Chapter 45

69 4 3
                                    

"Hari ini kita bahagia. Bukan begitu?"

Sheila berjalan cepat menuju perpustakaan, tapi seperti orang yang terbirit-birit. Ia celingak-celinguk mencari keberadaan Zea. Saat melihat Zea dengan kacamatanya, Sheila langsung menghampirinya dan memeluk gadis tersebut. Ia tersenyum senang dengan tangannya yang memeluk erat Zea dari belakang.

"Ses-sak, La," kata Zea kesesakan.

"Sean nembak gua," kata Sheila.

Zea membulatkan matanya dan langsung menarik tangan Sheila untuk duduk di bangku sebelahnya. "Sini-sini duduk dulu."

"Gimana ceritanya?" Tanya Zea.

Sheila benar-benar tidak bisa menahan senyumannya. "Jadi gini, semalam Arsa itu telpon gua pake hpnya Sean, terus katanya mau mewakili abangnya buat minta maaf, dan ternyata dia bisa telpon gua itu dengan cara kunciin Sean di kamarnya." Zea tertawa kecil mendengar cerita Sheila.

"Terus, ini tadi dia tolongin gua waktu gua mau jatuh karena lantai basah, tapi gua nggak lihat. Abis gitu gua diajak ke bawah pohon ujung taman yang biasanya buat dia santai di sana, dan minta maaf. Setelah itu...." Sheila menahan senyuman dan menarik nafas pelan-pelan, lalu menghembuskannya perlahan-lahan lalu, "dia nembak gua."

"Lo terima?" Sheila mengangguk cepat. "Jangan lupa traktir gua"

"Siap!"
Zea menutup mulut Sheila dengan tangannya. Suara Sheila sangat keras tadi, sehingga mendapatkan lirikan dari murid-murid lainnya di dalam perpustakaan. Bahkan penjaga perpustakaan pun ikut memperingati mereka.

"Gua seneng banget, Ze!" lirih Sheila.

"Iya, gua juga ikut senang." Zea tersenyum menatap Sheila. "Btw tugas kimia lo belum selesai."

Sheila memudarkan senyumannya. "Ish, Zea mah gitu, tugas yang nomor satu. Guanya kapan?"

"Orang lo udah punya, manja-manja sana," suruh Zea.

Sheila diam sejenak. "Kayaknya nggak bisa, deh."

Zea mengerutkan keningnya. "Kenapa?"

"Canggung, Ze. Tutorial buat nggak canggung gimana?"

"Coba cari di internet, gua nggak tau soal gituan," suruh Zea.

Dan benar saja, Sheila mencarinya di internet. Zea merapatkan tubuhnya untuk bisa melihat layar ponsel Sheila.

"Ada banyak, Ze...," keluh Sheila.

"Praktekkin satu-persatu." Sheila menggeleng.

"Gua bakal jadi diri gua sendiri, masa sama pacar sendiri aja canggung," Yakin Sheila.
Padahal saat di depan Sean ia seolah-olah tidak bisa berkutik.

"Yakin?" Sheila mengangguk cepat. "Oke, selamat mencoba, Sheilaaa!"

Sheila tersenyum senang dan kembali memeluk Zea, lalu Zea mengucapkan, "tapi beneran, tugas kimia lo belum selesai sama sekali!"

••••

"Ada hal yang mau gua sampain ke lo, besok bisa ketemuan nggak? Di gazebo pantai tempat biasa?" Pinta Adara.

KALANDRA with ES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang