8.3 Eye of The Storm

72 10 0
                                    

Cuaca Bandung malam itu turun ke suhu 18 derajat celsius berkat menara cuaca yang dibangun oleh mereka, bangsa Erebos¹. Beberapa titik yang sudah dikuasai mereka, terlihat banyak sekali Host di dalam daerah yang ditutupi oleh sebuah rapalan mantera sehingga orang dari luar tidak dapat melihat apa yang ada di dalam sana.

Tepat sebelum ia memasuki daerah tersebut, Jinan mengambil sebuah topeng dari ranselnya dan memberikannya satu-satu untuk mereka masing-masing. Selain membuat orang yang memakainya menyamar menjadi manusia, topeng itu juga dapat membuat mereka terlihat sebagai Host. Sebelum masuk, Jinan menyembunyikan ransel miliknya di dalam salju dan memastikan tidak akan hilang.

Mereka berdua sangat deg-degan saat melewati gerbang penjagaan yang nampak dijaga ketat oleh kedua host itu. Beruntung mereka dianggap Host juga oleh orang yang berjaga dan dapat masuk kedalam sana.

Christy tentu sangat mengenali daerah tersebut, tak lain tak bukan adalah tempat tinggalnya. Setiap blok, rumah, dan pohon ia pun ingat. Hanya saja kini tertutupi salju. Ia menarik Jinan untuk pergi menuju rumahnya yang kini terlihat tak terawat.

Sesampainya di rumah, ia menyalakan lampu redup agar tidak memancing perhatian disana. Mereka berdua kemudian melepas topeng itu yang membuat mereka cukup gerah dengannya. Seisi rumahnya kini terdapat banyak sekali kotak-kotak kecil seukuran satu kaki yang saat dibuka terdapat Xeno di dalamnya. Christy pun menutup kembali kotak tersebut dan menggeledah seisi rumah untuk mengambil beberapa barang miliknya yang mungkin masih tersedia.

"Wow, udah lama banget gua gak lihat foto keluarga," ucap Jinan yang melihat foto keluarga Christy yang berada di atas meja dekat televisi di ruang tamu. Jinan berjalan-jalan lagi dirumahnya melihat-lihat hal yang mungkin menarik baginya.

Sementara Christy di lantai atas, tepatnya di kamar lamanya yang kini berisikan kotak-kotak Xeno, mencoba-coba beberapa barang yang dulu sering ia mainkan saat kehidupannya masih normal. Beberapa buku catatannya juga ia rapihkan ke dalam ranselnya serta setelah favoritnya.

"Kamu ngapain dirumah saya?"

Christy yang mendengar suara ramai itu segera keluar dari kamar dan mengecek apa yang terjadi di bawah sana. Namun ia tetap berjalan perlahan agar dirinya tetap tidak diketahui oleh siapapun selain Jinan.

***

Jinan dibawah sana mengangkat alis kanannya dan bertanya balik kepada mereka, "Huh?" dan berbalik badan untuk menatap mereka.

Mereka memegang senjata api dan mengarahkan kepadanya penuh takut. Salah satu dari mereka nampak membawa kotak yang bentuknya sama dengan kotak lain yang berisi Xeno, hanya saja isinya kini makanan kaleng dan benda-benda konsumsi lainnya.

Jinan juga mengeluarkan pistolnya dan menengok ke kotak tersebut yang ia kira berisikan Xeno juga. "Sarden dan buah kaleng, kalian manusia juga?" balas Jinan.

"Kau pikir mudah untuk keluar dari sini?" gerutu salah satu dari mereka. Salah satu dari mereka lalu mengeluarkan parafin dan tungku portable untuk menghatkan makanan hasil jarahannya.

"Kau mau?" balas seseorang sambil memberikan kaleng sarden itu kepada Jinan.

Jinan menolaknya dengan alasan sudah makan dan belum lapar. Ia sedikit curiga dengan mereka yang dari tadi hanya mengaduk-aduk makanan itu dan tidak ada yang memulai memakannya. Saat membuka kotak lainnya yang belum ditunjukkan oleh mereka, ia melihat slime bewarna coklat yang ia familiar dengannya berada di dasar kotak itu. "Untuk apa kalian membawa kotak tersebut?" tegasnya sambil menunjuk dan mengarahkan kembali pistolnya ke arah mereka berdua.

KAMONEGIX [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang