"Perasaan aneh yang muncul kapan saja itu sangat menggangu"
•
•Menikmati keindahan alam dan senja yang menakjubkan adalah sesuatu yang menenangkan, sekaligus menyenangkan. Kebersamaan dan kehangatan menyelimuti tubuh mereka saat melihatnya. Bisa berkumpul bersama dan melihat keindahan ini dengan canda gurauan yang dibuat-buat. Bisakah waktu berhenti untuk kebahagiaan ini? Jawabannya, tidak.
Senja itu indah dan menakjubkan, namun hanya sebentar, tapi kembali di kemudian hari. Kenangan yang indah tercetak jelas dulunya, namun sirna karena waktu yang memakannya, tapi kenangan itu kembali dengan orang yang berbeda di dalamnya.
"Apa kita bisa bareng-bareng lagi kayak gini ya nantinya?" Tanya Naufal melihat foto-foto di kameranya.
Teman-temannya sibuk menikmati keindahan senja di depan, tapi Naufal sibuk dengan memotret pemandangan serta teman-temannya untuk sebagai album kenangannya nanti.
"Mungkin," jawab Ezra.
"Kita bakal sama-sama terus kok, takdir kematian aja yang nggak bisa kita hindari," balas Arzan.
"Tapi kalau takdir berkata kita berpisah tidak dalam sebuah kematian, gimana?" Tanya Garrel.
"Kita memang berpisah, tapi memori pasti ada," jawab Sean.
"Dan memori akan dimakan oleh waktu ," balas Arzan.
"Gua harap kita bisa sama-sama terus, bahagia terus, walaupun dalam kesedihan, kita juga bakalan bareng-bareng terus," ucap Zea memandangi para laki-laki di sampingnya.
"Katanya Everlasting Shine, ternyata Shine aja yang nggak akan berpisah. Karena cahayanya kekal, nggak kayak kita yang bisa berpisah dengan perubahan yang akan muncul kedepannya," ucap Sheila.
"Gua berharap, kita bakalan bisa sama-sama terus dan bahagia dengan kebersamaan, serta kesedihan yang akan datang. Kebersamaan kita mungkin tidak akan kekal, tapi dengan pancaran kenangan yang selalu kita kenang, itu nggak akan bisa memisahkan kita, karena kita satu dalam Everlasting Shine."
Entah kenapa, setelah Ezra mengucapkan hal tersebut. Teman-temannya langsung terdiam dan tidak ada yang saling menatap, ataupun saling melirik sekilas saja. Mulut mereka semua seakan-akan keluh dan tidak ada sepatah kata pun yang akan keluar. Terdiam dengan hembusan angin menerpa wajah mereka masing-masing, senja serta kegelapan yang mulai berdatangan.
Kelap-kelip lampu hias dan lampu utama tiba-tiba menerangi tempat mereka berdiri memandangi gunung gelap tersebut karena senja sudah berakhir. Malam ini dipenuhi oleh bintang-bintang yang berkelip dan suara tawa mereka, karena besok malamnya akan kembali, jadi hari ini akan mereka puaskan untuk kebersamaan ini.
Sean menggenggam tangan Sheila dan menatapnya. "Ke ruko yuk? Sama jalan-jalan bentar."
"Ayo!" Dengan semangat Sheila menjawabnya dan langsung menarik tangan Sean untuk keluar.
"Gua nggak ikut, ya?" Naufal mendudukkan dirinya di sofa outdoor.
"Nggak! Ingat! Lo harus penuhi tantangannya," seru Arzan.
"Gua mager ini."
Arzan langsung menarik tangan Naufal dan mendorongnya menuju pintu, "iya-iya, ini gua keluar.""Dari tadi kek, jadi nggak nyusahin gua," ujar Arzan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALANDRA with ES [END]
Teen Fiction"𝐋𝐮𝐜𝐮 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠, 𝐦𝐚𝐬𝐚 𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐝𝐢𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐝𝐢𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫𝐤𝐚𝐧. 𝐒𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐨𝐥𝐚𝐡-𝐨𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐞𝐥𝐚𝐧" ••••••• Sejak kecil ditinggal oleh sang mama...