"Kenangan pahit itu susah untuk di lupakan dan juga menyakitkan"
- Kalandra Rafardhan Ezra.
••
•Ezra bangun dari kasur kesayangannya. Ia mencari kedua orangtuanya dengan dada yang berdegup dengan kencang. Terdapat Kezia yang tidur di kamar kedua orangtuanya sambil memeluk guling dengan air liur yang keluar dari mulutnya. Ezra tersenyum dan menghampiri Kezia, mengelus rambutnya dengan halus dan menarik hidung adik kesayangannya. Kezia yang merasakan ada yang menyentuh hidungnya langsung bangun dengan rambutnya yang acak-acakan. Ezra tertawa dan mengambil ponsel yang terdapat di atas laci samping tempat tidur.
Ezra mengambil 4 gambar dan menunjukkan ke Kezia yang mengucek matanya sambil mengumpulkan nyawanya. Ezra mengejek Kezia dan berlarian kesana-kemari sambil menunjuk-nunjuk foto Kezia. Saat langkah Ezra lebih jauh dari Kezia, Kezia menangis dengan kencang. Ezra yang mendengar suara tangisan adiknya langsung berbalik dan memeluknya.
"Iya, nanti Abang hapus tapi-" Ezra menggantung kalimatnya. "Tapi harus beliin Abang arumanis."
"HUAAAA!! MAMA!! ABANG PALAKIN KEZIA LAGI!!" Teriak Kezia yang menggelegar ke seluruh rumah.
Ezra menutup telinganya. Ia menatap wajah Kezia yang menurutnya sangat manis saat menangis. Mata sedikit merah dengan genangan air mata di bawahnya, pipi merah yang di basahi air mata, bibir imutnya yang cemberut. Ezra lagi-lagi ketawa dan memeluk Kezia sambil mengusap-usap punggungnya.
"Udah-udah, Abang beliin Boba mau?" Rujuk Ezra yang mampu membuat Kezia mengeratkan pelukannya sambil tersenyum, Ezra juga ikut tersenyum karena reaksi adiknya.
Tiba-tiba ada suara mobil yang memasuki garasi yang membuat Ezra dan Kezia melepaskan pelukannya dan berlari menuju garasi. Zayan keluar dari mobil dan membukakan pintu mobil yang terdapat Varsa di sana yang tampak sangat lemas dengan wajah pucat.
"Dari mana, Pa? kok pagi-pagi banget keluarnya sama mama?" Tanya Ezra yang bingung melihat Zayan membantu Varsa untuk berjalan keluar dari mobil.
"Waktu jam 5 tadi dadanya Mama sesak dan sakit, terus Papa langsung bawa ke rumah sakit dekat sini," jawab Zayan.
Ezra dan Kezia menghampiri Varsa dan mengandeng tangan Varsa yang membuat Zayan mengembangkan senyumannya. Zayan, Ezra, dan Kezia menggiring Varsa ke kamar untuk istirahat.
Pria itu menyuruh Ezra dan Kezia untuk tetap bersama Varsa terlebih dahulu. Namun, Kezia memilih ikut dengan Papanya ke dapur membuat bubur untuk Mamanya. Di selah-selah waktu Zayan membuat bubur, terdapat suara tawa canda gurau yang sengaja dibuat Zayan untuk menghibur Kezia agar tidak jenuh.
Sementara itu, Ezra bermain dengan mobil-mobilannya dan kotak mainan yang terdapat banyak mainan lainnya, seperti puzzle dan lain-lainnya. Tiba-tiba Mama memegang dadanya yang membuat Ezra takut jika terjadi apa-apa terhadap Mamanya.
Bersamaan dengan air hujan gerimis yang berjatuhan dengan awan mendung yang menutup matahari. Ezra menyentuh tangan Varsa dan menciumnya. Varsa tersenyum dan mengelus rambut putra kesayangannya. Dengan sengaja, Ezra langsung meninggalkan Varsa dan berlari kearah dapur untuk memanggil Zayan karena melihat wajah Mama yang sangat pucat.
"PAPA!" Teriak Ezra sambil menuruni tangga rumah.
Zayan berjalan ke sumber suara yang memanggilnya dengan diikuti Kezia di belakangnya. "Kenapa, Ra?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KALANDRA with ES [END]
Ficção Adolescente"𝐋𝐮𝐜𝐮 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠, 𝐦𝐚𝐬𝐚 𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐝𝐢𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐝𝐢𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫𝐤𝐚𝐧. 𝐒𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐨𝐥𝐚𝐡-𝐨𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐞𝐥𝐚𝐧" ••••••• Sejak kecil ditinggal oleh sang mama...