"Sebuah pengorbanan itu perlu"
•
•Sheila dan Sean ikut mencari Kezia dan Arden di daerah pantai dan bertemu dengan Ezra. Sheila mengabari Sean, tapi tidak memberi tahu kedua orang tua Sean, Arsa, dan Garrel kalau mereka akan membantu mencari Kezia dan Arden.
"Gimana? Ada tanda-tandanya nggak?" tanya Sean.
Ezra menggelengkan kepalanya lemah. "Nggak ada, sama sekali nggak ada."
Hujan semakin deras, dan mereka tidak ada yang membawa payung ataupun jas hujan. Sean hanya memakai jaket agar tetap hangat, tapi tidak dengan Ezra yang hanya mengunakan kaos biasa berwarna hitam dengan lengan pendek.
"Gua gagal," kata Ezra.
Sean menggeleng dan memeluk pundak Ezra. "Enggak, Kezia masih ada kok, cuman belum kita temuin aja."
"Kita cari sama-sama kok, jangan khawatir," tambah Sheila.
Zea dan Nathan menghampirinya saat melihat ada seseorang di gazebo. Terlihat jelas kalau wajah Ezra sangat frustrasi dan kecewa pada dirinya sendiri. Zea mendekatinya dan memeluk Ezra. Sean, Sheila, dan Nathan juga kaget karena aksi Zea secara tiba-tiba. Tidak hanya mereka, bahkan Ezra juga kaget saat Zea menarik kepalanya untuk kedalam pelukannya.
"Permintaan terakhir gua, hilangin rasa sakit ini dari diri gua sendiri. Dia balik lagi, Ze," ucap Ezra, menahan mendungan air matanya.
Zea mengusap-usap punggung Ezra dan mengelus rambutnya. "Enggak, lo masih punya dua permintaan lagi. Ini bukan terakhir, tapi kedua, dan rasa sakit yang lo maksud itu apa?"
"Dada gua mulai sesak lagi, sama kayak waktu perlombaan."
"Gua harus ngapain?"
"Nggak tau, gua nggak punya penyakit sesak ataupun jantungan. Tapi itu tiba-tiba muncul gitu aja."
"Mungkin karena perasaan lo."
Ezra menggeleng. "Gua mau tenang dan temuin Kezia biar balik lagi supaya gua bisa ngerasain itu, Ze."
"Maka dari itu kita di sini buat bantuin elo. Jangan menyerah dulu, kita bakal nemuin Kezia kok."
"Kalau enggak?"
"Pasti ketemu, percaya sama gua."
••••
Yusra ke sebuah gang menuju gedung yang terbengkalai yang terletak di perbatasan di sisi kota. Gedung itu adalah gedung yang sama saat kedua orang tua Zea meninggalkannya untuk selama-lamanya. Yusra kembali mengotak-atik ponsel Kezia yang terdapat banyak pesan masuk dan banyaknya panggilan tidak terjawab.
Orang-orang di luar sana banyak yang menyayangi Kezia, dan Yusra tidak. Karena kekurangan kasih sayang sejak kecil, dan pergaulan yang membuat sikapnya berbeda. Membuatnya tenggelam oleh dirinya sendiri, karena apa? Karena tidak dapat percaya dan selalu menyamakan dirinya dengan orang lain.
"Mending sekarang nggak sih?" tanya salah gadis itu.
Yusra menatap layar ponsel Zea dan memberikan pesan pada nomor Zayan. Sudah terlihat dari nama kontak tersebut, karena Kezia menamainya "Papa tersayang". Yusra tersenyum tipis dan meletakkan kembali ponsel Kezia yang berdering terus-menerus setelah mengirim pesan tersebut kepada Zayan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALANDRA with ES [END]
Подростковая литература"𝐋𝐮𝐜𝐮 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠, 𝐦𝐚𝐬𝐚 𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐝𝐢𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐝𝐢𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫𝐤𝐚𝐧. 𝐒𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐨𝐥𝐚𝐡-𝐨𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐞𝐥𝐚𝐧" ••••••• Sejak kecil ditinggal oleh sang mama...