"Kau terlalu peduli dengan hati orang lain, sedangkan dirimu sendiri tersakiti karena tidak ada yang memperdulikan"
•
•"Ada Kezia sama adiknya Zea di sana," kata seorang gadis di balik pohon kelapa dengan benda pipih yang menempel pada telinganya.
"Kebetulan banget, semua barang udah siap dan kita juga udah siap," balas wanita itu dari sebrang sana.
"Mau kapan?"
"Sekarang, lo awasi mereka dulu, kita bakal ke sana," suruh wanita tersebut yang langsung mematikan ponselnya setelahnya.
"Kebiasaan," gumamnya.
••••
"ARDEN! Jangan jauh-jauh." Kezia mengejar Arden berlari ke arah laut yang lebih jauh, dan itu membuatnya khawatir.
Kezia menarik tangan Arden untuk kembali ke gazebo, tapi saat akan melangkah meninggalkan air laut. Arden menyiratkan air ke Kezia dengan gelak tawanya dan itu membuat Kezia kewalahan karena Arden menyiratkan air sangat banyak. Hingga seluruh pakaian dan tubuhnya basah.
"HAHAHAHA. Kak Zia mau gini terus? Nggak mau balas?"
Kezia tersenyum dengan tangannya yang bersiap membalas Arden. Cipratan air laut mengenai seluruh badan mereka hingga rambut-rambutnya juga. Arden kembali berlari tapi tidak kembali ke air yang dalam, tapi ke sisi air untuk menghindari Kezia yang mengejarnya.
"Kak Zia ayo cepet, masa kalah sama aku?" Arden menertawakan Kezia yang berhenti dengan nafas terengah-engah.
"Capek," kata Kezia. Ia berjalan ke arah gazebo dan langsung bernafas lega saat ia duduk.
Arden berlari ke arah Kezia dan kembali menarik tangan Kezia. "Ayo, Kak!"
"Bentar, Ar. Istirahat dulu."
Arden sangat bersemangat karena bisa kembali bermain dengan Kezia dan tidak ingin berhenti begitu saja karena kesenangannya. Ia mengambil minumannya di samping Kezia dan meminumnya. Ia melirik ponsel Kezia saat tiba-tiba menyala dan berdering menampilkan sebuah panggilan masuk.
Kezia mengambil ponselnya dan mengangkatnya."Kenapa, bang?"
"Kamu masih di pantai?"
"Iya."
"Jangan terus-terusan di sana, udah siang ini. Nanti makin ramai pantainya."
"Iya." Kezia melirik Arden.
"Abis ini pulang ya? Di rumah juga nggak ada siapa-siapa kecuali bi Mina. Kamu jangan lupa bersih-bersih dulu sebelum naik kasur, nanti kotor."
"Iya, abangku sayang..."
"Kenapa kak?" tanya Arden.
Kezia menggeleng dan mematikan ponselnya. "Abis ini pulang ya? Soalnya udah mulai siang, nanti kalau pantainya ramai nggak seru lagi."
Raut wajah Arden seketika berubah sedih dan meletakkan minumannya kembali sebelum meminumnya. "Padahal mau habisin waktu seharian sama kak Zia, tapi pulang."
"Dilanjutin di rumah kak Zia, mau kan?" ajak Kezia.
Arden kembali tersenyum dan mengangguk senang. "Mau.. tapi mau mainan apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KALANDRA with ES [END]
Ficção Adolescente"𝐋𝐮𝐜𝐮 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠, 𝐦𝐚𝐬𝐚 𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐝𝐢𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐝𝐢𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫𝐤𝐚𝐧. 𝐒𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐨𝐥𝐚𝐡-𝐨𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐞𝐥𝐚𝐧" ••••••• Sejak kecil ditinggal oleh sang mama...