Chapter 18

98 10 0
                                    

"Perlu sedikit gila untuk menghadapi dunia yang becanda nya nggak kira-kira"

"Bagus-bagus nggak yang tadi om tunjukin?" Tanya Zayan pada Arden yang sedang memakan es krim yang ia belikan.

"Bagus semua, Om, Arden suka," jawab Arden tersenyum.

"Suka yang mana?"

"Aku ikut Om aja, intinya aku bisa sekolah, hehehe." Arden hanya cengengesan, "tapi kalau sekolah yang dekat aja, kayak sekolahnya bang Kalan dulu."

"Sekolah yang kita lihat terakhir tadi?" Arden mengangguk.

Zayan tersenyum mengelus rambut Arden. "Kamu harus rajin-rajin belajarnya, ya?"

"Siap! Dengan senang hati dan semangat ingin sukses membahagiakan kak Zea dan Om Zay," kata Arden dengan hormat.

Zayan terkekeh. "Bagus, habisin, abis gitu pulang, nanti kamu dicariin kakak kamu, kasihan abis sakit." Arden mengangguk.

••••

"Udah baikan Lo?" Ezra menghampiri Zea di gazebo rumahnya.

"Hem..."

"Gua boleh tanya sesuatu nggak? Maaf kalau tersinggung," izin Ezra. Ia takut jika salah.

"Apa?"

"Soal diri lo."

"Emang apaan? Sampai-sampai lo izin dulu," tanya Zea.

"Soal di mana orang tua lo, kenapa lo kerja dan membiayai kehidupan lo sendiri? Lo benar-benar nggak punya orang lain?"

Zea melirik Ezra sebentar dan mengalihkan pandangannya. "Ada."

"Kenapa lo ngekos sebelumnya?"

"Pengen aja."

"Gua serius," ujar Ezra.

"Gua juga"

Ezra memutar bola matanya malas. Zea sungguh tidak bisa ia ajak bicara, dan jawaban Zea juga selalu membuatnya kesal.

"Gua boleh minta tolong nggak?" Tanya Zea mulai menatap Ezra.

"Apa?"

"Beliin gua pembalut."

"Ha?" Potong Ezra, "Nggak!"

"Tolong lah, Ndra. Perut gua sakit, lagi datang bulan, dan datang bulan waktu sakit itu nggak enak tau.."

"Tap-"

"Pliss..," mohon Zea.

"Tapi gua nggak tau apa-apa soal kayak gituan, gua ajarin fisika aja, lo kan IPA, bisalah gua dikit-dikit soal fisika," balas Ezra yang tidak ada sangkut-pautnya.

"Emang apa sangkut-pautnya pembalut sama fisika?" Zea bingung.

"Fisika itu ada gaya, dan lo kebanyakan gaya," ujar Ezra membuat Zea kesal.

"KALANDRA! Gua serius! Kalau lo nggak bisa beliin gua. Ya, udah, gua minta tolong bi Mina aja." Zea sensitif, tidak bisa diajak bercanda maupun berbicara karena malas.

KALANDRA with ES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang