10.1 If All Else Fail

60 9 5
                                    

Di sebuah gedung entah berantah, seperti bangunan di kawasan industri yang sudah terbengkalai cukup lama. Fiony baru saja bangun setelah ia pingsan saat melawan Saktia sebelumnya saat melarikan diri dari Shani. Saat hendak bangun, ia merasa ada sesuatu di belakang yang menahan seluruh tubuhnya. Saat menoleh, ia melihat dirinya terekatkan di sebuah jaring halus yang sangat besar di dinding ruangan tersebut. Di kanan nya ia melihat Jinan dan Marsha yang nampaknya telah menjadi manusia kembali juga terjebak di jaring raksasa itu.

"Lo pingsan enam jam!" ketus Jinan saat melihat jam dinding yang terpasang di ruangan itu.

Namun Fiony mencoba untuk melepaskan diri namun jaring itu sangatlah lengket dan sulit. "Arghhh, Kak Sisil iseng banget!" teriak Fiony yang mengetahui siapa lagi kalau bukan kakak kelasnya dulu di Academy.

"Lo disengat sama Della tadi, jangan lupa dia itu bartender racun di ujung-ujung jarinya!" tambah Jinan.

"Bartender racun?" tanya Marsha yang saat itu berada di posisi terbalik dan menatap mereka yang berada di atasnya.

Fiony berusaha menengok kebawah namun kepalanya juga terekat di jaring itu untuk melihat ke arah Marsha. "Dia dapat membuat berbagai jenis racun untuk disuntikkan ke targetnya," balas Fiony. Terlihat di leher sebelah kanannya terdapat goresan bekas kuku Della sebagai celah untuk memasukkan bius ke dalam aliran darahnya.

Lalu, Trio Devils masuk setelah beberapa saat. Mereka mendorong sebuah troli dengan sebuah artefak lempengan emas berbentuk burung elang dengan kepala rusa yang matanya terbuat dari permata berkilau.

Sisil, sang ketua Devils lalu mendekati mereka yang berada di dinding sambil mengedipkan matanya kepada Jinan. "Aku ingin sekali mengganggu kalian, namun bos kami yang baru meminta kami untuk menangkap kalian, terutama kau," ucapnya sambil menunjuk ke arah Jinan. Sebilah pisau ia ambil dari saku di dekat lututnya dan ia goreskan di pipi Jinan untuk mengambil tetes darahnya.

Jinan memejamkan matanya saat Sisil menggores wajahnya dan kedua lainnya memejamkan matanya tak ingin melihat yang mungkin menakutkan bagi mereka. "Kalian menggunakan darahku untuk artefak itu?"

"Bukan untuk kami, Dek Jinan. Tapi untuk dia!" ucap Sisil sambil menunjuk ke arah pintu yang tadi mereka gunakan untuk masuk.

Fiony dan Jinan kaget sementara Marsha tidak mengetahui siapa mereka jadi hanya memiringkan kepalanya.

Saktia memberikan efek asap hitam saat sosok tersebut masuk dengan berjalan dibelakangnya seperti efek yang dramatis. Sementara Della menyetel musik untuk menambah suasana disana.

"Akhirnya kita bertemu lagi, Gwydion!" ucap Melody yang saat itu mengenakan Seifuku Rythm Idol-nya, atau yang lebih dikenal sebagai Matron

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Akhirnya kita bertemu lagi, Gwydion!" ucap Melody yang saat itu mengenakan Seifuku Rythm Idol-nya, atau yang lebih dikenal sebagai Matron. Burung elangnya nampak membawakan seseorang yang telah ia taklukan sebelumnya. Dia mengenakan seifuku berwarna merah muda dengan ciri khas rambut bondol nya. "Kau pernah menyebut namanya, bukan?" sambungnya.

KAMONEGIX [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang