Chapter 7

158 23 0
                                    

"Hanya pasrah tanpa ada penolakan atau balas dendam"

"JANGAN HP MULUUU!!! KAMU LIHAT ANAK BI TIYA ABIS JUARA OLIMPIADE IPA, KAMU KOK MALAH KAYAK PEREMPUAN BEJAT!" Bentak Yusra dengan melempar buku Adara ke lantai hingga menimbulkan suara yang keras.

"MAMA UDAH BANYAK CARI CARA BUAT MENGHASILKAN UANG BUAT KAMU DARAA!! DAN KAMU MALAH MEMPERMALUKAN MAMA DAN PAPA KAMU DI DEPAN TEMAN-TEMAN KAMU?" Yusra mendekati Adara yang gemetaran duduk di lantai samping kasur dengan menundukkan kepalanya.

"Maaf."

"SUDAH TERLANJUR!! KAMU LIHAT SEKARANG? MAMA MALU DARAA!! ANAK ADIK KEPALA SEKOLAH KOK GANGGUIN ADIK KELAS, KAMU BUTUH HIBURAN? MAMA BANTU. KAMU MAU SESUATU? MINTA KE MAMA, JANGAN JADI PEREMPUAN YANG BEJAT!! SEMUA KEMAUAN KAMU SELALU MAMA TURUTIN, TAPI ADAKAH KEMAUAN MAMA ATAU PAPA YANG KAMU TURUTI?"

"Aku udah nggak lagi keluar rumah dan selalu turuti semua kemauan mama," jawab Adara dengan tetap menundukkan kepalanya.

"HAHAHAHAHA. IYA JUGA, KAMU KAN MUDAH UNTUK DISURUH DAN DI PERBUDAKAN. TAPI INGAT! JANGAN PERNAH MEMPERMALUKAN MAMA DI DEPAN UMUM DAN JAGA KATA-KATA KAMU, karena mama nggak mau kalau nama baik keluarga kita ternodai hanya karena kamu," ucap Yusra meninggalkan Adara yang masih gemetaran.

Adara mengambil sebuah Pill yang ia simpan di laci samping tempat tidurnya dan langsung meminumnya. Tidak berselang lama, dirinya merasa tenang dan mengantuk. Ia tertidur dengan pipinya yang basah karena air mata, serta memeluk sebuah foto seorang wanita yang meninggalkan dirinya.

"Dara udah tidur?" Tanya Faiz pada Yusra yang menyambut kedatangannya sepulang dari tempat kerjanya.

"Udah, tadi dia abis belajar sambil nangis-nangis karena nggak paham sama materinya. Jadi aku bantuin dikit dan sekarang dia lagi istirahat," bohong Yusra, padahal dirinya yang tadi membentak Adara dengan sangat keras.

"Makasih udah jagain Dara, sayang," ucap Faiz seraya mengelus rambut Yusra.

"Iya, sama-sama. Kamu ganti dulu sana, aku siapin makan malamnya buat kamu," suruh Yusra dengan senyumnya.

"Iya."

Saat Faiz menaiki tangga menuju kamarnya, Yusra tersenyum licik karena sangat mudah sekali membodohi seorang anak dan ayahnya sekaligus. Faiz melirik kamar Adara yang pintunya setengah terbuka dan menampilkan seorang putrinya tertidur tanpa selimut.

Faiz masuk dan memakaikan selimut Adara, lalu mencium kening putrinya. Ia melihat foto yang Adara peluk dan mengambilnya. Foto itu adalah Mama Adara yang telah meninggalkannya karena kecelakaan tabrakan beruntun dulu saat di kota. Faiz menyimpan foto itu di atas laci dan menutup pintu kamar Adara agar putrinya tidak terganggu dengan suara luar.

••••

Zea baru saja pulang dari pekerjaannya di restoran yang ramai tadi. Ia langsung merebahkan tubuhnya di kasur dan menikmati kasur kesayangannya. Menutup mata sebentar hingga 5 menit kemudian barulah ia terlelap. Tapi tidak lama kemudian, ponselnya bergetar terus-menerus yang menandakan ada panggilan yang masuk. Nomor yang tidak ia save, alias nomor asing.

Zea mengangkat telpon tersebut dan berbicara dengan nada rendah karena takut jika dirinya di teror. "Maaf, dengan siapa di sana?"

KALANDRA with ES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang