lemah, meskipun wajahnya pucat akibat luka dan kelelahan. "Aku baik-baik saja, Zee. Kita telah berhasil."

Zee merasakan kelegaan yang mendalam, mengetahui bahwa pertempuran telah berakhir. Dia membantu Freya bangkit berdiri, dan keduanya melihat ke arah Vendrax yang kini tak berdaya.

Dalam keheningan setelah pertempuran yang menguras tenaga, Freya dan Zee merasakan kekuatan hubungan mereka yang mendalam. Mereka menyadari bahwa kekuatan sejati datang dari dalam diri mereka, dari tekad dan persatuan mereka yang kuat.

Perlahan, Christy, Chika, Marsha dan yang lainnya kembali bebas saat patung-patung itu kembali ke bentuk aslinya. Zee tersenyum melihat teman-temannya kini kembali seperti sediakala walau mereka semua kini terlihat sangat pucat.

"Marsha, Christy, Ci Shani, ...." teriak Zee dengan senang melihat mereka lagi.


Di sisi lain, Amanda dan teman-temannya yang melawan anak buah Vendrax, melihat mereka semua seperti tertarik kesebuah lubang yang membuat makhluk-makhluk dari dunia lain menghilang seketika.

*****

Di sebuah laboratorium bawah tanah, terlihat dua orang terpasang berbagai macam kabel serta masker oksigen di wajahnya. Masing-masing dari mereka berada di ruangan terpisah dengan sebuah penghalang seperti kaca yang amat tebal. Ia tidak bisa bergerak, hanya bisa merintih.

"Sekarang, coba lakukan uji sampling nomor B-87A6 kepadanya!" ucap seorang kepala laboran disana. Ia berjalan keluar dari ruang aman saat subjek itu dialiri listrik dan terlihat beberapa bohlam lampu menyala akibatnya.

"Orang-orang sepertimu akan dianggap dewa! Kita yang mengendalikan kalian akan dianggap pemberi kehidupan! Orang-orang seperti kalian akan menjadi aset bagi kami," ucapnya sambil menatap subjek tersebut.

Ia lalu masuk ke ruangan itu dan berbisik di samping telinganya, "Kami akan pastikan kau akan segera bertemu dengan adikmu, Freya!" ucapnya.

Tamat...

KAMONEGIX [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang