"Emosi negatif bisa saja datang akibat orang-orang yang kelewatan batas"
-Bagas Adiarizki.
•
•"Ezra janji! Ezra bakal cari tau siapa yang udah ngasih racun ke Mama waktu itu, Ezra bakal balas dendam ke orang itu sebelum Ezra mati," ucap Ezra memandangi batu nisan Varsa.
Setelah berkumpul dengan teman-temannya tadi, ia tidak langsung pulang. Melainkan ke pemakaman untuk ke makam Varsa. Ezra mengelus batu nisan Varsa dengan tangan yang bergetar dan air mata yang menetes membasahi pipinya.
Malam ini adalah malam Minggu yang akan ia habiskan bersama Kezia dan Naufal ke pasar malam. Ia juga mengajak Arzan, tapi Arzan menolak karena perihal ada acara yang harus ia ikuti bersama sepupunya. Sean juga menolak karena ia akan menghabiskan waktunya bersama Arsa. Jadilah mereka bertiga yang akan jalan-jalan ke pasar malam.
Dari kejauhan ada seorang gadis yang melihat Ezra dengan tatapan penuh dengan tanda tanya karena melihat Ezra yang menangis di makam seorang wanita. Dia memotret Ezra dari kejauhan dengan kamera yang dia zoom.
Tidak lama, Ezra keluar dan menaiki sepeda gunungnya untuk pulang ke rumah. Namun, di perjalanan ia melihat seorang gadis yang membelakanginya yang sedang membeli pentol. Ia seperti pernah melihat gadis itu, tapi di mana? Ezra tidak menggubrisnya dan meneruskan perjalannya.
••••
"Abang belum pulang, Pa?" Tanya Kezia menuruni tangga dan mendapatkan Zayan di dapur menyiapkan makan malam.
"Bentar lagi, mungkin," jawab Zayan.
Tidak lama, terdapat suara seseorang yang membuka garasi di depan. Kezia berlari ke depan dan langsung bertemu dengan Ezra yang akan memasuki rumah.
"Kenapa?" Tanya Ezra yang melihat raut wajah Kezia yang sumringah.
"Katanya mau ke pasar malam, lupa?" Kezia langsung cemberut karena Ezra yang tidak peka.
Ezra tersenyum dan menarik hidung Kezia. "Iya, tapi nanti, Zia, bukan sekarang."
Kezia hanya cengengesan mengikuti langkah Ezra kedalam rumah.
"Kamu udah nyiapin mau pake lagu apa?" Tanya Ezra meletakkan tasnya di sofa ruang tamu.
"Udah, dong, udah siap malah," ucap Kezia dengan bangga.
Ezra mengelus rambut Kezia. "Semangat banget."
"Iya, dong. Apalagi kalau Abang sama Papa nanti ikut lihat," kata Kezia.
"Abang nanti lihat sama temen-temen Abang," ucap Ezra yang membuatku Kezia tersenyum sumringah.
"Bener?"
"Iya."
"Papa juga lihat kok, Zia tenang aja," ucap Zayan yang tiba-tiba muncul dari dapur.
"Awas aja kalau besok aku nggak nemuin papa sama Abang Ez waktu tampil," ancam Kezia dengan melipat tangannya di depan dadanya.
"Iya," jawab Zayan dan Ezra bersamaan.
"Kamu bersih-bersih dulu, abis gitu turun buat makan," suruh Zayan.
"Bentar, Pa. Istirahat dulu" kata Ezra dengan merebahkan tubuhnya di sofa.
"Bersih-bersih dulu, makan, abis gitu istirahat. Nanti malam kamu udah janji sama Zia buat keluar," kata Zayan yang diangguki Kezia.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALANDRA with ES [END]
Teen Fiction"𝐋𝐮𝐜𝐮 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠, 𝐦𝐚𝐬𝐚 𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐝𝐢𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐝𝐢𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫𝐤𝐚𝐧. 𝐒𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐨𝐥𝐚𝐡-𝐨𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐞𝐥𝐚𝐧" ••••••• Sejak kecil ditinggal oleh sang mama...