Chapter 57

55 3 0
                                    

"Obat untuk rasa sakit hati adalah kasih sayang"

Sebuah rumah besar tapi tidak terlalu kecil juga, cukup sederhana dengan taman kecil dan sebuah ayunan di bawah pohon. Kedua anak kecil itu menghampiri ayunan dan ingin bermain, tapi Talita memanggilnya untuk masuk ke dalam rumahnya. Yusra dan Brian menatap kotak berisikan banyak pakaian yang layak mereka pakai daripada yang sekarang mereka gunakan dan selimut kecil yang diberikan Talita. Baju-baju yang Talita berikan hanya bekas pakaian yang ia gunakan dulu saat kecil dan daripada dibuang, mending disimpan karena banyak kenangannya.

"Ganti pakaiannya ya? Nanti sore bunda beliin pakaian baru buat kalian, kalau sekarang bunda harus kerja dulu," kata Talita.

Anak-anaknya mengangguk dan melihat-lihat pakaian tersebut dengan tersenyum senang karena mendapatkan pakaian baru.

"Ini punya aku."

"Ini punya aku, bukan kamu."

"Tapi aku dulu yang nemuin."

"Tapi aku adiknya, jadi kakak harus ngalah."

Yusra menghela nafasnya saat melihat kedua anak kecil itu bertengkar hanya karena topi bergambar kupu-kupu itu. Ia menyahutnya dan menaruh kembali ke kotak pakaian. "Kalau nggak ada yang mau mengalah, nggak usah dipakai. Daripada berantem."

Talita kembali dengan memasukkan ponselnya ke dalam tasnya. Ia akan berangkat bekerja karena ini tadi hanya waktu istirahat saja. "Bunda kerja dulu, ya? Jangan kemana-mana dan jangan keluar, hati-hati kalau ada orang yang nggak dikenal."

Yusra dan Brian mengangguk paham. Setelah Talita pergi, Yusra menatap rambut Brian yang panjang hingga menutupi hampir kedua matanya dan setengah lehernya. Ia memiliki ide untuk memotong rambut Brian dan merapikannya. Brian mengangguk setuju dan duduk di kursi agar Yusra dapat memotong rambutnya dengan mudah.

Tidak banyak yang Yusra potong, hanya sedikit dan merapikan rambut abangnya. Kedua anak kecil itu juga sedang mandi. Brian tersenyum puas saat melihat pantulan dirinya di cermin karena hasil potongan Yusra. Ia mengambil pakaiannya dan akan mandi juga setelah kedua adik kecilnya selesai.

Hari mulai sore, dan mereka semua tertidur di ruang tamu hanya dengan beralaskan karpet dan tangan yang dijadikan bantal. Mereka sudah lama tidak merasakan nyamannya tidur walaupun hanya di lantai saja, tapi setidaknya sekarang mereka nyaman dan aman karena tidak ada lagi atap yang meneteskan air hujan.

Saat matahari terbenam, barulah mereka mendengar suara mobil memasuki teras dan langsung terbangun. Talita memasuki rumahnya dengan membawa paper bag berisi pakaian dan 2 kantong plastik berisikan makanan. Anak-anaknya tersenyum mengikuti langkah Talita ke dapur. Mata mereka berbinar saat melihat bungkusan makanan banyak yang Talita beli.

Sebelum membagi makanan, Talita memberikan pakaian kepada mereka dan mereka tidak lupa untuk mengucapkan kata "Terima kasih" kepada bundanya. Talita tersenyum dan membagikan makanan yang ia beli. Yusra, Brian, serta kedua adik kecilnya tidak lagi membagi makanannya sekarang, karena mereka sudah mendapatkan makanan masing-masing yang memuaskan dan dapat menahan rasa laparnya.

Mendapatkan makanan, tempat tinggal, kasih sayang, serta kehangatan yang mereka idam-idamkan sekarang terpenuhi. Talita sangat penyabar dan penyayang kepada anak-anaknya. Walaupun bukan dari keluarga yang kaya, ia sangat pandai membagi dan menyimpan keuangannya untuk kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, kehidupannya sangat berkecukupan hingga memiliki mobil yang ia ingin dari jerih payahnya sendiri.

KALANDRA with ES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang