Chapter 35

87 13 0
                                    

"Mencintai seseorang terlalu dalam, dan saat dia pergi seakan-akan bagian dari diriku menghilang"

Anita menyiram tanaman-tanaman bunga milik bundanya di teras rumah. Menikmati sejuknya angin pagi dengan menyirami bunga dan jepit kupu-kupu yang terpasang di rambutnya.

Saras menghampiri Anita dan menyenggol bahu putri. "Pagi banget, pasti pengen lihat Anka joging pagi kan?"

"Bunda.... Kalau Anka udah joging pagi-pagi tadi," ucap Anita.

"Kok tau?"

"Aku lihat dia dari balkon tad-"

Saras mencolek dagu Anita. "Hayyoo.... Kamu bahkan sampai nungguin dia keluar pagi-pagi di balkon"

"Bunda, ihh.. Udah, jangan godain Nita dongg.."

"Iya-iya, bye princes, bunda mau belanja."

Saras berjalan keluar dari pekarangan rumah. Sementara Anita menggeleng-gelengkan kepalanya. Tidak lama, Anita melihat Tara keluar dari rumah dengan membawa kopi untuk Gilang yang menikmati paginya dengan membaca majalah. Tara melirik Anita dan tersenyum ramah. Anita pun membalasnya dengan menundukkan kepalanya dengan tersenyum.

••••

Pukul setengah sepuluh barulah Arsa terbangun dan mengerjapkan matanya. Ia membulatkan matanya. Hari ini memang abangnya libur, tapi bukan untuknya. Arsa berlari menuruni tangga dan mencari keberadaan ibundanya. Tiba-tiba kepalanya sakit dan pusing membuatnya sempoyongan untuk berjalan. Ia memegangi kepalanya. Penglihatan matanya menjadi buram dan langsung pingsan di dapur saat mencari Tara.

Garrel baru saja menuruni tangga untuk mengisi gelasnya yang kosong. Ia dikagetkan oleh Arsa yang tergeletak di lantai. Dengan kekhawatirannya, Garrel langsung meletakkan gelasnya di meja dan mengangkat tubuh Arsa. Ia menyahut kunci mobil Sean di nakas dengan terburu-buru.

Tara dan Gilang kaget saat Garrel menenteng tubuh Arsa dengan terburu-buru hingga sedikit tertabrak punggung Tara.

"Arsa kenapa, Rel?" Tanya Tara mengikuti langkah Garrel.

"Nggak tau, tadi aku nemuin Arsa di dapur udah pingsan di lantai." Tara membulatkan matanya.

Anita baru akan membuang sampahnya di depan rumah dan mendapati depan rumah Sean yang ramai, tapi bukan ramai karena bersenang-senang, tapi sebuah suara kekhawatiran Tara. Ia pun menghampirinya.
"Ada apa ini, Tan? Arsa kenapa?"

"Arsa tiba-tiba pingsan, Ta." Anita membulatkan matanya.

"Ayo, Rel. Buruan ke rumah sakit," pinta Tara.

Garrel mengangguk dan memasuki mobil. Tara dan Gilang pun terburu-buru memasuki mobil dengan rasa ketakutan terjadi sesuatu kepada Arsa. Mobil pun keluar dan melaju meninggalkan teras rumah.

Dari arah berlawanan, Sean melihat mobilnya keluar dari pekarangan rumahnya tanpa seizinnya. Ia baru saja balik dari toko untuk membelikan Arsa cemilan karena stok cemilan di rumah habis.
Sean sampai di pekarangan rumahnya dan bingung dengan Anita yang diam melamun.

"Ngapain lo?"

Anita menoleh. "Arsa, Ka!"

"Arsa kenapa?"

"Arsa pingsan, Garrel, Tante Tara, dan om Gilang tadi barusan pergi pake mobil lo"

Sean membulatkan matanya. Ia buru-buru memasuki rumahnya meletakkan kreseknya dan ke garasi. Sudah lama Sean tidak mengenakkan motor CBR Hitamnya. Terakhir kali itu 2 bulan yang lalu dengan teman-temannya untuk berjalan-jalan ke kota.
Ia memakai helmnya dan menjalankan motornya keluar garasi. Anita tidak tau kalau Sean memiliki motor tersebut. Ia bahkan kaget saat Sean keluar menggunakan motor hitam, itu membuat Sean tampak lebih gagah dan keren. Walaupun aslinya saja sudah keren.

KALANDRA with ES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang