"Dia datang karena takdir, bukan untuk dirimu"
-Raditya Naufal Kiano.•
•Seorang laki-laki bertubuh tegap dan tinggi duduk di gazebo pinggir pantai dengan menutup matanya. Pagi ini lebih gelap karena mendung, udara dingin yang menyeruak menerpa kulit wajahnya. Wajahnya yang tampan, alis tebal, rahang yang tercetak jelas, bibir yang sedikit tebal. Seorang gadis berlarian menghampiri laki-laki tersebut dengan membawa payung di tangannya.
"Nungguin apa? Matahari nggak bakalan muncul selagi awan masih menutupinya," katanya.
"Kalau tidak ada matahari, tapi masih ada kamu yang selalu ada buat Abang," canda Ezra dengan menarik hidung Kezia gemas.
"Apa sih, bang! Mending sana siap-siap sekolah," suruh Kezia sambil menyodorkan payung untuk Abangnya.
"Kamu nggak sekolah?" Tanya Ezra menerima payung tersebut.
"Iya, tapi aku masuknya agak siang."
"Lho? Kenapa? Lagi di sesi buat ujian?" Tanya Ezra beranjak dari duduknya.
"Iya," jawab Kezia dengan tersenyum sumringah.
"Suka banget sama ujian."
"Daripada ujian hidup ya, kan?" Canda Kezia yang membuat Ezra geleng-geleng kepala.
"Ya, udah ayo balik. Dingin di sini, apalagi gerimis kayak gini."
"Ayokk!"
"Papa udah berangkat?" Tanya Ezra di sela-sela jalannya.
"Papa tadi lagi nyiapin sarapan" jawab Kezia yang diangguki Ezra.
"Abis ujian ada ClassMeeting yah?"
"Iyaa." Kezia menatap langkah kakinya yang sedang bermain-main di atas trotoar menghindari genangan air.
Ezra tersenyum. "Semangat, sayangnya Abang Ez."
Kezia tersenyum. "Semangat juga buat Abang kesayangannya Zia."
Ezra dan Kezia berjalan bersamaan dengan sedikit canda gurauan. Tidak lama, keduanya sampai dan disambut dengan aroma masakan dari dapur yang membuat perut mereka keroncongan. Bau harum masakan di rumah tidak pernah hilang dengan kehangatannya, meskipun keluarga mereka tidak lengkap.
Namun, seorang pria yang menjadi seorang ayah sekaligus ibu mereka selalu memberikan kasih sayang dan cinta dengan sepenuhnya. Zayan tidak pernah mengeluh walaupun terkadang ia sering sakit karena letih mengerjakan tugas kantor dan tugas rumah sekaligus.
Tidak semua pekerjaan ia lakukan, hanya memasak dan menjadi ibu untuk anaknya. Jika tugas membersihkan rumah, itu pekerjaan Bi Mina yang menjaga kebun sayuran belakang rumah agar selalu di siram waktu pagi hari jika terlupakan. Di rumah hanya terdapat 2 sopir dan 1 pembantu, masih sama dengan terakhir Varsa masih ada.
Zayan tidak terlalu suka memakan masakan orang lain kalau bukan dari keluarganya sendiri. Masakan luar? Junk food? Ia hampir tidak pernah membelinya, kecuali dalam keadaan genting saat terjadi sesuatu atau ada tamu yang datang. Ezra dan Kezia juga tidak diperbolehkan untuk sering makan-makanan luar, kalau bisa membawa bekal dari rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALANDRA with ES [END]
Fiksi Remaja"𝐋𝐮𝐜𝐮 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠, 𝐦𝐚𝐬𝐚 𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐝𝐢𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐝𝐢𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫𝐤𝐚𝐧. 𝐒𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐨𝐥𝐚𝐡-𝐨𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐞𝐥𝐚𝐧" ••••••• Sejak kecil ditinggal oleh sang mama...