Chapter 9

132 21 0
                                    

"Hilang tidak dicari, ada tidak dihargai"

Tegang, suasana rumah sedang tegang-tegangnya karena Zea yang sedang dites oleh Zayan di dapur. Zea diminta untuk membuat beberapa minuman dan makanan yang selalu diawasi oleh Zayan agar tau bagaimana Zea membuatnya, higienis atau tidak, dan cara pembuatan yang benar atau salah.

Zea berkeringat dingin. Ia meletakkan sup ayam yang merupakan akhir untuknya dalam tes yang diberikan Zayan ke meja makan. Zayan mengambil sendok dan mencoba sup tersebut hingga 2 kali. Ia merasakan sebuah perbedaan antara rasa sup yang biasanya ia buat dengan Zea.

"Sup kamu lebih enak daripada buatan saya." Refleks, Zea menghela nafas lega.

Ezra tersenyum melihat raut wajah Zea yang sepertinya sedikit lebih lega daripada tadi yang tegang hingga berkeringat dingin. "Boleh cobain nggak, pa?"

"Nggak boleh, Zea buatnya seporsi. Jadi ini buat papa," jawab Zayan yang ingin bercanda.

"Bau apa nih? Kok enak?" Tiba-tiba Kezia datang dan duduk di samping Zayan yang langsung menyambar sendok untuk mencicipi sup ayam yang Zea buat.

"Ziaaa..." panggil Zayan menatap Kezia yang serius dengan mangkuknya.

"Maaf," jawab Kezia. "Enak lho, nggak mau cobain, bang?"

"Nggak deh." Ezra memutar tubuhnya akan meninggalkan dapur.

"Mau kemana?" Tanya Zayan.

"Kamar," jawab Ezra dengan malas.

"Anterin Zea ke kamarnya," suruh Zayan. "Sekalian bawain tasnya. Kasihan, pasti berat."

"Sini lo!" panggil Ezra pada Zea yang tersenyum melihat interaksi keluarga Ezra yang menurutnya lucu.

"Ha? O-oh, iya." Zea menghampiri Ezra yang mengambil koper dan tasnya.

Ezra mengantarkan Zea pada kamar yang akan Zea tempati. Kamarnya bersebelahan dengan kamar bi Mina, yaitu pembantu kebersihan dan penjaga kebun sayuran.

"Ini kamar lo, besok lo harus bangun pagi buat masak," jelas Ezra yang diangguki Zea.

"Tunggu!" Zea menghentikan langkah Ezra yang akan pergi. "Kenapa lo tadi terima gua? Padahal gua orang baru yang lo kenal."

"Karena gua kasihan." Ezra tiba-tiba langsung meninggalkan Zea.

Zea terdiam dan melupakan yang tadi Ezra katakan. Sedikit menusuk menurutnya, tapi tidak apa. Ia menarik kopernya dan meletakkan semua barang-barang yang ia bawa. Zea bergegas ke kamar mandi untuk bersih-bersih dan menyiapkan dirinya. Ia akan berangkat bekerja, walaupun dirinya sudah sangat lelah.

Semangatnya untuk bekerja akan tetap terus ia pertahankan demi kehidupannya. Ia tidak melupakan ponakannya, Zea akan mengambil adiknya besok saat pulang sekolah. Karena malam ini mendung, ia takut nanti jika hujan akan membuat adiknya kehujanan pula.

"Maaf, Arden. Kakak jemput kamu besok, kakak hari ini harus kerja dan cari uang buat sekolah kamu juga. Semangat, Zea! Lo harus semangat! Lupakan kelelahan lo dan Keep spirit!" Kata Zea menyemangati dirinya sendiri di depan cermin.

Zea keluar dari kamarnya dengan membawa tas selempangnya. Ia berjalan keluar dengan langkah kaki cepat. Di balkon lantai 2, terdapat Ezra yang melihat Zea keluar dengan terbirit-birit.

KALANDRA with ES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang