"𝐋𝐮𝐜𝐮 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠, 𝐦𝐚𝐬𝐚 𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐝𝐢𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐝𝐢𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫𝐤𝐚𝐧. 𝐒𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐨𝐥𝐚𝐡-𝐨𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐞𝐥𝐚𝐧"
•••••••
Sejak kecil ditinggal oleh sang mama...
Aku tidak tau itu kenangan bahagia atau menyedihkan. Bagiku, masa lalu itu hanya sebuah drama yang telah kita pentaskan dari skenario tuhan yang sangat indah
Aku, kamu, dan kita tidak mengetahui endingnya. Tapi kita sebagai pemerannya pasti akan kembali kepada sang pencipta.
Aku tau itu membahagiakan, aku tau itu menyedihkan. Tapi ketahuilah skenario tuhan itu sangat indah seperti ciptaannya. Ada beberapa yang baik, dan ada pula yang kurang baik.
Tidak semuanya terus merasakan kebahagiaan, tidak semuanya terus merasakan kesedihan. Karena mereka itu satu. Di setiap ada kebahagiaan, pasti pula ada kesedihannya, begitupun sebaliknya. Mereka seperti jungkat-jungkit di taman kanak-kanak.
Terkadang kita bahagia mencapai atas, tapi terkadang kita sedih mencapai titik rendah. Tapi mereka akan selalu berdampingan walaupun bertolak belakang.
Ini bukan akhir. Tapi hanya beberapa dari mereka yang sudah berakhir.
Datang berkenalan, kembali tanpa berpamitan. Awal kenangan yang diciptakan gazebo dengan masa kecil, dan diakhiri dengan pergi tanpa berpamitan.
Kau terus mengeluh ingin bertemu seorang wanita pertama yang kau cintai, dan sekarang terwujud. Tapi bagaimana dengan sang Anuja mu?
Anuja yang kesepian dengan berbagai kenangan hangat dalam suatu ruangan yang sangat besar. Suara tawa, tangis, kegaduhan, kesibukan dapur serta aroma masakan yang selalu Anuja tunggu-tunggu sekarang menghilang dengan seorang laki-laki sebagai chefnya.
Tidak ada suara sepeda lipat yang akan selalu ia tunggu-tunggu dan membuatnya berlarian untuk mengambil es kelapanya. Tapi es kelapa tersebut tiba-tiba hambar, walaupun dibuatkan oleh orang yang sama.
Kecupan, pelukan, kehangatan, kasih sayang, nasihat, kekhawatiran, dan canda gurau yang selalu terlontar dari mulut kedua laki-laki yang Anuja sayangi telah tiada.
Semuanya sekarang tampak berbeda karena orang yang meninggalkannya adalah sebagian dari dirinya. Sangat-sangat kehilangan, dan hanya balkon dingin serta sepi ini yang ia rasakan.
Kamar yang penuh dengan buku-buku dan sangat rapi ini akan sepi tanpa penghuni aslinya. Balkon yang selalu terdapat seorang laki-laki yang akan ia peluk dari belakang telah hilang serta senyuman paginya.
Tempat kerja yang selalu ramai dengan suara keyboard sekarang sunyi tanpa ada orang yang akan menariknya untuk bercerita walaupun dalam kesibukannya.
Dengan tidak adanya orang yang benar-benar aku sayangi, aku juga merasakan kehilangan separuh dari dalam diriku. Apakah itu? Mereka yang selalu membuatku merasakan kelengkapan dalam sebuah kehangatan dan juga dalam kesederhanaan.
Aku tidak akan menunggunya, karena aku tau itu hal mustahil, dan jika aku menunggunya. Itu berarti aku yang bodoh.
Aku akan terus melanjutkan perjalanan alurku sendiri tanpa ketiga orang yang aku sayangi, walaupun itu sangat berat. Setidaknya aku memiliki mereka yang menyayangiku seperti aku menyayangi ketiga orang yang meninggalkanku.
Aku akan masih tetap menyukai langit walaupun saat mendung sekali pun. Karena bagiku, langit itu indah dengan berbagai macam keadaannya, yaitu tanpa matahari sebagai cahayanya, bulan sebagai pendampingnya, serta bintang sebagai hiasannya.
Ini aku, dan akan tetap menjadi jati diriku sendiri.
••••
Beberapa foto ES saat liburan:
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.