Chapter 27

86 11 0
                                    

"Setiap orang punya tipe kebahagiaan masing-masing"

Suara tawa di rumah Naufal sangatlah keras. Ezra, Sean, Arzan, dan Garrel saling menertawakan satu sama lain. Wajah mereka sampai sangat putih seperti anak kecil setelah mandi dibedakin ibunya. Pipi mereka berwarna pink, wajah putih dengan bedak, dan bibir yang merah karena lipstik.

Naufal memegangi perutnya yang sakit dengan menepuk-nepuk sofa ruang tamu karena tawanya yang terbahak-bahak. Tawa Fino tidak kalah keras, bahkan perutnya juga ikut sakit. Rania juga tertawa pelan sambil mengelus perutnya yang besar. Garrel dan Arzan justru mengambil bedak lagi dan mengusili Ezra dan Sean.

"Udah!" Sean lari menghindari Garrel yang mengejarnya.

Garrel justru semakin gentar untuk mengejar Sean dengan setumpuk bedak di tangannya, bahkan lantai menjadi putih karena ulahnya dengan Arzan.

"Sini, Ndra! Biar tambah ganteng." Bedak yang Arzan bawa mengenai leher Ezra dan membuatnya menjadi putih, bahkan bedaknya mengenai baju bagian belakang Ezra.

Garrel melirik Naufal di sofa yang tertawa yang kencang. Ia menghampirinya secara diam-diam dan langsung mengoleskan bedakan pada pipi Naufal.

"Lepwas sin gua." Naufal menyingkirkan tangan Garrel dan menatap Garrel kesal.

"Biar imbang," ucap Garrel meninggalkan Naufal berlari mengejarnya.

"Sudah-sudah jangan lari," ucap Fino memperingatkan mereka untuk berhenti karena khawatir.

"Sini-sini," pinta Rania menepuk-nepuk sofa di sampingnya.

"Makasih udah turutin kemauan Tante, udah Tante siap makanan di dapur tuh, di makan ya?" Rania beranjak menuju kamarnya dengan Fino yang membantunya karena keberatan dengan perutnya.

Saat Rania dan Fino sudah memasuki kamarnya. Ezra, Sean, Arzan, Garrel, dan Naufal langsung ke dapur dan duduk di kursi.

"Nyokap lo peka ternyata," ucap Arzan.

"Minimal muka kalian bersihlah kalau mau makan," balas Naufal.

Ezra dan Sean langsung ke kamar mandi membersihkan wajah mereka dan kembali dengan mengusap-usap wajahnya.

Naufal melirik Garrel dan Arzan. "Lo pada kagak bersihin muka juga?"

"Muka gua tetep bersih kok." Garrel menepuk-nepuk wajahnya mengakibatkan bedak yang menempel berjatuhan.

"Tuh, kan. Mending sekarang lo bersihin deh, kalau nggak, nggak boleh makan semuanya," ancam Naufal.

Ezra dan Sean menatap Garrel dan Arzan yang sudah mencomot paha ayam.

"Lo pada kalau nggak bersihin muka sekarang gua tampol nih," Sean bersiap untuk menampar keduanya, padahal cuman ancaman.

"Iya-iya, gitu aja sampai mau nampol." Garrel beranjak dari duduknya.

"Tau, tuh. Kek cewek," balas Arzan mengikuti Garrel.

"Ekhm..." Naufal duduk melirik Ezra dan Sean berganti. "Kita sembunyikan aja gimana?"

Tanpa berbicara, Sean langsung mengambil sepiring paha ayam dan menyembunyikannya di dapur, lalu mengacungkan jempolnya pada Naufal.

Garrel kembali dengan menepuk pipinya. Arzan ngacir duluan ke meja makan dan langsung duduk. Senyumannya memudar saat menyadari tidak ada sepiring paham ayam lagi.

"Paha ayamnya mana? Perasaan tadi ada di sini deh," tunjuk Arzan pada bagian tengah meja makan.

"Di makan ayam," jawab Ezra tidak masuk akal.

KALANDRA with ES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang