5.2 Arcane

93 12 9
                                    

Di tempat tinggal sementaranya. Jinan masih duduk di luar dan meninggalkan tetesan darah di sepanjang jalan. Ia menahan rasa sakit dari pisau yang masih menancap di perutnya namun hal itu cukup perih. Sesekali ia mencoba mencabut pisau itu, namun takut hal hang lebih fatal akan terjadi sehingga ia tetap menunggu medis yang sekiranya tiba sebentar lagi.

Tangan kirinya bergemetar seiring rasa perih itu kadang muncul dan timbul lagi. Sayangnya, pisau itu menembus badannya sebelum ia menggunakan Seifukunya. Sehingga, walaupun ia berubah, pisau itu tetap masih ada pada dirinya. Agak berisiko, makanya Ia membuka sabuk pengaman seifukunya untuk memberi ruang agar tak menekan pisau tersebut.

Tak kuat menahan perih, dengan paksa ia mencabut pisau itu perlahan. Jeritannya terdengar hingga ke dalam rumah dan beberapa tetangga kos sekitarnya. Ia berhasil mencabut pisau tersebut, namun ia mulai kehilangan darah dan akhirnya tergeletak di atas tanah.

Hal itu membuat malam di kos tersebut menjadi ramai. Amanda dan Marsha yang sudah mengenakan piyama beranjak dari tempat tidurnya dan melihat keluar.

"Kak, Jinan," ucap Amanda khawatir melihat darah di bawah sana. Saat ia hendak berlari turun ke lantai bawah, Marsha menarik kerah dan menahannya.

"Manda, ambil Beat Pajama Drive!" ucap Marsha. Setelah Amanda mengambil dan memberikan Beat tersebut pada Marsha. Ia pun berubah mengenakan Seifuku barunya. Kini di kesepuluh jarinya terdapat box yang dapat menembakkan laser. Jemarinya bermain membentuk sebuah mobil van.

"What the f***, lu bisa bikin mobil kenapa gak dipake buat anterin kita aja!" balas Amanda yang kaget dengan kekuatan dari Beat Pajama Drive.

"Nanti ilang sama intel, gua gak tanggung!" balas Marsha.

*****

"Aku menemukan mereka, Nyonya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku menemukan mereka, Nyonya. Tepatnya di Rumah Sakit Besar dekat Gubeng!" ucap sosok yang terselimuti oleh sesuatu bercorak obsidian dan juga corak ungu pada sekitar matanya.

Seperti monster, ia mendobrak masuk dari pintu utama dan membuat kepanikan di Rumah Sakit. Marsha dan Amanda yang kebetulan telah membeli makan dari kantin dan hendak kembali ke ruang rawat inap, melihat sosok itu berdiri membelakangi mereka.

Ia menyadari keberadaan Marsha yang berada di belakangnya dan menatap tajam. "Halo, Arcadia. Daripada berlama-lama dan membuat tempat ini tak berbentuk, beri tahu aku dimana kamar Gwydion berada!"

Marsha menggeleng-gelengkan kepalanya lalu mengeluarkan Rythm-nya untuk berubah. Namun, sosok itu menarik nafas yang dalam, lalu mengeluarkan sebuah teriakan yang amat kencang dan menghempaskan mereka ke kolam yang tepat berada di depan pintu masuk Gedung tersebut.

Beat dan Rythm-nya terlempar cukup jauh dan diluar jangkauannya. Saat Marsha hendak berlari untuk mengambil keduanya, panggilan dari sosok itu menghentikan langkahnya saat melihat Amanda sudah berada di genggamannya dengan mengarahkan telapak tangannya ke wajah Amanda.

KAMONEGIX [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang