"Memang di mata kita masing-masing itu lebih enakan kehidupan orang lain, sebelum tau yang sebenarnya"
-Seano Anka Pratama.
•
•Sebuah sepeda lipat yang melintasi daerah pesisir pantai dengan senyuman pemiliknya yang membuat lesung pipinya terlihat jelas. Ia adalah Sean, yang ingin cepat-cepat pulang karena orangtuanya yang baru saja pulang dari Bandung yaitu dari rumah neneknya. Sean sangat merindukan ibundanya yang sangat ia sayangi, tidak lupa dengan ayah dan adik kecilnya yang bernama Arsa.
Setibanya di rumah, Sean langsung memasuki rumahnya dan membiarkan sepedanya bergeletakan di teras rumah. Ia memeluk Tara dengan erat dan Arsa yang melihat Abangnya langsung memukul pantat Sean untuk tidak memeluk bundanya.
"Jangan erat-erat, nanti bunda kesakitan," kata Arsa dengan bibirnya yang cemberut.
"Nggak kangen sama Abang?" Tanya Sean menatap Arsa yang cemberut.
"Nggak, dan nggak akan," jawab Arsa yang membuat Gilang geleng-geleng kepala melihat kedua putranya.
Tidak lama, saat Sean melepaskan pelukannya dari Tara. Arsa langsung memeluk kaki Sean, karena tingginya masih sepinggang Sean. Sean tersenyum dan menekuk lututnya untuk menyamakan tingginya dengan adiknya yang pendek.
"Masih bocil aja bohong," kata Sean yang membuat Arsa menangis.
"Aku bukan bocil, aku udah naik kelas 3," balas Arsa memukul bahu Sean.
"Sama aja." Sean menarik hidung Arsa yang terdapat sedikit ingus adiknya dan langsung mengelapnya di baju Arsa.
"JOROK BANG!"
"Kamu yang jorok, udah tau ingusan bukannya di lap malah di lapin ke celana sekolah Abang," ucap Sean sambil menunjukkan celana sekolahnya yang terdapat ingus adiknya.
"Hehehehe." Arsa hanya cengengesan dan melarikan diri dari Sean ke Gilang untuk menghindari Abangnya.
"Tadi Nenek kasih sesuatu buat kamu, bunda taruh di kamar kamu," ucap Tara yang membuat Sean berlari ke kamarnya.
Sean melihat kotak berwarna putih dengan gambaran bunga anggrek. Ia membuka kotak tersebut dan tersenyum. Terdapat gantungan boneka berbentuk panda yang tidak terlalu besar, gantungan itu dari hasil rajutan neneknya yang masik ingat kalau Sean menyukai panda sejak kecil.
Terdapat secarik kertas di dalam kotak itu, dan beberapa foto masa kecilnya yang nenek simpan, dan sekarang nenek kembalikan ke Sean untuk di simpan oleh cucunya sendiri. Kertas itu bertuliskan:
Hai Anka, sayang.
Cucu nenek sekarang sudah besar, yah? Sudah dewasa. Maafin nenek kalau nenek tidak pernah memberi kabar untuk Anka. Anka tidak marah ke Nenek, kan?
Nenek tau semua tentang kamu dari cerita orang tua kamu. Anka tidak perlu khawatir, di sini nenek baik-baik saja. Nenek rindu sekali dengan kamu, Anka. Nenek harap, kalau kamu sudah benar-benar dewasa nanti jangan lupakan nenek kamu ini. Nenek sekarang susah untuk berjalan karena sudah tua. Nenek mau lihat kamu menjadi pria dewasa yang akan mewariskan perusahaan kakek kamu yang sekarang dipegang oleh Gilang, Papa kamu.
Jangan sering-sering jahil sama Arsa, kasian dia. Arsa bilang ke Nenek kalau kamu suka menyembunyikan barang-barang miliknya. Jangan yah, Ka. Kata Tara, akhir-akhir ini sering hujan ya? Kamu jangan lupa makan makanan yang hangat, bukan pedas. Terus berhati-hati karena rumahnya dekat dengan pantai ya, sayang?
KAMU SEDANG MEMBACA
KALANDRA with ES [END]
Teen Fiction"𝐋𝐮𝐜𝐮 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠, 𝐦𝐚𝐬𝐚 𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐝𝐢𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐝𝐢𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫𝐤𝐚𝐧. 𝐒𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐨𝐥𝐚𝐡-𝐨𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐞𝐥𝐚𝐧" ••••••• Sejak kecil ditinggal oleh sang mama...