"Kebahagiaan bukan milik mereka yang punya, tapi milik mereka yang hidup sederhana dengan rasa syukurnya"
•
•Ezra, Zea, Naufal, Arzan, Sean, Sheila, dan Garrel baru saja menyelesaikan sesi sarapannya dan keluar. Arzan mengelus perutnya karenanya kekenyangan, kemarin makan ayam banyak dan malamnya makan daging, lalu sarapan paginya juga tidak terlalu berat, tapi membuatnya kekenyangan.
Garrel berjalan menyamakan langkahnya dengan Arzan dan ikut mengelus perut Arzan. "Masih laper nggak sih?"
Arzan menghentikan langkahnya dan menatap Garrel bingung, bukankah dia juga kenyang karena sarapan tadi? Tapi mengapa menawarinya makanan lagi?
"Gua pengen desert lagi, yang tadi itu enak banget, sampai-sampai gua makan desert 4 kali dan nasinya cuman dikit," kata Garrel.
"Terus?"
"Gua pengen lagi," jawab Garrel.
Arzan jika kenyang akan berhenti dan tidak akan menambahinya lagi. Bisa-bisa nanti ia pusing. "Nanti siang aja, Rel. Gua mau jalan-jalan di sini sama yang lain."
"Ya... Ya, udah deh." Garrel melanjutkan langkahnya menghampiri Sean dan memeluk pundak sepupunya. "Mau jalan-jalan ke mana?"
"Ke kebun strawberry, lo bisa petik sepuasnya," jawab Sean.
"Ha? Beneran? Kalau gua bawa karung nggak apa-apa?" tanya Garrel.
"Lo kok ngelunjak? Ya, jangan berlebihan lah," balas Sean.
Garrel terkekeh dan melirik Sheila yang ada di samping Sean. "La! Lo nggak mau cari strawberry sama gua?"
Sean bersiap akan memukul Garrel tapi Garrel juga sudah siap untuk menghindarinya. "Pagi-pagi gini lo udah bikin gua kesel dua kali."
"Nggak apa-apa, melatih kesabaran," balas Garrel.
"Pagi-pagi itu yang ada melatih fisik, bukan kesabaran karena elo."
Sean menarik tangan Sheila untuk berjalan lebih dahulu daripada bersama Garrel yang membuatnya naik darah jika lama-kelamaan.Garrel suka melihat wajah kesal Sean dan sering membuat sepupunya naik darah. Apalagi jika ia bekerja sama dengan Arsa.
Ezra menepuk pundak Garrel. "Ngapain? Nggak mau ikut?""Pasti ikutlah kalau gini, nggak mungkin kalau gua nggak ikut." Garrel berjalan menghampiri Naufal dan Arzan di sana dan berjalan bersama.
Naufal sudah siap untuk memotret lagi dan lagi. Hobinya memang menyenangkan dan membuat berbagai foto sebagai kenangan. Jika akan pulang nanti, ia akan membuat buku album berisi foto-fotonya saat berlibur dengan teman-temannya.
••••
Segarrr, Adara dan Leon sedang duduk di sebuah bangku kayu yang cukup sederhana dan panjang. Menikmati desiran ombak, semilir angin berhembus, serta es kelapa segar yang mereka minum.
"Mau main ayunan nggak? Yang biasanya lo pakai itu," ajak Leon.
Adara mengangguk senang dan langsung bangkit dari duduknya. Leon terkekeh dan meletakkan esnya yang sudah habis. "Ayo!"
Mereka berdua berjalan kearah ayunan yang terdapat 2 anak kecil menggunakan bando pita yang sangat cantik. Anak kecil tersebut bergantian m untuk menggunakan ayunan dan bergantian siapa yang akan mendorongnya. Adara tersenyum puas, ternyata 2 anak tersebut yang menjaga tempat mainannya yang dulu dan menjaganya agar tetap bersih.
"Haii," sapa Adara, dengan melambaikan tangan dan tersenyum ramah kepada kedua anak kecil itu.
Kedua anak kecil tersebut mengehentikan kegiatannya dan tersenyum ke arah Adara. "Kakak mau main?" tanya salah satu anak kecil tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALANDRA with ES [END]
Roman pour Adolescents"𝐋𝐮𝐜𝐮 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠, 𝐦𝐚𝐬𝐚 𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐝𝐢𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐝𝐢𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫𝐤𝐚𝐧. 𝐒𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐨𝐥𝐚𝐡-𝐨𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐞𝐥𝐚𝐧" ••••••• Sejak kecil ditinggal oleh sang mama...